Semarang, ANTARA JATENG - Pemerintah Republik Indonesia mendorong peningkatkan produksi dan pasokan pangan untuk pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

"Terkait hal ini, merupakan salah satu pokok rekomendasi yang dihasilkan pada rapat koordinasi hari ini," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo pada acara Diskusi Publik dengan tema Reformasi Pangan untuk Ketersediaan Pangan, Keterjangkauan Harga bagi Masyarakat, serta Mengurangi Kesenjangan Kesejahteraan di Semarang, Jumat.

Beberapa upaya yang dilakukan terkait mendorong peningkatan produksi dan pasokan pangan tersebut di antaranya melalui penerapan reformasi agraria sebagai bagian dari kebijakan pemerataan ekonomi melalui pola klasterisasi produksi pertanian.

Upaya lain juga melalui pengaturan waktu produksi beras untuk kebutuhan yang merata sepanjang tahun disertai peningkatan kapasitas, jumlah penyimpanan beras, dan penambahan dryer.

Selain mendorong peningkatan produksi dan pasokan pangan, pihaknya juga merekomendasikan penguatan pertanian yang diprioritaskan pada percepatan pembangunan proyek infrastruktur penunjang produksi pangan dan infrastruktur konektivitas.

Upaya lain adalah mendorong peningkatan pembiayaan di sektor pertanian. Agus mengatakan salah satunya mengenai perluasan dan peningkatan penyaluran KUR di sektor produksi primer hingga mencapai 40 persen dari total KUR yang disalurkan pada tahun ini, selain itu juga didukung dengan perluasan asuransi pertanian.

Pihaknya juga berupaya meningkatkan distribusi, logistik, dan perbaikan tata niaga pangan, salah satunya melalui pembenahan distribusi dan pemasaran yang difokuskan pada penerapan sistem logistik dan distribusi yang terintegrasi, termasuk koordinasi antardaerah dan pengembangan Toko Tani Indonesia (TTI).

Selanjutnya, pihaknya juga akan membenahi struktur pasar dengan memperkuat pengaturan distribusi pangan oleh pemerintah melalui pengaturan pelaku usaha distribusi terdaftar.

"Selain itu juga melalui monitoring harga sebagaimana yang telah diterapkan di beberapa negara kawasan," katanya.

Dia mengatakan yang tidak kalah penting adalah optimalisasi peran BULOG sebagai lembaga penyangga untuk mendukung stabilisasi harga pangan, serta penyediaan alternatif pasokan komoditas strategis, seperti jagung.

"Selain itu juga penguatan pemantauan harga dan pasokan dengan dukungan sistem informasi dan harga yang terintegrasi, terutama menjelang hari besar keagamaan nasional," katanya.

Sementara itu, Menko Bidang Perekonomian RI Darmin Nasution mengatakan pemerintah terus memprioritaskan infrastruktur dasar terutama untuk pascapanen.

Selain itu, pihaknya juga mendorong adanya minimal satu produk unggulan di satu desa dengan tetap memperhatikan faktor geografi daerah setempat.

"Kalau cocok untuk komoditas cabai ya cabai saja, kalau cocok untuk padi ya padi saja. Ini merupakan langkah awal, begitu reformasi agraria sudah dijalankan, kami akan melangkah lebih jauh salah satunya dengan pengembangan klaster," katanya.

Dia mengatakan untuk reformasi agraria sendiri akan diluncurkan dalam waktu dua minggu ke depan. Selanjutnya, diharapkan klasterisasi dapat segera dilakukan.

Pewarta : Aris Wasita
Editor :
Copyright © ANTARA 2025