Pemkab Cilacap dukung UPI ekspor komoditas perikanan secara langsung
Cilacap (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mendukung unit pengolahan ikan (UPI) yang ada di Cilacap untuk melakukan ekspor komoditas perikanan secara langsung tanpa melalui perusahaan eksportir di daerah lain.
"Kami sangat mendukung dan gembira kalau ada ekspor langsung dari perusahaan di Cilacap seperti ekspor perdana ikan layur beku yang dilakukan PT Berkah Mutiara Selatan (BMS) pada hari Rabu (15/5)," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto di Cilacap, Kamis.
Dengan ekspor secara langsung, kata dia, banyak nilai plus yang diperoleh dalam pengembangan perekonomian di Kabupaten Cilacap khususnya sektor perikanan.
Ia mengakui selama ini ikan layur beku kualitas ekspor banyak diproduksi di Cilacap dari hasil tangkapan nelayan di sepanjang perairan selatan Pulau Jawa.
Akan tetapi dalam pelaksanaan ekspornya, kata dia, tidak dilakukan secara langsung oleh perusahaan pengolahan ikan di Cilacap melainkan menggunakan nama perusahaan lain.
"PT BMS telah memiliki izin sejak tahun 2021 dan telah berproduksi, tapi ekspornya pakai perusahaan lain. Oleh karena telah memiliki perizinan lengkap, perusahaan itu melaksanakan ekspor perdana ikan tuna beku sebanyak 1 kontainer dengan volume 25,65 ton ke Tiongkok pada hari Rabu (15/5) dan dihadiri Penjabat Bupati Cilacap," kata dia menjelaskan.
Dia mengatakan selain ikan layur, komoditas perikanan dari Cilacap yang berpotensi ekspor di antaranya ikan tuna, cakalang, udang, dan ubur-ubur.
Kendati demikian, dia mengakui ketersediaan komoditas perikanan tersebut di setiap daerah berbeda-beda dan tidak selalu tersedia setiap saat. "Oleh karena itu, perusahaan pengolahan ikan dapat mengambil dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan ekspor," kata Indarto.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur PT BMS Sukainah mengaku bersyukur karena bisa melaksanakan ekspor perdana ikan layur beku ke Tiongkok sebanyak 2.850 master carton yang beratnya mencapai 25,65 ton dengan nilai ekspor lebih dari Rp850 juta.
Menurut dia, produk hasil pengolahan perikanan berupa ikan layur beku (frozen ribbon fish) itu diproses dengan menerapkan sistem jaminan mutu bersertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).
"Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya ekspor produk kami. Besar harapan, kami dapat terus berkembang, maju, dan bisa memanfaatkan hasil perikanan terutama di wilayah Cilacap untuk bahan baku produk-produk kami, sehingga akan tercipta penyerapan lapangan tenaga kerja di lingkungan kami," kata perempuan pengusaha yang akrab disapa Ibu Inah itu.
Dia mengharapkan ekspor produk-produk perusahaan yang dipimpinnya dapat berkelanjutan dan mampu memenuhi permintaan pasar domestik maupun internasional.
Sementara itu dalam keterangannya, Penjabat (Pj) Bupati Cilacap Awaluddin Muuri mengapresiasi ekspor perdana ikan layur beku tersebut karena hal itu membuktikan jika hasil perikanan Cilacap melimpah dan diminati pasar internasional.
"Ini bisa membawa keberkahan bagi semua, baik tenaga kerja maupun masyarakat sekitar termasuk Cilacap. Semoga ekspor berjalan lancar, semakin berkembang, dan PT BMS bisa terus melakukan ekspor berkelanjutan, sehingga menambah devisa bagi Indonesia," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus hadir dan bisa menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul seperti perizinan harus dipermudah, sehingga menarik minat investor untuk mengembangkan usahanya di Cilacap.
Ia mengharapkan Cilacap menjadi pusat produksi seperti pengolahan ikan karena pabrik pengolahannya ada di kota itu, sehingga tidak sekadar numpang lewat.
"Hasil tangkapan ikan dari laut bisa diolah di sini. Kita sudah siapkan lahan kawasan industri seluas 82 hektare milik PT CSA (PT Cilacap Segara Artha (Perseroda), red.), perizinannya juga ada di sini untuk mempermudah pengusaha-pengusaha di Cilacap seperti Bu Inah," kata Pj Bupati.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Yogyakarta Muhammad Taufiq Trisnajaya mengatakan UPI PT Berkah Mutiara Selatan telah teregistrasi sebagai eksportir untuk produk perikanan ikan layur beku dan ubur-ubur asin ke negara Tiongkok dan Taiwan.
Menurut dia, hal itu menjadi peluang dan tantangan tersendiri karena perusahaan tersebut telah menerapkan sistem HACCP
"Tantangannya adalah bagaimana agar PT BMS tetap konsisten menerapkan sistem HACCP pada semua aktivitas produksinya, sehingga pintu peluang ekspor yang sudah berhasil dibuka tersebut istilahnya tidak tertutup kembali, karena menurunnya tingkat konsistensi dan komitmen UPI dalam menerapkan sistem mutu tersebut," katanya.
