Solo (ANTARA) - Sebanyak 100 perempuan mengikuti kegiatan Pendidikan Kader Penggerak yang diselenggarakan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, 4-6 November.
Pada pembukaan kegiatan, Selasa, anggota Dewan Pengarah Lembaga Kaderisasi Nasional (LKN) DPP PKB Zaini Rahman mengatakan program pendidikan tersebut merupakan bagian dari kaderisasi yang diselenggarakan oleh PKB.
"Sebenarnya kalau kaderisasi itu sudah berjalan di PKB, di NU (Nahdlatul Ulama) juga berjalan," katanya.
Ia mengatakan selama ini program kaderisasi di NU dilaksanakan secara menyeluruh sehingga PKB harus paralel dengan itu.
"Poin pertamanya adalah mendidik warga NU sendiri, baik dalam konteks sebagai kader maupun warga NU maupun dalam konteks sebagai kader maupun warga PKB. Dalam politik ke depan kita nggak bisa mengandalkan orang mengukur dengan uang, bukan karena pilihan akalnya. Saya kira semua partai menekankan itu, kalau tidak begitu partai akan mati," katanya.
Selama tiga hari tersebut, para peserta akan menerima sejumlah materi, baik soal wawasan kebangsaan, Aswaja, NKRI dan Pancasila, serta politik dan pemilu yang benar.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKB Mohamad Toha mengatakan pelaksanaan program tersebut terstruktur dan terjadwal minimal sekali setahun di tiap dapil.
"Jadi memang membuat kader militan, untuk bisa jadi caleg, jadi kader, jadi pengurus di NU dan sebagainya," katanya.
Dari seluruh peserta, sekitar 50-60 persen di antaranya adalah kader baru, termasuk anak-anak muda yang mulai terjun ke politik.
"Harapannya ini dapat menambah komitmen, wawasan, dan semangat berjuang di medan politik," katanya.

