Bogor, Antara Jateng - Atlet putri Risa Wijayanti berhasil menyumbangkan medali emas untuk Jawa Tengah pada nomor jalan cepat 20 kilometer putri dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di kompleks GOR Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa pagi.
Risa Wijayanti yang mengenakan nomor dada 147 tersebut memasuki garis finis yang pertama dengan catatan waktu 1:47:56.00 dan itu masih jauh dari rekor PON atas nama Darwati (1:42:17.00) atau rekor nasional atas nama Tersiana Riwo Rohi (1:40:25.00).
Medali perak direbut atlet Jawa Timur Inayati dengan catatan waktu 1:52.26.00, sedangkan medali perunggu direbut atlet Kalimantan Barat Sri Julyani dengan catatan waktu 1:52:44.00.
Dengan raihan itu, tim atletik Jawa Tengah sudah meraih dua medali emas karena sebelumnya atlet tolak peluru putra Kresna Wahyu juga berhasil menyumbangkan medali emas untuk kontingen Jawa Tengah.
Risa Wijayanti usai perlombaan mengaku bersyukur dengan raihan medali emas itu karena merupakan yang pertama sejak keikutsertaan dirinya pada pesta olahraga multieven empat tahunan tersebut.
"Saya sudah empat kali mengikuti PON tetapi baru kali ini saya meraih medali emas karena pada PON 2012 Riau meraih medali perunggu kemudian PON 2008 Kalimantan Timur meraih perak, sedangkan PON 2004 Sumatera Selatan hanya menempati posisi keempat," katanya.
Risa Wijayanti mengucapkan terima kasih kepada Jawa Tengah yang telah memberikan perhatian kepadanya.
"Tentunya ini semua hasil dari kerja keras dan berdoa demi Jawa Tengah," katanya.
Pada kelompok putra nomor jalan cepat 20 kilometer, medali emas direbut atlet tuan rumah Jawa Barat Hendro dengan catatan waktu 1:28:53.00 dan berhasil memecahkan rekor PON atas namanya sendiri 1:29:35.00.
Capaian Hendra itu merupakan yang kedua pada pesta olahraga multieven empat tahunan di Jawa Barat tersebut karena sebelumnya juga meraih medali emas untuk nomor lari jalan cepat 10 kilometer.
Medali perak direbut atlet Kalimantan Barat Indra Abdul Kadir dengan catatan waktu 1:34:09.00, sedangkan medali perunggu direbut atlet Riau Kristian L Tobing dengan catatan waktu 1:36:39.00.
Usai perlombaan Hendro mengaku bermaksud memecahkan rekor nasional atas nama Indra Abdul Kadir (1:29:15.02), tetapi karena kondisi kurang fit maka tidak bisa.
"Kondisi saya baru kurang fit sehingga tidak bisa memecahkan rekor nasional," katanya.
Usai PON, dirinya akan melanjutkan studi S2 di Spanyol, jurusan Sport Manajemen tetapi kalau memang dipanggil untuk pelatnas SEA Games dan Porda Jabar tentunya dirinya akan siap melaksanakannya.
"Setelah ini saya 'pensiun' dulu karena akan melanjutkan studi S2 di Spanyol tetapi kalau nantinya saya dipanggil untuk SEA Games 2017 dan Porda Jabar, saya akan siap," katanya.
Menyinggung soal lintasan untuk jalan cepat, dia mengatakan rutenya bagus karena tikungannya tidak terlalu lebar, tetapi hanya aspalnya yang kurang rata.
"Kalau rutenya bagus ini dibanding PON sebelumnya tetapi kalau aspalnya masih bagus PON sebelumnya," katanya.
Risa Wijayanti yang mengenakan nomor dada 147 tersebut memasuki garis finis yang pertama dengan catatan waktu 1:47:56.00 dan itu masih jauh dari rekor PON atas nama Darwati (1:42:17.00) atau rekor nasional atas nama Tersiana Riwo Rohi (1:40:25.00).
Medali perak direbut atlet Jawa Timur Inayati dengan catatan waktu 1:52.26.00, sedangkan medali perunggu direbut atlet Kalimantan Barat Sri Julyani dengan catatan waktu 1:52:44.00.
Dengan raihan itu, tim atletik Jawa Tengah sudah meraih dua medali emas karena sebelumnya atlet tolak peluru putra Kresna Wahyu juga berhasil menyumbangkan medali emas untuk kontingen Jawa Tengah.
Risa Wijayanti usai perlombaan mengaku bersyukur dengan raihan medali emas itu karena merupakan yang pertama sejak keikutsertaan dirinya pada pesta olahraga multieven empat tahunan tersebut.
"Saya sudah empat kali mengikuti PON tetapi baru kali ini saya meraih medali emas karena pada PON 2012 Riau meraih medali perunggu kemudian PON 2008 Kalimantan Timur meraih perak, sedangkan PON 2004 Sumatera Selatan hanya menempati posisi keempat," katanya.
Risa Wijayanti mengucapkan terima kasih kepada Jawa Tengah yang telah memberikan perhatian kepadanya.
"Tentunya ini semua hasil dari kerja keras dan berdoa demi Jawa Tengah," katanya.
Pada kelompok putra nomor jalan cepat 20 kilometer, medali emas direbut atlet tuan rumah Jawa Barat Hendro dengan catatan waktu 1:28:53.00 dan berhasil memecahkan rekor PON atas namanya sendiri 1:29:35.00.
Capaian Hendra itu merupakan yang kedua pada pesta olahraga multieven empat tahunan di Jawa Barat tersebut karena sebelumnya juga meraih medali emas untuk nomor lari jalan cepat 10 kilometer.
Medali perak direbut atlet Kalimantan Barat Indra Abdul Kadir dengan catatan waktu 1:34:09.00, sedangkan medali perunggu direbut atlet Riau Kristian L Tobing dengan catatan waktu 1:36:39.00.
Usai perlombaan Hendro mengaku bermaksud memecahkan rekor nasional atas nama Indra Abdul Kadir (1:29:15.02), tetapi karena kondisi kurang fit maka tidak bisa.
"Kondisi saya baru kurang fit sehingga tidak bisa memecahkan rekor nasional," katanya.
Usai PON, dirinya akan melanjutkan studi S2 di Spanyol, jurusan Sport Manajemen tetapi kalau memang dipanggil untuk pelatnas SEA Games dan Porda Jabar tentunya dirinya akan siap melaksanakannya.
"Setelah ini saya 'pensiun' dulu karena akan melanjutkan studi S2 di Spanyol tetapi kalau nantinya saya dipanggil untuk SEA Games 2017 dan Porda Jabar, saya akan siap," katanya.
Menyinggung soal lintasan untuk jalan cepat, dia mengatakan rutenya bagus karena tikungannya tidak terlalu lebar, tetapi hanya aspalnya yang kurang rata.
"Kalau rutenya bagus ini dibanding PON sebelumnya tetapi kalau aspalnya masih bagus PON sebelumnya," katanya.