Batang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, bersama PT Bhimasena Power Indonesia selaku pemilik pembangkit listrik tenaga uap Batang mengajak multi pemangku kepentingan (stakeholder) bersinergi menjaga kawasan konservasi pesisir serta habitat hiu paus.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah Endi Faiz Effendi di Batang, menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak terutama BPI atas kepeduliannya terhadap pelestarian kawasan pesisir yang telah dituangkan dalam bentuk perjanjian teknis ini.
"Perjanjian teknis ini bertujuan untuk mendukung pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan di Kabupaten Batang serta program perlindungan keanekaragaman hayati," katanya.
Ia berharap kegiatan sosialisasi ini dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan laut.
Pelestarian hiu paus secara terbuka dan interaktif ini, kata dia, menggunakan metode berkelompok agar peserta dapat langsung memahami kondisi nyata ekosistem laut.
Menurut dia, konservasi hiu paus ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung program nasional menuju blue economy melalui perluasan kawasan konservasi laut yang ditargetkan seluas 95,7 juta hektare pada 2049.
"Kami berharap para nelayan dan masyarakat bisa langsung merasakan pentingnya menjaga spesies langka seperti hiu paus yang terkadang masih melintas di perairan Batang. Ini menunjukkan bahwa ekosistem masih cukup sehat," katanya.
General Manager Stakeholder Relation Aryamir H. Sulasmoro melalui CSR dan CR Manager Bhimasena Power Indonesia Ahmad Lukman mengatakan pihaknya bersama pemerintah daerah juga telah memasang terumbu karang buatan, rumah ikan buatan, serta melakukan penanaman mangrove dan cemara laut sejak 2016.
Kolaborasi ini, kata dia, dilakukan bersama Universitas Diponegoro Semarang, untuk meningkatkan populasi biota laut.
"Kami mendukung upaya pelestarian biodiversitas laut. Harapannya, pelestarian ini tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga menjamin keberlanjutan hidup para nelayan di Batang," katanya.

