Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memantau perkembangan banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Kecamatan Sumpiuh dan Tambak akibat hujan lebat yang terjadi sejak Jumat siang.
"Benar, ada kejadian banjir di Sumpiuh sama Tambak. Tim kami sedang dan sudah berada di lokasi untuk melakukan pendataan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Jumat malam.
Ia mengatakan berdasarkan data sementara yang dihimpun BPBD Banyumas, banjir dilaporkan terjadi di beberapa desa dan grumbul (dusun) di dua kecamatan tersebut.
Di Kecamatan Tambak, wilayah yang terdampak antara lain Desa Gumelar Lor, Desa Gumelar Kidul, dan Grumbul Klepusari di Desa Pesantren.
Sementara di Kecamatan Sumpiuh, banjir merendam Grumbul Karet di Kelurahan Sumpiuh, serta Desa Karanggedang dan Desa Kemiri.
"Data ini masih bergerak (dinamis), karena tim kami masih melakukan asesmen dan pendataan di lapangan bersama peralatan yang dibutuhkan," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan penyebab utama banjir adalah curah hujan yang sangat tinggi dengan durasi cukup lama yang terjadi pada Jumat (19/9) siang hingga sore, sehingga mengakibatkan genangan di sejumlah area permukiman warga.
"Ketinggian air di setiap titik bervariasi, ada yang di atas mata kaki, ada yang di bawah lutut," kata dia yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Banyumas.
Terkait dengan hal itu, Budi mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan banjir, khususnya warga Kecamatan Tambak, Sumpiuh, dan Kemranjen untuk tetap waspada terhadap kemungkinan genangan air meluas karena hujan masih berpotensi terjadi di wilayah Banyumas.

Selain menggenangi area permukiman, banjir juga dilaporkan sempat menggenangi ruas jalan nasional Sumpiuh-Tambak, sehingga mengganggu arus kendaraan yang melintas di jalur selatan Jawa Tengah itu.
"Informasi terakhir yang kami terima malam ini, tadi sempat tergenang tapi sekarang sudah surut. Arus kendaraan kembali normal, namun kami tetapi perintahkan anggota Satlantas berpatroli untuk antisipasi," kata Kepala Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas Komisaris Polisi Harman Rumenegge Sitorus.
Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan kondisi gangguan cuaca yang cukup intens pada musim kemarau tahun 2025 membuat peralihan musim hampir tidak tampak.
Akan tetapi, kata dia, indikasi awal masa transisi sudah mulai terasa dengan munculnya sambaran petir dan turunnya hujan lebih sering pada malam hingga pagi hari.
Menurut dia, karakteristik umum cuaca pada masa transisi adalah pagi hari cenderung cerah, sedangkan sore atau malam mulai turun hujan yang biasanya disertai petir, dengan arah angin bervariasi dan suhu udara terasa lebih panas atau gerah.
"Lambat laun cuaca akan segera masuk ke musim transisi tersebut. Namun masyarakat perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir maupun angin kencang yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, termasuk puting beliung," katanya di Cilacap, Jumat (19/9).
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca, wilayah Kabupayen Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya dalam tujuh hari ke depan masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, terutama pada periode tiga hari pertama.
"Suhu udara diperkirakan berkisar 24–32 derajat Celcius, angin bertiup dari tenggara dengan kecepatan 5–30 kilometer per jam, serta kelembapan udara antara 67–96 persen," kata Teguh.

