Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Gatot Eko Purwadi mengatakan harga beras di tingkat pengecer Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengalami penurunan.
"Penurunan harganya berkisar Rp750 hingga Rp1.000 per kilogram untuk beras-beras kualitas medium, misalnya yang biasanya Rp13.250 per kilogram, sekarang Rp12.500 per kilogram," katanya di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Selain beras kualitas medium, kata dia, penurunan harga juga terjadi pada beras-beras premium meskipun penurunannya berkisar Rp250-Rp750 per kilogram seperti beras Pandan Wangi dari sebelumnya Rp16.000 per kilogram menjadi Rp15.350 per kilogram.
Menurut dia, penurunan harga beras tersebut terjadi seiring dengan masa panen raya yang masih berlangsung di sebagian wilayah eks Keresidenan Banyumas, sehingga ketersediaannya mencukupi kebutuhan masyarakat.
Disinggung mengenai antisipasi masa paceklik yang berpotensi terjadi pada musim kemarau 2025, dia mengatakan hal itu telah diantisipasi oleh pemerintah melalui penyerapan gabah dan beras hasil panen petani yang dilaksanakan Perum Bulog.
"Walaupun sekarang Bulog menghentikan program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) sejak 28 Februari 2025, tapi 'kan serapan gabah di Bulog juga untuk memenuhi cadangan pangan pemerintah," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, selain dijual secara langsung oleh petani untuk memenuhi kebutuhan pasar, sebagian gabah dan beras hasil panen petani juga diserap oleh Bulog sebagai cadangan pangan pemerintah.
"Tapi, sebagian besar diserap sebagai cadangan pangan pemerintah di Bulog. Jadi, insya Allah ketersediaan beras tetap aman pada masa paceklik," kata Gatot.
Dalam kesempatan terpisah, salah seorang pedagang beras di Purwokerto, Putri mengakui harga berbagai jenis beras mengalami penurunan sejak satu pekan terakhir.
"Misalnya, IR-64 Super yang biasanya Rp14.000 per kilogram, turun menjadi Rp13.000 per kilogram," katanya.
Dia menduga penurunan harga beras tersebut disebabkan masa panen raya yang masih berlangsung di sejumlah wilayah eks Keresidenan Banyumas, sehingga pasokan komoditas pangan itu melimpah.
Selain itu, kata dia, harga pembelian gabah kering panen oleh pemerintah cukup tinggi karena mencapai Rp6.500 per kilogram, sehingga sebagian besar gabah hasil panen petani terserap oleh Perum Bulog.
"Semoga harga beras saat masa paceklik tetap terkendali dengan adanya cadangan pangan pemerintah yang diperoleh melalui penyerapan gabah dan beras yang dilakukan oleh Bulog," katanya.
Baca juga: Bulog Pati serap 3.150 ton gabah dan beras petani di Kabupaten Kudus

