Demak (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen siap memfasilitasi upaya percepatan pemanfaatan lahan seluas 7.000 hektare (ha) di wilayah Mijen Kabupaten Demak, yang hingga kini belum tergarap optimal.
"Jika lahan tersebut dapat ditanami tanaman padi, potensi produksi yang dihasilkan tentu sangat luar biasa. Jika 1 hektare sawah bisa menghasilkan rata-rata 5,6 ton gabah, maka 7.000 hektare mampu memproduksi puluhan ribu ton. Nilainya bisa mencapai ratusan miliar rupiah. Sayang sekali jika dibiarkan menganggur," ujarnya saat menghadiri "Wiwitan Tandur Pari" bertema "Sinergi Penanganan Sawah Terdampak Banjir untuk Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Demak", di Desa Dukun, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Rabu.
Ia mencontohkan kerugian akibat lahan yang tidak ditanami di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak seluas 500 ha saja mencapai sekitar Rp18 miliar. Karena itu, pihaknya meminta semua pihak, termasuk petani, pemerintah daerah, dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, untuk bergerak bersama mengoptimalkan potensi pertanian tersebut.
BBWS sendiri, kata dia, menyatakan kesiapan untuk membuka jalur irigasi agar air bisa mengaliri kawasan Mijen dan Welahan. Dengan begitu, hambatan utama terkait ketersediaan air dapat segera teratasi.
"Sekarang tinggal menggerakkan petani. Kalau hanya mengandalkan tenaga manual, waktunya lama. Maka perlu dukungan mekanisasi pertanian agar pengolahan tanah dan tanam bisa lebih cepat," ujarnya menegaskan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng Defrancisco Dasilva Tavares menyebutkan tantangan terbesar justru pada pemberdayaan petani.
"Petani kita biasanya setelah panen cukup, mereka istirahat dulu. Padahal waktu tidak bisa menunggu. Karena itu, kita harus dorong supaya lahan 7.000 hektare ini benar-benar tergarap. Pemerintah sudah siap alat, irigasi, bahkan dukungan swasta. Tapi yang paling penting, petaninya harus mau bergerak," ujarnya lagi.
Defrancisco menambahkan dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Demak serta BBWS Pemali-Juwana untuk menyiapkan jalur irigasi hingga titik lahan tersebut.
Selain itu, brigade alat mesin pertanian milik pemerintah provinsi maupun dari pihak swasta juga akan diterjunkan.
Ia menegaskan jika lahan sudah masuk dalam sistem penyuluhan pertanian, maka petani penggarap juga bisa mendapatkan akses program subsidi pupuk melalui RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok).
"Semoga dengan sinergi semua pihak, lahan 7.000 hektare ini segera tergarap dan menjadi tambahan besar bagi produksi pangan Jateng," ujarnya pula.

