Semarang (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan transisi energi, sekaligus menyukseskan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission di 2060, salah satunya melalui pengembangan Desa Energi Berdikari di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Manager CSR Pertamina Dian Hapsari Firasati, dalam pernyataan di Semarang, Rabu, menjelaskan bahwa program Desa Energi Berdikari merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang digagas oleh Pertamina.
Melalui program Desa Energi Berdikari, Pertamina memberikan akses energi bersih untuk masyarakat, sehingga bisa dimanfaatkan untuk masyarakat.
"Jadi bukan hanya kita memasang instalasi energi bersih, tetapi juga bisa sejalan dengan usaha ekonomi masyarakat. Jadi bisa sejalan ke bidang-bidang kehidupan masyarakat, misalkan pertanian, perikanan, pengolahan sampah, desa wisata," katanya.
Dengan demikian, tidak hanya untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, salah satunya adalah peningkatan ekonomi masyarakat.
Ia menyebutkan hingga saat ini Pertamina telah mengembangkan 159 program Desa Energi Berdikari di seluruh Indonesia yang turut berkontribusi menurunkan emisi 729 ribu ton CO2 equivalent per tahun.
Salah satu desa unggulan dari program itu adalah Desa Mernek di Kabupaten Cilacap, yang memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dapat disambungkan ke rumah hidroponik sehingga sistem pengairan dan pengeringannya didukung oleh PLTS.
"Para petani di sini pada saat musim hujan jadi kesulitan untuk mengeringkan padi. Sehingga, kami memberikan program mesin pengering padi dengan disupport PLTS. Alhamdulillah, karena tadi sudah tidak bergantung lagi dengan cuaca sehingga ada peningkatan hasil panen," katanya.
Menurut dia, hasil panen di desa ini mengalami peningkatan dari sebelumnya 2,5 ton per tahun menjadi 4 ton per tahun sehingga membuktikan bahwa keberadaan PLTS mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Tak hanya meningkatkan kualitas di sektor pertanian, kata dia, pelaksanaan program DEB juga membuka peluang destinasi wisata yang baru dengan sejumlah fasilitas yang mampu menarik perhatian pengunjung.
Sementara itu, Fuel Terminal Manager Maos Pertamina Patra Niaga Wisnu Eka Baskhara menjelaskan 70 persen warga di Desa Mernek adalah petani dan hampir 80 persen desa ini dikelilingi oleh sawah.
Dengan demikian, potensi terkait petani dan pengembangan energi bersih sangat memungkinkan untuk dicanangkan atau dilaksanakan.
“Agar program ini tidak berhenti begitu saja, tapi tetap terus dipakai sampai mungkin puluhan tahun kemudian, kami menyediakan tenaga khusus untuk memastikan seluruh program yang kami canangkan di sini itu bisa berjalan dan sustain," katanya.
Pada tahap pertama Pertamina membangun fondasi. Sementara itu, pada tahun kedua Pertamina melakukan implementasi, dengan harapan tahun keempat atau kelima desa ini bisa mandiri dan berdaya.
"Dengan target tahun kelima itu sudah bisa mandiri. Sehingga energi berdikari itu benar-benar tercipta di sini. Sebenarnya kuncinya adalah biar kebiasaan itu, kan biasanya orang itu punya sifat ya, kalau misalnya tidak sering dibiasakan jadinya lupa kan, makanya harus sering dilakukan," katanya.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Desa Mernek Bustanul Arifin mengatakan pihaknya sudah bekerjasama dengan Pertamina sejak tahun 2019. Kemudian, di tahun 2024 ada tambahan program bernama Energi Baru Terbarukan (EBT), yaitu pemasangan panel surya.
"Alhamdulillah, sangat bermanfaat buat warga, khususnya di kawasan wisata pertanian yang sekarang semua kegiatan pakai tenaga surya. Bumdes sebagai pengelola itu sudah mengefisiensi pengeluaran Bumdes yang tadinya sebulan Rp400 ribu, sekarang sudah tidak karena sudah ada panel surya," katanya.