Purwokerto (ANTARA) - Realisasi penyerapan gabah hasil panen petani yang dilakukan Perum Bulog Kantor Cabang Banyumas, Jawa Tengah, untuk memenuhi cadangan pangan pemerintah telah mencapai kisaran 99 persen dari target tahun 2025 yang sebesar 66.520 ton setara beras.
“Hingga saat ini, realisasi penyerapan yang kami lakukan sebesar 65.823 ton setara beras atau sekitar 99 persen dari target,,” kata Pemimpin Perum Bulog Cabang Banyumas Prawoko Setyo Aji di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Ia mengakui masa panen gadu (panen pada musim kemarau) yang mulai berlangsung di wilayah Banyumas Raya turut berdampak pada peningkatan hasil penyerapan gabah yang masuk ke gudang Bulog yang tersebar di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Menurut dia, volume hasil penyerapan gabah yang beberapa pekan sebelumnya rata-rata 50 ton per hari, kini berkisar 100-200 ton per hari.
Bahkan, kata dia, beberapa sempat menyentuh angka 400 ton per hari.
“Area persawahan yang memasuki masa panen gadu masih sporadis dan luasan panennya tidak seluas saat panen pada musim hujan,” katanya menjelaskan.
Meskipun harga gabah di tingkat petani relatif bagus karena mencapai kisaran Rp6.800-Rp7.200 per kilogram, dia mengatakan Bulog Banyumas tetap melakukan penyerapan sesuai ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) terhadap gabah yang sebesar Rp6.500 per kilogram.
Menurut dia, hal itu dilakukan agar petani tenang dan memiliki kepastian harga, sehingga cadangan pangan pemerintah kuat dan petani bisa tersenyum seperti arahan Presiden Prabowo Subianto.
Terkait dengan harga beras di pasaran, Prawoko mengatakan harga beras di wilayah Banyumas Raya relatif stabil meskipun sempat terjadi kenaikan dan selanjutnya berangsur turun setelah adanya penyaluran bantuan pangan oleh pemerintah.
Stabilitas harga beras tersebut, kata dia, turut dipengaruhi penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) secara serentak di seluruh kecamatan di wilayah Banyumas Raya beberapa waktu lalu dan terbukti cukup ampuh menekan gejolak harga.
“Dalam rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas, kondisi harga beras dipastikan relatif stabil sehingga tidak memberikan andil besar pada inflasi bulan Agustus di Banyumas yang berada di bawah rata-rata nasional dan Jawa Tengah, yakni 2,25 persen (yoy),” kata Prawoko.
Baca juga: Bulog Banyumas distribusikan 300 ton beras SPHP sejak Juli

