Salatiga (ANTARA) - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Salatiga menyelenggarakan seminar nasional bertema Deep Learning dalam Pembelajaran di Sekolah.
Kegiatan yang terselenggara atas kerja sama dengan Yayasan Cendekia Muda Madani (AMADA) tersebut bertempat di Aula Lantai 3 Gedung FTIK UIN Salatiga, Jawa Tengah, Rabu.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Ketua Prodi Tadris Matematika FTIK UIN Salatiga Prof. Winarno, Ketua Prodi Tadris IPA FTIK UIN Salatiga Dr. Peni Susapti, Direktur Eksekutif Cendekia Madani Budy Sugandi, Ph.D.
Bertindak sebagai moderator adalah M. Ghani Rohman, M.Pd., yang merupakan Dosen Prodi Tadris Matematika FTIK UIN Salatiga.
Seminar ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep deep learning, yakni pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan kemampuan adaptif kepada para pendidik dan calon guru di lingkungan kampus.
Prof. Winarno mengapresiasi dan menyoroti pentingnya penerapan pendekatan deep learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
“Guru perlu mengubah paradigma mengajar dari sekadar transfer pengetahuan menjadi fasilitator pembelajaran bermakna,” katanya.
Sementara itu, Dr. Peni Susapti menjelaskan dalam pembelajaran sains, deep learning sangat relevan untuk menumbuhkan daya nalar dan rasa ingin tahu siswa. Ia menekankan pembelajaran tidak boleh berhenti pada hafalan, melainkan harus mendorong siswa memahami konsep secara utuh dan aplikatif.
“Pembelajaran IPA harus membangun kesadaran ilmiah. Siswa tidak hanya tahu bahwa suatu fenomena terjadi, tapi juga memahami mengapa dan bagaimana hal itu terjadi,” ujar Dr. Peni.
Ia mengatakan dengan pendekatan deep learning, guru dapat membantu siswa menemukan makna di balik setiap konsep, sehingga ilmu pengetahuan menjadi bagian dari cara berpikir mereka sehari-hari.
Sementara itu, Budy Sugandi, Ph.D. dalam paparannya menjelaskan keterkaitan antara deep learning dan kecerdasan buatan (AI) di era digital.
“Sekolah dan guru perlu menyiapkan siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan memanfaatkan kecerdasan buatan. Ada banyak tugas dan pekerjaan menjadi mudah dengan bantuan kecerdasan buatan. Pendekatan deep learning memberi ruang untuk itu,” katanya.
Acara ini diikuti secara antusias oleh 250 mahasiswa, dosen, serta praktisi pendidikan. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi interaktif yang berlangsung sepanjang sesi.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan peserta makin siap menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21 melalui penerapan pendekatan deep learning di sekolah.

