Semarang (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Semarang Pemuda menargetkan setidaknya bisa menggandeng 22 bank perekonomian rakyat (BPR) dalam program kepesertaan.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Semarang Pemuda Mohamad Irfan, di Semarang, Selasa, mengatakan saat ini baru tiga BPR yang tercakup perlindungan kepesertaan, terutama debiturnya.
Ketiganya, yakni BPR Artha Tanah Mas, BPR Gunung Merbabu, dan BPR BKK Jawa Tengah.
"Harapan kami di tahun ini ada 22 BPR sebagai anggota Perbarindo (Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia) Kota Semarang yang bisa kita kerja samakan," katanya.
Menurut dia, upaya serius dilakukan untuk meyakinkan kalangan BPR bahwa keikutsertaan program perlindungan BPJS Ketenagakerjaan sangat menguntungkan, baik bagi BPR selaku kreditur maupun nasabah sebagai debiturnya.
"Mereka harus kami bisa yakinkan bahwa manfaatnya ini bukan buat kami 'an sich', juga bukan buat debiturnya saja, tapi sebenarnya untuk BPR-nya juga toh," katanya.
Dengan kerja sama itu, kata dia, setidaknya Non Performing Loan (NPL) tidak terganggu atau tidak ada piutang macet seandainya debitur meninggal dunia.
Pada kesempatan itu, dilakukan juga penyerahan santunan jaminan kematian kepada ahli waris Matnoto senilai Rp42 juta, yang merupakan debitur BPR Artha Tanah Mas.
"Karena namanya debitur kan punya pinjaman di BPR. Kita tidak pernah tahu namanya musibah. Kalau misalnya terjadi meninggal dunia sementara utangnya masih ada, kan jadi repot," katanya.
Dengan debitur menandai peserta BPJS Ketenagakerjaan, kata dia, akan mendapatkan santunan, dan sebagiannya bisa digunakan untuk membantu melunasi utang, sedangkan jika sisa bisa untuk membantu keluarganya.
Karena itu, Irfan terus menggandeng Perbarindo untuk bersama-sama melakukan sosialisasi, edukasi, dan advokasi ke seluruh BPR yang ada di Kota Semarang.
"Supaya apa? supaya tim teknis di VOR juga paham soal manfaat program, alur klaim, dan seterusnya. Sehingga, transfer 'knowledge' ini kami harapkan dapat menjadi sebuah 'tools' untuk perluasan kepesertaan," katanya.
Sementara itu, Ketua Perbarindo Kota Semarang Teguh Sumaryono menyebutkan bahwa ada 22 BPR di wilayah itu yang menjadi anggota Perbarindo, tetapi baru tiga yang bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Menurut dia, masih minimnya BPR yang bekerja sama program kepesertaan dengan BPJS Ketenagakerjaan sebenarnya hanya karena belum benar-benar mengetahui manfaatnya.
"Kebetulan hari ini kan sudah terbukti bahwa manfaatnya cukup besar, bagi BPR dan juga debiturnya. Karena memang manfaatnya cukup banyak. Selain fungsi apa sosial, ternyata kan bisa membantu BPR untuk menurunkan NPL, (kredit macet, red.)," katanya.

