Solo (ANTARA) - Rektor UMS Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menyerahkan langsung piala bergilir kepada tim Samba Persada yang menjuarai Wonorejo Cup III di Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu.
Partai final mempertemukan Samba Persada asal Sukoharjo melawan Zettel Mayer dari Karanganyar. Pertandingan berlangsung ketat hingga berakhir imbang 0-0 pada waktu normal. Lewat adu penalti, Samba Persada memastikan gelar dengan skor 3-1. Hasil ini membuat Samba Persada mencatatkan rekor juara dua kali berturut-turut.
Dalam sambutannya, Rektor UMS menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya turnamen yang disebut sebagai miniatur kehidupan bermasyarakat.
“Sepak bola bukan semata mencari kalah atau menang, melainkan ajang kerjasama dan saling menghormati. Kita lihat sore ini, semua pemain dan supporter menjunjung sportivitas,” katanya.
Ia menegaskan UMS sebagai universitas Islami, mencerahkan, unggul, mendunia, dan berkelanjutan mendukung penuh kegiatan olahraga yang mampu mempersatukan masyarakat. Menurut dia, olahraga adalah bagian penting dalam membangun budaya kebersamaan dan kesehatan masyarakat.
Turnamen Wonorejo Cup III digelar sejak 23 Agustus-7 September ini menghadirkan 16 klub terbaik di Solo Raya. Sejumlah tim papan atas seperti Samba Persada Sukoharjo, Kim Wonogiri, Putra Bengawan Sragen, Perseramang Boyolali, PSMTA Solo, hingga Zettel Layer Karanganyar turut ambil bagian. Beberapa di antaranya bahkan diperkuat pemain profesional yang pernah tampil di Liga 1 maupun Liga 2.
Kepala Desa (Kades) Wonorejo sekaligus Ketua PDPM Sukoharjo Yusuf Aziz Rahma menyebut turnamen ini sebagai Liga Champions Solo Raya. Menurutnya, klub-klub peserta adalah tim terbaik dan rutin mendatangkan pemain pro sehingga laga berlangsung berkualitas dan menarik.
Selain prestise, hadiah yang diperebutkan juga tak kalah istimewa. Juara satu menerima uang pembinaan Rp15 juta dari Rektor UMS, juara dua Rp10 juta dari Ketua PDM Sukoharjo, dan juara tiga bersama Rp4 juta.
“Ini bukan sekadar tarkam, tapi hajatan bergengsi dengan dukungan banyak pihak,” kata Aziz.
Keunikan lain adalah konsep ketahanan pangan yang diusung panitia. Doorprize utama berupa seekor sapi senilai Rp17 juta, dua ekor kambing, serta hadiah pangan seperti beras, gula, minyak goreng, dan sembako. Panitia juga menyiapkan hadiah tambahan berupa sepeda gunung, kipas angin, setrika, hingga peralatan elektronik dari sponsor.
“Dengan konsep ini, penonton bukan hanya menikmati pertandingan, tapi juga bisa membawa pulang hadiah yang bermanfaat. Semoga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain,” kata Aziz.
Turnamen Wonorejo Cup III pun menjadi pesta rakyat dengan nuansa berbeda. Kehadiran UMS sebagai mitra utama mempertegas peran perguruan tinggi dalam membangun kebersamaan, memperkuat masyarakat, sekaligus memajukan olahraga di tingkat akar rumput.

