Pepadi gelar Festival Dalang Anak untuk lestarikan budaya
Banyumas (ANTARA) - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Wilayah Eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, menggelar Festival Dalang Anak Tahun 2023 sebagai upaya untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia.
Festival yang digelar di Lapangan Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Sabtu, diikuti lima dalang anak yang berasal dari empat kabupaten di wilayah eks Keresidenan Banyumas.
Kelima dalang anak itu terdiri atas Khauzan Dzakir (9) dari Kabupaten Banjarnegara, Faiq Maulana (12) dari Cilacap, Lulut Ardiyanto (15) dari Purbalingga, serta Risang Narendra Dwijawara (9) dan Wijasena Lanang Amartha (15) dari Banyumas.
Koordinator Wilayah Pepadi Eks Keresidenan Banyumas Bambang Barata Aji mengatakan kegiatan tersebut sebagai ajang seleksi menjelang Festival Dalang Anak Tingkat Jawa Tengah yang akan digelar pada akhir bulan September yang dilanjutkan dengan festival di tingkat nasional pada awal bulan November.
"Kami akan menyeleksi dari empat kabupaten. Hari ini (23/9) yang tampil ada lima dalang anak," tegasnya.
Dalam hal ini, kata dia, dua kategori yang dilombakan terdiri atas Kategori Usia 8-12 Tahun dan Kategori Usia 12-15 Tahun.
Menurut dia, setiap dalang anak seharusnya tampil selama 45 menit namun karena keterbatasan waktu, pihaknya membatasi selama 40 menit.
Lebih lanjut, ia mengaku kagum terhadap anak-anak yang sudah terampil dalam memainkan wayang kulit dengan mengikuti irama gending Jawa itu.
"Bahkan, ada anak yang mampu keluar dari ketergantungan terhadap gadget (gawai, red.) dan melakukan kegiatan yang insyaallah bermanfaat untuk kehidupannya ke depan dan juga yang lain karena kesenian ini atau budaya yang sudah diakui Unesco ini 'kan menenteramkan," jelasnya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan Pepadi terus berupaya keras setiap tahun untuk menyelenggarakan festival dalang anak tersebut paling tidak untuk memberikan kesempatan berlatih bagi anak-anak.
"Seperti halnya profesi yang lain seperti sepak bola, penyanyi, juga yang lain, itu kuncinya ada pada latihan dan tampil," tegas Bambang.
Selain itu, kata dia, festival dalang anak juga dalam rangka melestarikan budaya yang adiluhung tersebut.
Salah seorang peserta asal Banjarnegara, Khauzan Dzakir mengatakan Festival Dalang Anak Tahun 2023 itu merupakan ajang perlombaan yang pertama kali dia ikuti.
"Kalau tampil mendalang sudah delapan kali," kata siswa Kelas 3 SD Muhammadiyah Danaraja, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara itu.
Dalam festival tersebut, dia mengaku memainkan lakon "Wahyu Cakraningrat", yakni tentang wahyu yang diterima oleh Abimanyu.
Menurut dia, lakon tersebut telah dipersiapkan dengan melakukan latihan sebanyak empat kali.
Terkait dengan ketertarikan terhadap seni dalang, dia mengaku hal itu muncul sejak November 2022 karena sering menonton wayang kulit di gawai.
"Keluarga saya tidak ada yang jadi dalang. Yang ngajarin Dalang Bambang dan Dalang Sadir, tapi kalau dulu lihat di HP, langsung tertarik," ungkap Khauzan.
Festival yang digelar di Lapangan Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Sabtu, diikuti lima dalang anak yang berasal dari empat kabupaten di wilayah eks Keresidenan Banyumas.
Kelima dalang anak itu terdiri atas Khauzan Dzakir (9) dari Kabupaten Banjarnegara, Faiq Maulana (12) dari Cilacap, Lulut Ardiyanto (15) dari Purbalingga, serta Risang Narendra Dwijawara (9) dan Wijasena Lanang Amartha (15) dari Banyumas.
Koordinator Wilayah Pepadi Eks Keresidenan Banyumas Bambang Barata Aji mengatakan kegiatan tersebut sebagai ajang seleksi menjelang Festival Dalang Anak Tingkat Jawa Tengah yang akan digelar pada akhir bulan September yang dilanjutkan dengan festival di tingkat nasional pada awal bulan November.
"Kami akan menyeleksi dari empat kabupaten. Hari ini (23/9) yang tampil ada lima dalang anak," tegasnya.
Dalam hal ini, kata dia, dua kategori yang dilombakan terdiri atas Kategori Usia 8-12 Tahun dan Kategori Usia 12-15 Tahun.
Menurut dia, setiap dalang anak seharusnya tampil selama 45 menit namun karena keterbatasan waktu, pihaknya membatasi selama 40 menit.
Lebih lanjut, ia mengaku kagum terhadap anak-anak yang sudah terampil dalam memainkan wayang kulit dengan mengikuti irama gending Jawa itu.
"Bahkan, ada anak yang mampu keluar dari ketergantungan terhadap gadget (gawai, red.) dan melakukan kegiatan yang insyaallah bermanfaat untuk kehidupannya ke depan dan juga yang lain karena kesenian ini atau budaya yang sudah diakui Unesco ini 'kan menenteramkan," jelasnya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan Pepadi terus berupaya keras setiap tahun untuk menyelenggarakan festival dalang anak tersebut paling tidak untuk memberikan kesempatan berlatih bagi anak-anak.
"Seperti halnya profesi yang lain seperti sepak bola, penyanyi, juga yang lain, itu kuncinya ada pada latihan dan tampil," tegas Bambang.
Selain itu, kata dia, festival dalang anak juga dalam rangka melestarikan budaya yang adiluhung tersebut.
Salah seorang peserta asal Banjarnegara, Khauzan Dzakir mengatakan Festival Dalang Anak Tahun 2023 itu merupakan ajang perlombaan yang pertama kali dia ikuti.
"Kalau tampil mendalang sudah delapan kali," kata siswa Kelas 3 SD Muhammadiyah Danaraja, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara itu.
Dalam festival tersebut, dia mengaku memainkan lakon "Wahyu Cakraningrat", yakni tentang wahyu yang diterima oleh Abimanyu.
Menurut dia, lakon tersebut telah dipersiapkan dengan melakukan latihan sebanyak empat kali.
Terkait dengan ketertarikan terhadap seni dalang, dia mengaku hal itu muncul sejak November 2022 karena sering menonton wayang kulit di gawai.
"Keluarga saya tidak ada yang jadi dalang. Yang ngajarin Dalang Bambang dan Dalang Sadir, tapi kalau dulu lihat di HP, langsung tertarik," ungkap Khauzan.