Baca juga: UPI Rembang ditargetkan serap 70 ton ikan
"Kami sangat mendukung dan gembira kalau ada ekspor langsung dari perusahaan di Cilacap seperti ekspor perdana ikan layur beku yang dilakukan PT Berkah Mutiara Selatan (BMS) pada hari Rabu (15/5)," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto di Cilacap, Kamis.
Dengan ekspor secara langsung, kata dia, banyak nilai plus yang diperoleh dalam pengembangan perekonomian di Kabupaten Cilacap khususnya sektor perikanan.
Ia mengakui selama ini ikan layur beku kualitas ekspor banyak diproduksi di Cilacap dari hasil tangkapan nelayan di sepanjang perairan selatan Pulau Jawa.
Akan tetapi dalam pelaksanaan ekspornya, kata dia, tidak dilakukan secara langsung oleh perusahaan pengolahan ikan di Cilacap melainkan menggunakan nama perusahaan lain.
"PT BMS telah memiliki izin sejak tahun 2021 dan telah berproduksi, tapi ekspornya pakai perusahaan lain. Oleh karena telah memiliki perizinan lengkap, perusahaan itu melaksanakan ekspor perdana ikan tuna beku sebanyak 1 kontainer dengan volume 25,65 ton ke Tiongkok pada hari Rabu (15/5) dan dihadiri Penjabat Bupati Cilacap," kata dia menjelaskan.
Dia mengatakan selain ikan layur, komoditas perikanan dari Cilacap yang berpotensi ekspor di antaranya ikan tuna, cakalang, udang, dan ubur-ubur.
Kendati demikian, dia mengakui ketersediaan komoditas perikanan tersebut di setiap daerah berbeda-beda dan tidak selalu tersedia setiap saat. "Oleh karena itu, perusahaan pengolahan ikan dapat mengambil dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan ekspor," kata Indarto.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur PT BMS Sukainah mengaku bersyukur karena bisa melaksanakan ekspor perdana ikan layur beku ke Tiongkok sebanyak 2.850 master carton yang beratnya mencapai 25,65 ton dengan nilai ekspor lebih dari Rp850 juta.
Menurut dia, produk hasil pengolahan perikanan berupa ikan layur beku (frozen ribbon fish) itu diproses dengan menerapkan sistem jaminan mutu bersertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).
"Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya ekspor produk kami. Besar harapan, kami dapat terus berkembang, maju, dan bisa memanfaatkan hasil perikanan terutama di wilayah Cilacap untuk bahan baku produk-produk kami, sehingga akan tercipta penyerapan lapangan tenaga kerja di lingkungan kami," kata perempuan pengusaha yang akrab disapa Ibu Inah itu.
Dia mengharapkan ekspor produk-produk perusahaan yang dipimpinnya dapat berkelanjutan dan mampu memenuhi permintaan pasar domestik maupun internasional.
Sementara itu dalam keterangannya, Penjabat (Pj) Bupati Cilacap Awaluddin Muuri mengapresiasi ekspor perdana ikan layur beku tersebut karena hal itu membuktikan jika hasil perikanan Cilacap melimpah dan diminati pasar internasional.
"Ini bisa membawa keberkahan bagi semua, baik tenaga kerja maupun masyarakat sekitar termasuk Cilacap. Semoga ekspor berjalan lancar, semakin berkembang, dan PT BMS bisa terus melakukan ekspor berkelanjutan, sehingga menambah devisa bagi Indonesia," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus hadir dan bisa menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul seperti perizinan harus dipermudah, sehingga menarik minat investor untuk mengembangkan usahanya di Cilacap.
Ia mengharapkan Cilacap menjadi pusat produksi seperti pengolahan ikan karena pabrik pengolahannya ada di kota itu, sehingga tidak sekadar numpang lewat.
"Hasil tangkapan ikan dari laut bisa diolah di sini. Kita sudah siapkan lahan kawasan industri seluas 82 hektare milik PT CSA (PT Cilacap Segara Artha (Perseroda), red.), perizinannya juga ada di sini untuk mempermudah pengusaha-pengusaha di Cilacap seperti Bu Inah," kata Pj Bupati.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Yogyakarta Muhammad Taufiq Trisnajaya mengatakan UPI PT Berkah Mutiara Selatan telah teregistrasi sebagai eksportir untuk produk perikanan ikan layur beku dan ubur-ubur asin ke negara Tiongkok dan Taiwan.
Menurut dia, hal itu menjadi peluang dan tantangan tersendiri karena perusahaan tersebut telah menerapkan sistem HACCP
"Tantangannya adalah bagaimana agar PT BMS tetap konsisten menerapkan sistem HACCP pada semua aktivitas produksinya, sehingga pintu peluang ekspor yang sudah berhasil dibuka tersebut istilahnya tidak tertutup kembali, karena menurunnya tingkat konsistensi dan komitmen UPI dalam menerapkan sistem mutu tersebut," katanya.
Baca juga: UPI Rembang ditargetkan serap 70 ton ikan