Solo (ANTARA) - Perguruan tinggi vokasi di bawah Kementerian Perindustrian RI Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo) berkomitmen menyiapkan lulusan melek AI (kecerdasan buatan) di era industri 4.0.
Pada perayaan Dies Natalis Ke-X serta Wisuda Diploma Dua (D-II) Angkatan Ke-IX di kampus AK-Tekstil Solo Jalan Ki Hajar Dewantara, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu, Direktur AK Tekstil Wawan Ardi Subakdo menekankan strategi pengembangan SDM yang menyeluruh untuk menjawab tantangan industri 4.0.
“Kami mempersiapkan lulusan tidak hanya dengan kompetensi teknis, tetapi juga dengan mindset inovasi dan adaptasi teknologi, khususnya AI, agar dapat menjadi penggerak transformasi digital dalam industri tekstil nasional,” katanya.
Ia mengatakan pendekatan ini dirancang untuk menciptakan tenaga kerja yang mampu berkontribusi sebagai pengembang teknologi, bukan sekadar pengguna.
Komitmen tersebut didukung penuh oleh berbagai pemangku kepentingan strategis, termasuk Kementerian Perindustrian, Pemerintah Kota Surakarta, dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia. Ia mengatakan kehadiran para pemangku kepentingan pada acara wisuda menegaskan pentingnya peran AK-Tekstil Solo dalam menyediakan SDM unggul yang siap mendukung daya saing industri tekstil di tingkat global.
“Sebagai institusi vokasi yang berfokus pada industri, AK-Tekstil Solo terus menyesuaikan kurikulum dan metode pembelajarannya sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri. Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan tidak hanya siap kerja tetapi juga mampu menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan bagi sektor tekstil di Indonesia,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Respati Ardi mengatakan semangat yang diusung oleh AK-Tekstil Solo selaras dengan rumah siap kerja yang merupakan program Pemkot Surakarta.
“Pendidikan harus berorientasi dengan dunia industri dan dunia kerja, bahwa hari ini kita melihat lowongan pekerjaan banyak tapi pengangguran juga banyak. Ini yang perlu dikembangkan link and match agar tepat sasaran,” katanya.
Terkait hal itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk bisa mencari universitas yang jelas serapan kerjanya.
“Makanya untuk di Solo pada tahun depan saya menganggarkan 100 beasiswa dari masyarakat berpenghasilan rendah berkuliah AK-Tekstil agar bisa memutus mata rantai kemiskinan,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Jawa Tengah Samuel mengatakan AK-Tekstil Solo menyiapkan lulusan siap kerja yang memiliki kemampuan untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan inovasinya.
“Termasuk juga mengembangkan produk-produk perusahaannya. Jadi lulusannya pasti beda dengan lulusan SMK,” katanya.
Terkait dengan dunia industri tekstil di Indonesia, pihaknya mewakili asosiasi melihat banyak perusahaan baru yang bertumbuh di Indonesia.
“Yang membedakan dengan negara lain adalah Indonesia masih kekurangan tenaga ahli. Kita butuh tenaga kerja ahli sehingga membentuk ekosistem yang bagus untuk industri tekstil Indonesia, dengan demikian diharapkan industri tekstil di Indonesia akan tumbuh kembali,” katanya.
Sementara itu, AK-Tekstil Solo mencatat tingkat penyerapan lulusan yang tinggi membuktikan keberhasilan AK-Tekstil Solo dalam mempersiapkan mahasiswanya untuk terjun ke dunia kerja. Sebanyak 22 perusahaan tekstil dan produk tekstil terkemuka di Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Barat telah menerima lulusan angkatan 2025.
Keberhasilan ini didukung oleh penerapan sistem pendidikan dual system yang dirancang untuk memenuhi tuntutan industri dan Revolusi Industri 4.0.
Sebanyak 93 wisudawan dan wisudawati dari tiga program studi menerima ijazah dalam acara yang dihadiri oleh keluarga, perwakilan industri, serta staf dan karyawan. Jumlah tersebut terdiri dari 17 lulusan Teknik Pembuatan Benang, 13 lulusan Teknik Pembuatan Kain Tenun, dan 63 lulusan Teknik Pembuatan Garmen.
Dengan demikian, total alumni AK-Tekstil Solo kini mencapai 1.543 orang. Tiga lulusan terbaik masing-masing program studi adalah Adel Nur Muhammad Irfan Ghozali (IPK 3,91) dari Teknik Pembuatan Benang, Fatimah Nurul Azizah (IPK 3,96) dari Teknik Pembuatan Kain Tenun, dan Rayan Sintana (IPK 3,98) dari Teknik Pembuatan Garmen.

