Pemkot Pekalongan minta IBI bantu turunkan stunting
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, dalam rangkaian memperingati Hari Ulang Tahun Ke-72 Ikatan Bidan Indonesia meminta para bidan dapat andil menurunkan kasus stunting di daerah.
Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Sabtu, mengatakan bahwa pemkot masih memprioritaskan program penanganan stunting sehingga ikatan bidan Indonesia harus bisa ikut menuntaskan kasus tersebut.
"Saya berpesan kepada IBI agar terus tetap bersinergi dengan pemangku kepentingan terkait untuk menurunkan angka stunting, angka kematian ibu (AKI), dan angka kematian bayi (AKB)," katanya.
Selain itu, kata dia, ikatan bidan Indonesia juga bersinergi dengan organisasi kesehatan yang lain seperti apoteker, ahli gizi, dan ikatan dokter Indonesia (IDI).
Menurut dia, sebagian besar para bidan yang hadir pada HUT Ke-72 Ikatan Bidan Indonesia masih tergolong usia muda sehingga tentunya hal ini menjadi prospek yang luar biasa ke depannya.
"Jumlah bidan ada 400 sehingga ini ideal dengan jumlah penduduk di daerah. Semoga IBI semakin bersinergi, kompak, solid, berkah, dan melayani lebih baik lagi sehingga angka stunting, AKI, dan angka kematian bayi semakin turun," katanya.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia Kota Pekalongan Zahidah mengatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah melakukan upaya pemantauan di pos pelayanan terpadu (posyandu).
IBI kata dia, siap memberikan kontribusi khususnya para bidan di puskesmas untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan dan pemberian tambahan makanan seperti susu formula untuk usia 1-3 tahun.
"Masalah stunting menjadi ranah semua pihak karena dengan mencegah stunting menjadi upaya memberikan gizi terbaik bagi anak-anak di daerah," katanya.
Baca juga: Bupati Purbalingga perjuangkan perekrutan PPPK khusus tenaga kesehatan
Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Sabtu, mengatakan bahwa pemkot masih memprioritaskan program penanganan stunting sehingga ikatan bidan Indonesia harus bisa ikut menuntaskan kasus tersebut.
"Saya berpesan kepada IBI agar terus tetap bersinergi dengan pemangku kepentingan terkait untuk menurunkan angka stunting, angka kematian ibu (AKI), dan angka kematian bayi (AKB)," katanya.
Selain itu, kata dia, ikatan bidan Indonesia juga bersinergi dengan organisasi kesehatan yang lain seperti apoteker, ahli gizi, dan ikatan dokter Indonesia (IDI).
Menurut dia, sebagian besar para bidan yang hadir pada HUT Ke-72 Ikatan Bidan Indonesia masih tergolong usia muda sehingga tentunya hal ini menjadi prospek yang luar biasa ke depannya.
"Jumlah bidan ada 400 sehingga ini ideal dengan jumlah penduduk di daerah. Semoga IBI semakin bersinergi, kompak, solid, berkah, dan melayani lebih baik lagi sehingga angka stunting, AKI, dan angka kematian bayi semakin turun," katanya.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia Kota Pekalongan Zahidah mengatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah melakukan upaya pemantauan di pos pelayanan terpadu (posyandu).
IBI kata dia, siap memberikan kontribusi khususnya para bidan di puskesmas untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan dan pemberian tambahan makanan seperti susu formula untuk usia 1-3 tahun.
"Masalah stunting menjadi ranah semua pihak karena dengan mencegah stunting menjadi upaya memberikan gizi terbaik bagi anak-anak di daerah," katanya.
Baca juga: Bupati Purbalingga perjuangkan perekrutan PPPK khusus tenaga kesehatan