Kudus (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mempercepat proses perbaikan 50 sekolah dasar (SD) dan SMP yang mengalami kerusakan bervariasi untuk diselesaikan sebelum memasuki musim hujan.
"Awalnya ada 58 sekolah yang menjadi sasaran perbaikan maupun penambahan sarana dan prasarana, namun karena ada yang sudah mendapatkan alokasi anggaran dari sumber lain, akhirnya ada tujuh paket kegiatan yang dialihkan ke sekolah lain melalui APBD Perubahan 2025," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Anggun Nugroho di Kudus, Kamis.
Ia mengungkapkan dari puluhan paket kegiatan tersebut, sebagian besar untuk SD dan SMP hanya sembilan paket.
Sementara besarnya anggaran, kata dia, untuk 49 paket perbaikan SD sebesar Rp8,42 miliar, sedangkan sembilan paket untuk perbaikan SMP sebesar Rp944,02 juta. Namun, karena ada pengalihan tujuh paket, tentunya anggarannya tidak lagi Rp9,37 miliar.
Upaya percepatan, kata dia, terus dilakukan, sehingga saat ini ada 38 paket kegiatan yang sudah tahap kontrak, sedangkan lima paket kegiatan proses penyedia jasa. Sedangkan selebihnya tahap lelang katalog elektronik, karena berupa pengadaan alat peraga.
Paket kegiatan yang melalui mekanisme lelang, kata dia, saat ini memasuki masa sanggah, ketika lancar, bulan ini bisa mulai pengerjaan fisik, sehingga pengerjaan bisa segera dilakukan, karena ketika bersamaan dengan musim hujan tentunya pekerjaan bisa terhambat.
Upaya percepatan sebelumnya, kata dia, sudah membuahkan hasil karena saat ini ada pekerjaan yang dilakukan Provisional Hand Over (PHO) atau serah terima sementara pekerjaan konstruksi yang sudah selesai dari kontraktor kepada Dinas Pendidikan Kudus.
Perbaikan masing-masing sekolah, imbuh dia, berbeda-beda karena sesuai jenis kerusakan, sehingga anggaran yang diterima juga bervariasi.
"Anggaran perbaikan yang nilainya lebih dari Rp200 juta, mekanisme pengerjaannya secara lelang, sedangkan kurang dari Rp200 juta melalui mekanisme penunjukan langsung atau katalog elektronik," ujarnya.
Ia mengungkapkan anggaran yang tersedia tahun ini belum bisa memperbaiki semua sekolah, namun yang menjadi sasaran tentunya juga hasil pendataan tahun sebelumnya dan menjadi prioritas.
"Kalaupun nantinya muncul sekolah rusak, akan didata dan diusulkan lewat APBD Perubahan 2025 atau APBD murni 2026," ujarnya.
Untuk perbaikan ringan, bisa menggunakan anggaran pemeliharaan rutin bangunan sekolah yang dialokasikan sebesar Rp700 juta, sebagai antisipasi ketika terjadi kerusakan mendadak dan perlu perbaikan segera tanpa menunggu usulan yang membutuhkan waktu lama.
Dengan adanya perbaikan sarana dan prasarana sekolah, dia berharap proses belajar mengajar siswa SD dan SMP di Kabupaten Kudus semakin lancar tanpa gangguan fasilitas yang rusak atau kurang nyaman.
Baca juga: Penyerapan APBD Kudus 2025 mencapai 52,34 persen

