London, ANTARA JATENG - Atlet Inggris Mo Farah tampil menawan pada awal Kejuaraan Dunia Atletik 2017 di London, Jumat, dengan memenangi lari 10.000 meter putra, sekaligus mengklaim dirinya masih yang terhebat di nomor jarak jauh tersebut.

Di hadapan 55 ribu penonton tuan rumah yang terus mendukungnya, pelari berusia 34 tahun itu berhasil meraih medali emas ke-10 dalam lomba-lomba tingkat dunia yang diikutinya.

Farah sempat ditempel ketat di putaran akhir, bahkan nyaris disusul, sebelum akhirnya melesat dan mengalahkan saingan terdekatnya Joshua Cheptel dari Uganda dan Paul Tanui dari Kenya yang meraih perak dan perunggu.

Ia mencatat waktu 26 menit 49,51 detik, waktu tercepat untuk tahun 2017 ini, sementara Cheptegel membukukan waktu terbaiknya 26 menit 49,94 detik, dan Tanui 26:59,60.

Penampilan gemilang Mo Farah membuktikan bahwa ia tidak kehilangan aura kekuatannya sejak kesuksesannya lima tahun lalu ketika meraih medali emas Olimpiade 2012, juga di stadion yang sama.

Ini merupakan cara sempurna bagi Farah di kejuaraan terakhir sebagai pelari trek sebelum rencana mengalihkan fokusnya pada lintasan jalanan sebagai pelari maraton.

"Jalan untuk mengakhiri karir saya di London, adalah hal spesial," kata Farah usai memeluk anaknya di trek Stadion London itu.

"Ini bukan lomba yang mudah. Saya telah melakukan segala hal dan ini hasil dari perjalanan panjang," tambahnya.

Kemenangan Farah disambut publik tuan rumah, apalagi merupakan emas pertama pada Kejuaraan Dunia Atletik 2017 ini.

Ia masih memiliki kesempatan untuk meraih emas lagi pada nomor 5.000 meter pekan depan.

Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024