Semarang (ANTARA) - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Samuel Wattimena mengingatkan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk selalu berpegang pada data demi kepentingan pengembangan usahanya.
"Dari zaman saya staf khusus Menteri Koperasi UMKM, kalau ketemu UMKM di berbagai daerah selalu problem utama adalah pemasaran," katanya, saat pembinaan UMKM gereja di Gereja Baptis Indonesia, Tlogosari, Semarang, Sabtu.
Pada kesempatan itu, ia juga menjaring keluhan dan permasalahan pada pelaku UMKM yang hadir, yang juga didominasi pemasaran sebagai problem.
"Tapi seperti tadi kita dengarkan, bicara pemasaran secara dasar saja, data mereka tidak pegang. Populasi di suatu area mereka tidak punya datanya. Kapasitas produksi mereka apakah bisa memenuhi populasi tersebut? Sama sekali belum," katanya.
Menurut dia, keinginan untuk mengembangkan bisnis harus berdasarkan data sehingga para pelaku UMKM harus benar-benar mengetahui dan menguasai data.
"Keinginan punya pasar, keinginan mengembangkan pasar itu ada, tapi mereka tidak pegang data. Saya tahu enggak sih kondisi masyarakatnya? Saya tahu enggak sih kemampuan beli? Saya tahu enggak sejumlah masyarakat yang saya harus suplai? Gitu ya," katanya.
Selain itu, Samuel juga menyoroti sejumlah kelemahan yang masih dimiliki pelaku UMKM, antara lain keunikan, keunggulan, dan "quality control".
Ia mengatakan bahwa produk yang dijual harus memiliki keunikan untuk menarik minat pasar, dan harus disertai dengan keterangan atas produk secara jelas dan lugas.
"Tadi banyak yang bilang, 'Produk saya ini bagus sekali', 'Produk saya ini sehat'. Di mana kita tahunya produk itu sehat dan bagus? Enggak ada. Tidak ada data, tidak ada (keterangan) yang menampilkan bahwa masakan saya ini kadar gizinya seperti ini. Nah, kelebihan-kelebihan ini umumnya tidak mereka sampaikan," katanya.
Kemudian, kata legislator asal Dapil Jawa Tengah 1 itu, pentingnya "quality control" untuk menjamin produk yang dijual berkualitas baik dan tidak mengecewakan konsumen.
Sementara itu, pemilik usaha Gemma Kitchen Triana Andaryati mengaku mendapatkan banyak masukan dari kegiatan tersebut agar produknya semakin berkualitas dan diterima pasar lebih luas.
Ia menjual produk bernama "Semprong Bekatul" yang terbuat dari bahan bekatul atau yang biasa diketahui masyarakat sebagai pakan ayam.
"Saya belum menulis di label bahwa ini (bekatul, red.) dihasilkan dari selepan ketiga dari padi yang lebih halus. Jadi, bukan seperti dedak atau bekatul pakan ayam," katanya.
Ke depan, perempuan yang telah memulai usahanya sejak 2022 itu akan memperkaya literasi dalam label atau kemasan sehingga masyarakat lebih paham dan tertarik membelinya.