Solo (ANTARA) - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pondok Pesantren Internasional KH Mas Mansur Pesantren Mahasiswa (Pesma) sukses menyelenggarakan pembukaan Darul Arqam Dasar (DAD) dan Stadium General bertempat di masjid KH Mas Mansur Kampus 4 UMS, Solo, Jawa Tengah, Kamis (20/11).
Kegiatan DAD ini mengusung tema Katalisasi Kader, Asimilasi Ideologi. Katalisasi kader melalui asimilasi ideologi dalam Darul Arqam Dasar (DAD) merupakan proses penting bagi pembentukan jati diri mahasantri. DAD berperan sebagai katalis yang mempercepat transformasi nilai tanpa mengubah hakikat individu, melainkan memperkuatnya dengan dasar ideologis yang kokoh.
Melalui proses ini, mahasantri tidak hanya dibentuk menjadi insan akademis tetapi juga menjadi kader yang berjiwa religius, berintelektualitas tinggi, dan berperikemanusiaan luhur sesuai nilai trikoda IMM. Dengan demikian, DAD bukan sekadar agenda perkaderan, melainkan juga ruang pembelajaran ideologis yang menumbuhkan kesadaran akan peran, tanggung jawab, dan arah perjuangan sebagai kader Muhammadiyah dan umat manusia.
Pembukaan kegiatan DAD ini dihadiri oleh 111 peserta, Tenaga Ahli Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah Muhammad Adam Ilham Mizani, Ketua Umum IMM cabang Sukoharjo IMMawan Anas Asy’ari Nasuha, S.H., Direktur Pesma Internasional KH Mas Mansur Ibunda Muamaroh, Ph.D., dan 17 tamu undangan dari perwakilan PC IMM Sukoharjo, serta pihak internal Pesma Internasional KH Mas Mansur.
Ketua pelaksana IMMawan Abbad Muhammad Zahid menyampaikan harapan kepada mahasantri agar memiliki tiga kualitas utama yang didasarkan pada trikoda IMM. Ia juga menekankan pentingnya keseimbangan antara trikoda IMM, yakni religiusitas intelektualitas, dan humanitas sebagai modal penting bagi para mahasantri Pesma KH Mas Mansur.
"Jadi dengan nilai religiusitas, intelektualitas, dan humanitas, diharapkan teman-teman sekalian menjadi mahasantri yang sholeh, berpikiran kritis, dan juga bekal terhadap kepekaan lingkungan sekitar," katanya.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh ketua umum PK IMM KH Mas Mansur IMMawan Azhar Ardiansyah Al Aziz. Ia menyampaikan kegiatan DAD dirancang sebagai wadah bagi para kader untuk berproses, di mana fokus pada penguatan leadership, critical thinking, dan manajemen organisasi. DAD ini juga bertujuan untuk memantapkan pondasi mahasantri agar benar-benar memanfaatkan privilege sebagai mahasiswa.
"Bagaimana DAD kali ini menjadi wadah atau sebuah agenda bagi teman-temen untuk berproses, nilai-nilai leadership, critical thinking, dan manajemen organisasi, itu pasti akan didapatkan di DAD kali ini," ungkapnya.
Ia berharap setelah selesainya rangkaian acara DAD ini, mahasiswa dapat membiasakan diri untuk berani beropini, berpendapat, dan menghidupkan dialektika dalam ruang-ruang sunyi di kelas.
Sambutan lainnya disusul oleh Ketua Umum Pimpinan Cabang (PC) IMM Sukoharjo IMMawan Anas Asy’ari Nasuha, S.H. Ia menegaskan DAD Pesma ini didorong oleh intelektual dan spiritual. Ia juga menyampaikan keunikan Pesma yang konsisten dalam memaknai masjid sebagai pusat pergerakan.
Ia menyatakan religiusitas dalam konteks ini tidak berhenti pada wilayah ritual semata melainkan juga menjadi nafas perkaderan progresif dan menjadi ruang untuk berdialog intelektual.
"Tapi yang unik dari Pesma itu, pembukaan saja kita bisa lihat, pesma itu menyandang betul bahwa masjid adalah pusat pergerakan. Kita bisa lihat pemaknaan dari religiusitas yang kemudian hadir dari Pesma ini sebagai napas perkaderan bukan hanya berhenti pada wilayah ritual tapi juga menjadikan masjid sebagai basis pergerakan, sebagai agenda progresif," katanya.
Ia juga menekankan esensi masjid yang menjadi titik temu lahirnya pemikiran-pemikiran baru dalam menjawab tantangan sosial, di mana hal ini juga sejalan dengan QS. Ali-Imran, 110.
Sambutan terakhir sekaligus pembukaan DAD PK IMM KH Mansur yang disampaikan oleh direktur Pondok Pesantren Internasional KH Mas Mansur Ibunda Muamaroh, Ph.D. Ia menekankan wajibnya untuk mengikuti agenda DAD PK IMM KH Mas Mansur karena kader yang dihasilkan tentu memiliki tanggung jawab besar untuk memajukan dan mensejahterakan Indonesia.
Ia menjelaskan agar kader IMM lulus dengan bekal yang matang dan siap menjadi penggerak serta teladan yang konsisten. Setelah mengikuti rangkaian acara DAD ini, dikatakannya, para kader harus diberikan pembekalan utama yaitu penguatan Trilogi IMM, yakni kemahasiswaan, kemasyarakatan, dan keagamaan yang wajib didasari oleh religiusitas.
"Trilogi IMM menjadi dasar anak-anak IMM memiliki akhlak yang baik, humanitas yang baik, dan juga akademiknya bagus, tetapi itu semua tidak cukup dan harus didasari oleh religiusitas yang bagus seperti jamaah dan baca Al Qur’an nya, hingga nanti anak-anak lulus sudah siap sudah punya bekal," ucapnya.
Rangkaian acara berikutnya, Stadium General yang dipaparkan oleh Tenaga Ahli Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Muhammad Adam Ilham Mizani. Ia menjelaskan bagaimana seorang kader Muhammadiyah harus punya visi misi yang besar dan seorang kader harus bisa mengangkat kebodohan di Indonesia ini.
"Seorang mahasiswa seharusnya sadar akan previllegenya sebagai mahasiswa yang bisa mengenyam perguruan tinggi. Menjadi penting bagaimana mahasiswa menyadari akan perannya kelak akan menjadi negarawan atau pemimpin di Indonesia tentunya," katanya.
Ia juga menyinggung tentang jabatan dalam berpolitik ketika diamanahkan kepada kader IMM itu tentunya berbasis kompetensi dan ketika ingin tidak terjebak dalam nilai pragmatisme
"Kader IMM diharapkan mapan dalam mencukupi kebutuhan perut atau primer terlebih dahulu," katanya.

