Semarang (ANTARA) - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bank BPD Jateng resmi berubah status menjadi Universitas BPD dengan rektor pertama adalah Prof. Sri Tutie Rahayu, mantan Direktur Polimarin (Politeknik Maritim Negeri Indonesia).
Pelantikan rektor dan pejabat Universitas BPD berlangsung di kampus tersebut, Semarang, Senin, dipimpin oleh Ketua umum YKKP (Yayasan Kesejahteraan Karyawan/Karyawati dan Pensiunan Bank Jateng) Widjianto.
Perubahan STIE Bank BPD Jateng menjadi universitas tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Nomor 12/B/O/2025 yang ditandatangani pada 30 Januari 2025.
Rektor Universitas BPD Prof. Sri Tutie Rahayu mengatakan bahwa perubahan menjadi universitas akan semakin mengembangkan kampus tersebut bertaraf internasional.
Tutie sebelumnya merupakan ketua tim alih bentuk dari STIE menjadi universitas, dan dipercaya oleh YKKP untuk menjadi Rektor yang pertama kali sejak berubah dari STIE menjadi universitas.
"Agenda dalam waktu dekat untuk membesarkan Universitas BPD, kemudian untuk menguatkan SDM (sumber daya manusia) juga. Tentu saja, awal yang kami lakukan adalah kolaborasi," katanya.
"Itu sangat penting dan pada hari ini kami sudah mengundang dari Jiansu College dari China yang akan nanti akan kolaborasi segera tentang pertukaran pelajar, pertukaran dosen," katanya.
Universitas BPD saat ini memiliki dua fakultas dengan enam program studi, yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dengan program studi Manajemen, Akuntansi, dan Magister Management.
Kemudian, Fakultas Sains dan Teknologi dengan tiga prodi, yakni Teknik Informatika, Sistem Informatika, dan Data Sains.
"Sekarang enam (prodi), tapi rupanya kurang ketika kami harus memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai sebuah perguruan tinggi, apalagi universitas," katanya.
Rencananya, Tutie menyebutkan kemungkinan Universitas BPD akan menambah setidaknya tiga prodi baru dengan melihat kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, Ketua Pembina YKKP Ony Suharsono mengingatkan bahwa perubahan status STIE menjadi universitas merupakan amanah dan tanggung jawab.
"Peningkatan status STIE menjadi universitas bukan hanya gaya-gayaan, atau sekadar tren. Tetapi, ada beban tanggung jawab dan tantangan yang harus dihadapi," katanya.