Purwokerto, ANTARA JATENG - Kegiatan "Hi-Link" yang digelar Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi membantu upaya peningkatan usaha kecil dan menengah di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

"Pada Tahun 2017 ini, kami melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berupa kegiatan `Hi-Link`. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi masing-masing kelompok," kata Ketua Tim Kegiatan "Hi-Link" Nur Aini di Purwokerto, Rabu.

Ia mengatakan kegiatan tersebut dilakukan mulai 2016 dan direncanakan berlanjut pada 2018.

Terkait dengan hal itu, tim yang beranggotakan Hidayah Dwiyanti, Retno Setyawati, dan Gunawan Wijonarko membantu UKM di Kabupaten Wonosobo, khususnya yang bergerak di olahan jagung, salah satunya Usaha Dagang (UD) Annisa.

Ia menjelaskan jagung mempunyai peranan yang cukup besar dalam perekonomian dan ketahanan pangan di Wonosobo.

"Jagung juga dapat diolah menjadi tepung, dan tepung jagung dapat digunakan untuk mengganti sebagian atau keseluruhan tepung terigu pada produk pangan," katanya.

Ia mengatakan pengembangan produk pangan berbasis jagung memiliki peluang yang menjanjikan sehingga Pemerintah Kabupaten Wonosobo saat ini menginisiasi program untuk pengembangan diversifikasi pangan berbasis jagung.

Menurut dia, konsep pengembangan tersebut sejalan dengan program yang sedang digiatkan oleh Pemkab Wonosobo, yaitu menciptakan satu produk unggulan untuk satu wilayah "One District, One Product (ODOP)".

"Diharapkan dengan adanya diversifikasi produk maka nilai jual dan nilai ekonomi jagung akan makin meningkat. UKM yang bergerak di bidang pengolahan jagung juga akan makin mantap berproduksi dengan adanya aneka macam varian produk," katanya.

Nur Aini mengatakan UD Annisa merupakan salah satu UKM yang bergerak di olahan jagung dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan sudah cukup beragam, antara lain nasi jagung instan, tepung jagung, aneka kue kering olahan dari jagung, dan kue basah.

Menurut dia, produk-produk dari jagung memiliki peluang besar untuk diekspor yang sudah terbuka kemungkinannya adalah melalui pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Akan tetapi, kata dia, UD Annisa memiliki beberapa kendala pengembangan, terutama dalam hal teknologi dan peralatan, sehingga perlu bantuan dan pendampingan dari perguruan tinggi.

Oleh karena itu, katanya, dalam kegiatan "Hi-Link", pihaknya melakukan penyuluhan, praktik, pendampingan, serta memberi bantuan alat yang didanai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui Program Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bagi Masyarakat.

"Pada proses penyuluhan, dijelaskan tentang pentingnya mengolah jagung untuk meningkatkan nilai ekonominya. Pengeringan juga merupakan topik dalam kegiatan penyuluhan sehingga kami jelaskan pula tentang berbagai teknik pengeringan," katanya.

Ia mengatakan setelah penyuluhan dilanjutkan dengan praktik mengolah jagung menjadi susu jagung, minuman probiotik jagung, dan kue bagea jagung.

Terkait dengan peralatan pengolahan yang menjadi kendala UD Annisa, pihaknya pada 2017 memberikan bantuan berupa dua buah oven, alat pengaduk adonan dodol, inkubator yoghurt, refrigerator, pengemas, dan beberapa alat produksi lain.

Dia menjelaskan peralatan tersebut melengkapi peralatan yang sudah dihibahkan pada kegiatan "Hi Link" pada 2016, antara lain ekstruder, pengering, ayakan, dan "deep frying".

Pemilik UD Annisa, Anis Budijati, mengaku senang dengan adanya kegiatan "Hi-Link" karena membantu meningkatkan produksi sehingga dapat mengangkat perekonomian warga sekitar.

"Kami mengharapkan program ini masih berlanjut tahun depan agar kelompok bisa mendapat manfaat lebih banyak lagi," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024