Semarang (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jawa Tengah Abdul Kholik mengingatkan bahwa pondok pesantren selama ini telah melahirkan banyak pejuang, bahkan sebelum era kemerdekaan.
"Pesantren itu sudah ada sejak sebelum kemerdekaan. Bahkan, mereka (pesantren, red.) melahirkan para pejuang, para mujahid," katanya, di Semarang, Kamis, menanggapi polemik tayangan Pondok Pesantren Lirboyo dalam program Xpose Uncencored.
Hal tersebut disampaikannya usai Focus Group Discussion (FGD) Studi Empirik Tindak Lanjut Prolegnas Prioritas Tahun 2026 dan Prolegnas Jangka Menengah Tahun 2025-2029 Usulan DPD RI, di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
"Ini menjadi pembelajaran untuk media di dalam menyaring informasi, dan tentu kami sangat prihatin, menolak, serta mengecam sikap-sikap yang merendahkan pesantren, merendahkan ulama. Itu bukan karakter bangsa Indonesia," katanya.
Karena itu, kata dia, tidak sepantasnya para ulama yang telah berjuang melalui pesantren untuk mencetak tokoh bangsa justru dilecehkan dalam bentuk apapun, termasuk tayangan televisi.
"Jadi kalau hari ini ulama dan pesantren dilecehkan sangat tidak pantas," kata senator asal Jawa Tengah itu.
Ia meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk melakukan penindakan terhadap stasiun televisi yang menyiarkan tayangan yang menimbulkan polemik tersebut.
"KPI yang punya otoritas untuk melakukan pengawasan, sekaligus penindakannya. Ya, saya kira KPI harus segera mengambil tindakan agar masalah ini tidak menimbulkan kegaduhan lain yang tidak perlu," katanya.
Sebelumnya, Trans7 melalui program Xpose Uncensored menayangkan video yang menampilkan para santri dan jamaah sedang menyalami kiai yang sedang duduk. Ada pula potongan video yang memperlihatkan seorang kiai yang sedang turun dari mobil.
Narasi suara dari video itu menyebutkan bahwa santri rela ngesot demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai.
Menurut narator, kiai yang sudah kaya seharusnya yang memberikan amplop kepada santri.
Cuplikan tayangan program itu mendapatkan reaksi keras dari beragam pihak. Para netizen lantas menyerukan boikot kepada Trans7.
Trans7 telah melayangkan permohonan maaf resmi secara terbuka dan telah menjatuhkan sanksi pemutusan kerja sama kepada rumah produksi yang memproduksi program Xpose Uncencored pada tanggal 14 Oktober 2025.
Perwakilan dari manajemen Trans7 juga sudah datang langsung ke Pondok Pesantren Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (15/10), setelah video viral yang dinilai membuat sakit hati para santri dan ulama.
Baca juga: PWNU DKI desak Trans7 tayangkan permohonan maaf selama tujuh hari di "prime time"

