Rektor Unissula: Lembaga profesi bertransformasi tekan pengangguran
Semarang (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Prof Gunarto menilai lembaga profesi harus melakukan transformasi untuk membantu memecahkan persoalan pengangguran.
"Pengangguran menjadi salah satu problem besar bangsa ini, sehingga semua pihak diharapkan berkontribusi untuk memecahkan masalah ini," katanya saat membuka Lomba Kenotariatan Nasional di Unissula, Semarang, Jumat.
Menurut dia, pengurangan angka pengangguran bisa dilakukan, salah satunya melalui peningkatan kualitas SDM dan juga menghilangkan berbagai hambatan dalam memperoleh pekerjaan.
Ia mencontohkan dunia pendidikan tinggi yang telah melakukan transformasi yang signifikan dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program MBKM, kata dia, mengharuskan perguruan tinggi memberikan porsi lebih pada program pemagangan bagi mahasiswa.
Dampak positifnya adalah para mahasiswa sudah siap kerja begitu lulus dari perguruan tinggi karena sudah mengikuti berbagai pemagangan sesuai dengan peminatannya.
Namun, Guru Besar Fakultas Hukum Unissula itu mengatakan bahwa transformasi tidak hanya berhenti di perguruan tinggi, namun juga perlu didukung berbagai pemangku kepentingan lainnya, termasuk lembaga profesi.
"Salah satu harapan mahasiswa Magister Kenotariatan setelah selesai kuliah bisa langsung bekerja sehingga tidak menjadi pengangguran yang menjadi beban bagi keluarga dan negara," katanya.
Oleh karena itu, Gunarto minta lembaga profesi yang menaungi lulusan kenotariatan seperti Ikatan Notaris Indonesia (INI) dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) menjembatani harapan tersebut dengan membuat berbagai kebijakan yang lebih progresif dan pro dunia kerja.
Selama ini, kata dia, lulusan Magister Kenotariatan harus menempuh waktu yang cukup lama untuk menjadi notaris.
Mereka rata rata harus magang di kantor notaris dan PPAT, magang bersama dan magang di BPN dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun.
Magang bersama diselenggarakan oleh organisasi profesi yang setiap magang bersama ada nilai atau angka kreditnya.
Waktu dan proses yang cukup lama untuk bisa membuka kantor notaris sebagaimana yang dipersyaratkan oleh lembaga profesi INI dan IPPAT itu yang selama ini banyak dikeluhkan oleh alumni kenotariatan.
Sementara itu, lomba kenotariatan yang diselenggarakan oleh Magister Kenotariatan Unissula tersebut diikuti 300 mahasiswa dari 20 perguruan tinggi yang memiliki prodi Magister Kenotariatan dari berbagai wilayah Indonesia.
Baca juga: Rektor Unissula Semarang beberkan kunci sukses cepat dapat kerja
"Pengangguran menjadi salah satu problem besar bangsa ini, sehingga semua pihak diharapkan berkontribusi untuk memecahkan masalah ini," katanya saat membuka Lomba Kenotariatan Nasional di Unissula, Semarang, Jumat.
Menurut dia, pengurangan angka pengangguran bisa dilakukan, salah satunya melalui peningkatan kualitas SDM dan juga menghilangkan berbagai hambatan dalam memperoleh pekerjaan.
Ia mencontohkan dunia pendidikan tinggi yang telah melakukan transformasi yang signifikan dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program MBKM, kata dia, mengharuskan perguruan tinggi memberikan porsi lebih pada program pemagangan bagi mahasiswa.
Dampak positifnya adalah para mahasiswa sudah siap kerja begitu lulus dari perguruan tinggi karena sudah mengikuti berbagai pemagangan sesuai dengan peminatannya.
Namun, Guru Besar Fakultas Hukum Unissula itu mengatakan bahwa transformasi tidak hanya berhenti di perguruan tinggi, namun juga perlu didukung berbagai pemangku kepentingan lainnya, termasuk lembaga profesi.
"Salah satu harapan mahasiswa Magister Kenotariatan setelah selesai kuliah bisa langsung bekerja sehingga tidak menjadi pengangguran yang menjadi beban bagi keluarga dan negara," katanya.
Oleh karena itu, Gunarto minta lembaga profesi yang menaungi lulusan kenotariatan seperti Ikatan Notaris Indonesia (INI) dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) menjembatani harapan tersebut dengan membuat berbagai kebijakan yang lebih progresif dan pro dunia kerja.
Selama ini, kata dia, lulusan Magister Kenotariatan harus menempuh waktu yang cukup lama untuk menjadi notaris.
Mereka rata rata harus magang di kantor notaris dan PPAT, magang bersama dan magang di BPN dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun.
Magang bersama diselenggarakan oleh organisasi profesi yang setiap magang bersama ada nilai atau angka kreditnya.
Waktu dan proses yang cukup lama untuk bisa membuka kantor notaris sebagaimana yang dipersyaratkan oleh lembaga profesi INI dan IPPAT itu yang selama ini banyak dikeluhkan oleh alumni kenotariatan.
Sementara itu, lomba kenotariatan yang diselenggarakan oleh Magister Kenotariatan Unissula tersebut diikuti 300 mahasiswa dari 20 perguruan tinggi yang memiliki prodi Magister Kenotariatan dari berbagai wilayah Indonesia.
Baca juga: Rektor Unissula Semarang beberkan kunci sukses cepat dapat kerja