Kudus (ANTARA) - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Daerah Provinsi Jawa Tengah Uswatun Hasanah menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi ASN melalui pelatihan kepemimpinan, karena nantinya menjadi pengambil kebijakan, sehingga perlu selalu introspeksi, menjauhi praktik KKN, dan berintegritas.
"Selain menghindari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), aparatur sipil negara (ASN) juga harus menjauhi hal-hal yang melanggar hukum, karena ASN harus menjadi teladan bagi masyarakat," ujarnya saat penutupan Penutupan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan VI kerja sama antara BPSDMD Jateng dengan Pemkab Kudus di Balai Diklat Sonyawarih Menawan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Rabu.
Hadir dalam acara tersebut, Bupati Kudus Sam'ani Intakoris, Kepala BKPSDM Kudus Putut Winarno, serta sejumlah kepala OPD dan camat di Kudus.
Untuk itulah, kata dia, digelarnya pelatihan ini bukan sekadar menjalankan surat perintah tugas dari pimpinan, melainkan sarana upgrading dan upskilling untuk membentuk ASN profesional.
"Anggarannya memang menurun, tapi esensinya bukan soal itu. Kita ingin mencetak aparatur yang profesional dengan pelatihan terstruktur. Dari hasil evaluasi, 40 peserta dinyatakan memenuhi syarat," ujarnya.
Ia mengapresiasi aksi perubahan yang digagas para peserta. Sedangkan inovasi yang lahir tidak hanya menunjukkan kompetensi, tetapi juga mencerminkan peran ASN sebagai pelayan sekaligus teladan masyarakat.
"ASN juga harus selalu introspeksi dan mengedepankan integritas," ujarnya.
Uswatun juga mengingatkan tantangan sesungguhnya bagi para peserta pelatihan kepemimpinan pengawas ada setelah pelatihan selesai. Karena belum tentu yang terbaik di kelas menjadi yang terbaik dalam implementasinya. Medan sebenarnya saat kembali bekerja, membangun komunikasi dan kolaborasi di OPD masing-masing, serta melaksanakan program prioritas bupati.
Sementara itu, Bupati Kudus Sam'ani Intakoris meminta peserta pelatihan benar-benar menjaga dan mengembangkan proyek perubahan yang dibuat.
Ia menyoroti banyaknya aplikasi layanan yang justru membingungkan masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.
"Jangan sampai Kudus menjadi jadi hutan aplikasi. Aplikasi yang sudah dibuat tolong dipelihara agar benar-benar bermanfaat. ASN harus mampu menghadirkan pelayanan yang memuaskan masyarakat," ujarnya.
Sam'ani juga menekankan bahwa para peserta merupakan generasi penerus dalam upaya mensejahterakan masyarakat Kudus. Visi misi kepala daerah harus dijalankan secara konsisten, dengan semangat kolaborasi, kerja keras, dan peningkatan talenta ASN menghadapi tantangan global.
"Mari rapatkan barisan untuk membangun Kudus yang lebih baik dan bersih. Mari introspeksi diri, bekerja dengan baik, bahkan kalau perlu pulang jam 15.00 atau 16.00 WIB untuk benar-benar memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan maksimal," ujarnya.
Ia berharap agar para peserta mampu terus berkembang, menjadi pejabat yang lebih tinggi di masa depan, serta menghasilkan output nyata berupa identifikasi masalah dan solusi di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD).
"Bekerjalah dengan hati, terus belajar, dan berkarya untuk masyarakat. Itulah bentuk pengabdian ASN yang sesungguhnya," ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo tingkatkan literasi baca di Kampung Patipi Pasir

