Semarang (ANTARA) - Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin menyampaikan kembali rencana untuk melancarkan tanjakan dan turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang, yang selama ini dianggap sebagai jalur tengkorak karena rawan kecelakaan.
"Setelah saya periksa jalanan di tanjakan Silayur Ngaliyan, saya perintahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk segera membentuk kembali jalan agar kemudian bisa kita landaikan," kata Iswar Aminuddin saat meninjau jalur Silayur di Semarang, Jawa Tengah, Rabu.
Tanjakan atau turunan Silayur selama ini memakan korban dalam kecelakaan maut berskala besar, terbaru kecelakaan beruntun yang melibatkan rombongan TK dan sebuah truk pada Rabu (26/2/2025) menambah daftar rentetan kecelakaan di jalur tersebut selama lima tahun terakhir.
Menurut dia, langkah pelandaian jalan adalah solusi yang lebih murah daripada menunggu pembangunan Semarang Outer Ring Road (SORR).
"Mungkin itu solusi yang lebih murah. Kalau menunggu Semarang Outering Ring Road (SORR) mungkin masih lama karena membutuhkan anggaran yang besar,” ujarnya.
Jadi, kata dia, program jangka pendek yang bisa dilakukan adalah melandaikan tanjakan Silayur ini mulai dari Silayur hingga Jembatan dekat Pasar Ngaliyan.
Pelandaian turunan pernah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang di pertigaan Hanoman yang juga dianggap sebagai "jalur tengkorak", namun saat ini kecelakaan sudah semakin berkurang.
"Jadi kondisi jalan yang sangat menurun dengan kendaraan yang melintasi berdimensi besar maka berbahaya bagi warga," katanya.
Namun Iswar Aminuddin selaku Wakil Wali Kota Semarang mengatakan bahwa kecelakaan yang melibatkan truk besar bukan karena rem blong.
Berkaitan dengan seringnya kecelakaan di jalur Silayur, ia mengatakan bahwa persoalan sebenarnya bukan semata karena rem blong, melainkan beban truk yang besar di turunan membuat rem tidak mampu menahan putaran roda.
"Kecelakaan yang selama ini terjadi menurut saya bukan karena rem blong, tapi lebih karena beban truk yang besar yang menimbulkan daya dorong yang besar juga akhirnya rem tidak mampu menyetop roda kendaraan tersebut," katanya.
Selain itu, kata dia, penyebab lainnya kenapa kecelakaan besar sering terjadi di tanjakan silayur karena banyak sopir yang tidak mengetahui aturan.
"Sopir-sopir truk yang melintas di sini tidak tahu ada pembatasan melintas dari pukul 23.00 sampai 06.00 WIB karena truk-truk yang lewat banyak sekali dan dari luar kota," katanya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan penegak hukum dan pihak kawasan industri yang memiliki atau mendatangkan truk-truk tersebut untuk kegiatan bisnis.