Pemkab Batang gencarkan intervensi serentak cegah stunting
Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang Jawa Tengah menggencarkan intervensi serentak di seluruh puskesmas dan posyandu dengan menyasar tiga kelompok yaitu calon pengantin, ibu hamil, dan balita sebagai upaya mencegah kasus stunting di daerah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Didik Wisnuhardanto di Batang Senin, mengatakan bahwa tiga kelompok tersebut berpotensi menimbulkan kasus stunting baru sehingga sedini mungkin harus dicegah dan diperhatikan untuk meminimalisasi munculnya stunting.
"Oleh karena itu, kami akan terus memantau intensif terhadap tiga periode kehidupan tersebut karena merupakan siklus kehidupan yang akan terus berputar," katanya.
Menurut dia, bagi calon pengantin perlu dilakukan skrining layak hamil atau tidak, pengukuran lingkar lengan atas, dan intervensi tata laksana.
Baca juga: Tim percepatan penurunan stunting di Wonosobo harus kerja keras
Kemudian, kata dia, untuk balita perlu dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran lingkar lengan agar bisa diketahui perkembangan kondisi kesehatan pada anak tersebut.
"Demikian juga, bagi ibu hamil juga perlu dilakukan penimbangan berat badan secara teratur sebagai upaya mengetahui kondisi janin di dalam kandungan," katanya.
Ia yang didampingi Sekretaris Ida Susilaksmi mengatakan, bagi calon pengantin jika yang bersangkutan mengalami masalah kesehatan maka akan dilakukan langkah penanganan agar saat menikah bisa dikategorikan siap hamil secara sehat.
Hal itu, katanya, menjadi penting karena pencegahan stunting harus dilakukan sebelum bayi lahir, termasuk mencegah terjadinya gizi buruk pada ibu hamil, sehingga saat melahirkan kondisi bayi memiliki berat dan panjang badan sesuai standar.
"Berdasarkan data dari aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat hingga 1 Mei 2024, angka stunting masih mencapai 9,22 persen," katanya.
Baca juga: Setiap OPD di Temanggung ampu satu desa atasi stunting
Baca juga: Teguh Prakosa singgung kasus stunting saat daftar Pilkada Surakarta ke PDIP
Baca juga: Pemkab Batang fokus intervensi nutrisi kesehatan guna cegah stunting
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Didik Wisnuhardanto di Batang Senin, mengatakan bahwa tiga kelompok tersebut berpotensi menimbulkan kasus stunting baru sehingga sedini mungkin harus dicegah dan diperhatikan untuk meminimalisasi munculnya stunting.
"Oleh karena itu, kami akan terus memantau intensif terhadap tiga periode kehidupan tersebut karena merupakan siklus kehidupan yang akan terus berputar," katanya.
Menurut dia, bagi calon pengantin perlu dilakukan skrining layak hamil atau tidak, pengukuran lingkar lengan atas, dan intervensi tata laksana.
Baca juga: Tim percepatan penurunan stunting di Wonosobo harus kerja keras
Kemudian, kata dia, untuk balita perlu dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran lingkar lengan agar bisa diketahui perkembangan kondisi kesehatan pada anak tersebut.
"Demikian juga, bagi ibu hamil juga perlu dilakukan penimbangan berat badan secara teratur sebagai upaya mengetahui kondisi janin di dalam kandungan," katanya.
Ia yang didampingi Sekretaris Ida Susilaksmi mengatakan, bagi calon pengantin jika yang bersangkutan mengalami masalah kesehatan maka akan dilakukan langkah penanganan agar saat menikah bisa dikategorikan siap hamil secara sehat.
Hal itu, katanya, menjadi penting karena pencegahan stunting harus dilakukan sebelum bayi lahir, termasuk mencegah terjadinya gizi buruk pada ibu hamil, sehingga saat melahirkan kondisi bayi memiliki berat dan panjang badan sesuai standar.
"Berdasarkan data dari aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat hingga 1 Mei 2024, angka stunting masih mencapai 9,22 persen," katanya.
Baca juga: Setiap OPD di Temanggung ampu satu desa atasi stunting
Baca juga: Teguh Prakosa singgung kasus stunting saat daftar Pilkada Surakarta ke PDIP
Baca juga: Pemkab Batang fokus intervensi nutrisi kesehatan guna cegah stunting