Jepara (ANTARA) - Belasan kawasan pesisir di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang terdampak abrasi perlu dibangun seawall dan jetty, sebagai upaya menjaga kelestarian ekosistem pantai sekaligus melindungi permukiman warga, kata Bupati Jepara Witiarso Utomo.
"Pembangunan seawall atau tanggul laut dan jetty atau pelindung pantai ini juga untuk mengamankan areal pertanian yang potensial tergerus abrasi di pesisir utara Pulau Jawa," ujarnya di sela-sela kegiatan penanaman mangrove dan resik-resik pantai dalam rangka Peringatan HUT TNI ke 80 dan HUT Kodam Diponegoro ke 75 yang digelar di kawasan pantai sekitar lapangan tembak Mororejo, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Rabu.
Ia menjelaskan proyeksi pembangunan tersebut didasarkan pada hasil studi Detail Desain (DD) Penanganan Kerusakan Pantai Jepara yang dilakukan Dinas PU SDA dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah tahun 2024. Dari data itu, tercatat ada 11 titik pantai yang diproyeksikan dibangun seawall dan jetty.
Rinciannya yakni Pantai Cemara Kasih dan Pantai Ketapang di Kecamatan Donorojo, Pantai Bringin (Keling), Pantai Mahbang dan Pantai Bayuran (Kembang), Pantai Balekambang, Pantai Bondo, Pantai Ombak Mati (Bondo), serta Pantai Ujung Piring, Pantai Selayar, dan Pantai Ngelak di Kecamatan Mlonggo.
Berdasarkan desain teknis, Pantai Cemara Kasih diproyeksikan dibangun seawall tipe A sepanjang 740 meter, Pantai Mahbang seawall tipe B sepanjang 1.530 meter, Pantai Bondo jetty (rubble mound) sepanjang 100 meter, hingga Pantai Ngelak seawall tipe B sepanjang 400 meter.
"Abrasi di Jepara memang mengkhawatirkan. Karena itu kami berharap pemerintah pusat maupun provinsi ikut menangani persoalan ini," ujarnya.
Pemkab Jepara sendiri telah mengirimkan surat resmi kepada Menteri Pekerjaan Umum tertanggal 18 Maret 2025, ditembuskan kepada sejumlah pihak terkait, termasuk Menteri PPN/Bappenas, Menteri Kelautan dan Perikanan, Ketua Komisi V DPR RI, hingga Gubernur Jawa Tengah.
Dalam surat tersebut, juga dicantumkan sejumlah kawasan pesisir terdampak abrasi, mulai dari wilayah selatan seperti Desa Surodadi, Bulak Baru, Tanggul Tlare (Kecamatan Kedung), dan Desa Semat (Tahunan), hingga kawasan utara seperti Desa Jambu (Mlonggo), Desa Bondo (Bangsri), Desa Tubanan (Kembang), dan Desa Bandungharjo (Donorojo).
Selain pembangunan fisik, Bupati juga menekankan pentingnya langkah ekologis berupa penanaman mangrove. Menurutnya, kegiatan di Pantai Mororejo harus dimaknai bukan hanya sebagai seremoni, melainkan upaya nyata menjaga keseimbangan alam.
"Alam yang kita pelihara akan membawa manfaat sampai anak cucu kita. Semoga ini menginspirasi masyarakat Jepara untuk selalu menjaga lingkungannya, agar tetap memberi berkah bagi kehidupan," ujarnya.
Sementara itu, Komandan Kodim 0719/Jepara Letkol Arm Khoirul Cahyadi mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan pantai, mengingat Jepara memiliki garis pantai panjang yang menjadi daya tarik wisatawan.
"Jepara punya garis pantai yang cukup panjang dan menarik. Maka kita semua harus sadar untuk menjaga kebersihan pantai karena ini sudah menjadi ikon Jepara," ujarnya.
Ia juga menambahkan perubahan iklim dan cuaca menuntut adanya langkah nyata untuk mencegah abrasi. Salah satunya dengan penanaman mangrove.
"Semoga kegiatan ini membuat pantai lebih indah, wisatawan semakin banyak ke Jepara, dan penanaman mangrove bisa menjadi wisata baru sekaligus mencegah abrasi," ujarnya.
Baca juga: Sebanyak 128 desa di Kabupaten Jepara telah lunas pembayaran PBB-P2

