Blora (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinnaker) Kabupaten Blora Jawa Tengah mencatat jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) di Blora mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir.
Kepala Dinperinnaker Blora Endro Budi Darmawan mengatakan tahun 2023 lalu, jumlah PMI Blora tercatat mencapai 199 orang pekerja, sementara di tahun 2024 mencapai 150 orang.
Dari 16 kecamatan di Blora, kata dia, Kecamatan Todanan mendominasi dengan jumlah pekerja migran terbanyak mencapai 55 orang, Kedungtuban 17 pekerja, Tunjungan 14 pekerja, Japah 13 pekerja, Cepu sebanyak 13 pekerja serta lainnya di tahun 2023, dengan jumlah keseluruhan 199 orang tenaga kerja.
Sementara jumlah tenaga kerja secara keseluruhan di tahun 2024, kata dia, PMI Blora tercatat ada 150 orang pekerja, dengan rincian sebagai berikut: Kecamatan Todanan mencapai 61 orang, Cepu dengan 14 pekerja, Blora Kota ada 11 orang, Japah dan Ngawen masing-masing 9 orang pekerja, dan lainnya.
"Negara tujuan PMI Blora rata-rata adalah Hongkong, Malaysia, Taiwan, Italia, Arab Saudi, Jepang, Al Jazair, Korea Selatan, Singapura, Yordania, Polandia, Kuwait, Kroasia, serta lainnya," kata dia.
Minat masyarakat untuk bekerja ke luar negeri, menurut Endro, diantaranya adalah meningkatkan taraf ekonomi keluarga, tergiur gaji yang menjanjikan dan lebih besar, hingga sulitnya mencari lapangan pekerjaan.
"Data calon PMI Blora dari Januari sampai dengan Maret 2025 mencapai 32 orang. Selama dua tahun terakhir, Dinperinnaker Blora mencatat tenaga kerja di luar negeri mencapai 349 orang PMI," terangnya.
Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih cermat dalam memilih agen-agen penyalur tenaga kerja ke luar negeri.
"Cermati dan pilihlah agen-agen penyalur kerja terpercaya sebelum ke luar negeri, sehingga dapat meminimalisir dan terhindar dari kasus penipuan," pungkasnya.