Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang terus berupaya menjamin setiap anak di daerah itu mendapatkan hak, mencegah dan menangani segala bentuk kekerasan terhadap mereka, baik secara fisik, psikis, maupun sosial.
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Selasa, mengatakan komitmen ini diwujudkan melalui sejumlah program unggulan pro-anak, di antaranya Anak Merdeka, yakni melindungi anak dari kekerasan, mencegah pernikahan dini, dan menurunkan angka stunting.
Selain itu, program Harapan Magelang, yakni memberikan beasiswa pendidikan vokasi bagi anak dari keluarga kurang mampu, Angkot Pelajar Gratis, yakni layanan transportasi sekolah gratis bagi seluruh pelajar, dan Z-Hub, yakni ruang partisipasi bagi anak muda untuk berkarya dan berdiskusi.
"Kalian adalah pemimpin masa depan. Kami berjanji akan terus berjuang menjaga hak-hak kalian," katanya.
Ia mengatakan hal itu saat acara puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 tingkat Kota Magelang yang berlangsung di GOR Samapta Sanden Kota Magelang, diikuti sekitar 1.500 anak berasal dari jenjang pendidikan SD hingga SMA/SMK/MA, termasuk penyandang disabilitas.
Ia menegaskan komitmen terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak sebagai prioritas utama pembangunan daerah.
"Perlindungan anak adalah tanggung jawab moral bersama, bukan hanya kewajiban konstitusional," ucapnya.
Dia menekankan suara anak-anak yang ditampilkan dalam segmen "Suara Anak Indonesia" pada acara tersebut, suatu pesan penting yang didengarkan pemerintah.
"Bukan sekadar penampilan, itu adalah pesan," katanya.
Ketua Panitia Peringatan HAN 2025 Kota Magelang Muhammad Ikhsan mengatakan peringatan HAN tahun ini mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”.
"Tema ini mengingatkan kami, khususnya anak-anak Kota Magelang, bahwa kami bukan sekadar penerus bangsa, tapi kami juga bagian penting dari pembangunan yang perlu dilibatkan, dilindungi, dan diberi ruang untuk berkembang," ujarnya.
Menurut dia, keikutsertaan semua kalangan ini menunjukkan anak-anak di Kota Magelang diberi ruang yang inklusif, ramah, dan adil, tanpa membedakan siapa saja.
Rangkaian acara yang ditampilkan, antara lain doa lintas agama dibacakan anak-anak berasal dari beragam latar belakang kepercayaan, sebagai wujud semangat persatuan dalam keberagaman.
Penampilan seni dari kalangan difabel dan perwakilan sekolah, drama musikal berjudul "Suara Anak Indonesia", dan tarian kolosal "Cublak-Cublak Suweng" yang melibatkan pelajar berasal dari berbagai sekolah.
Sebelum acara puncak ini, pihaknya juga telah menyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatan, di antaranya lomba vlog, gerakan anti-perundungan, organisasi anak Kota Magelang "Goes to School".

