Warga Banjarnegara waspadai cuaca ekstrem hingga 18 April
Banjarnegara (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengimbau warga di wilayah rawan bencana tanah bergerak dan longsor untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi hingga 18 April 2024.
"Berdasarkan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga Kamis (18/4) di sejumlah wilayah Jateng, salah satunya Banjarnegara," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara, Rabu.
Ia mengakui sebagian besar wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk daerah rawan bencana longsor dan tanah bergerak, sehingga warga setempat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi terjadinya bencana tersebut terutama saat terjadi hujan lebat.
Kendati demikian, dia mengatakan dalam satu pekan terakhir belum ada laporan kejadian bencana alam di Kabupaten Banjarnegara.
"Semoga tetap aman dan terkendali meskipun masih ada potensi cuaca ekstrem," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, kejadian bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara terakhir terjadi pada Rabu (10/4) di Dusun Jebug RT O2 RW 10, Desa Punggelan, Kecamatan Pungelan, yang mengakibatkan dua rumah tertimbun material longsoran dan dua rumah lainnya rusak berat sehingga tidak bisa dihuni.
Sebelumnya, kata dia, tanah longsor juga terjadi di lokasi yang sama pada Rabu (3/4) hingga mengakibatkan dua rumah rusak berat akibat tertimbun material longsoran dan satu rumah rusak sedang.
"Akibat kejadian tersebut, sebanyak enam keluarga mengungsi ke dua rumah warga, yakni rumah Pak Putut sebanyak empat keluarga yang terdiri atas 11 jiwa dan rumah Pak Suyanto sebanyak dua keluarga yang terdiri atas enam jiwa," katanya.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara bersama Pemerintah Desa Punggelan hingga saat ini masih menyiapkan lahan untuk pembangunan hunian sementara (huntara) bagi warga yang mengungsi.
"Saat ini masih lakukan survei lahan untuk pembangunan huntara. Sementara bagi warga yang rumahnya terancam pergerakan tanah di Dusun Jebug RT 02 RW 10 diimbau untuk tetap waspada terutama ketika turun hujan," kata Andri menegaskan.
"Berdasarkan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga Kamis (18/4) di sejumlah wilayah Jateng, salah satunya Banjarnegara," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara, Rabu.
Ia mengakui sebagian besar wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk daerah rawan bencana longsor dan tanah bergerak, sehingga warga setempat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi terjadinya bencana tersebut terutama saat terjadi hujan lebat.
Kendati demikian, dia mengatakan dalam satu pekan terakhir belum ada laporan kejadian bencana alam di Kabupaten Banjarnegara.
"Semoga tetap aman dan terkendali meskipun masih ada potensi cuaca ekstrem," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, kejadian bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara terakhir terjadi pada Rabu (10/4) di Dusun Jebug RT O2 RW 10, Desa Punggelan, Kecamatan Pungelan, yang mengakibatkan dua rumah tertimbun material longsoran dan dua rumah lainnya rusak berat sehingga tidak bisa dihuni.
Sebelumnya, kata dia, tanah longsor juga terjadi di lokasi yang sama pada Rabu (3/4) hingga mengakibatkan dua rumah rusak berat akibat tertimbun material longsoran dan satu rumah rusak sedang.
"Akibat kejadian tersebut, sebanyak enam keluarga mengungsi ke dua rumah warga, yakni rumah Pak Putut sebanyak empat keluarga yang terdiri atas 11 jiwa dan rumah Pak Suyanto sebanyak dua keluarga yang terdiri atas enam jiwa," katanya.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara bersama Pemerintah Desa Punggelan hingga saat ini masih menyiapkan lahan untuk pembangunan hunian sementara (huntara) bagi warga yang mengungsi.
"Saat ini masih lakukan survei lahan untuk pembangunan huntara. Sementara bagi warga yang rumahnya terancam pergerakan tanah di Dusun Jebug RT 02 RW 10 diimbau untuk tetap waspada terutama ketika turun hujan," kata Andri menegaskan.