Warga Merapi kirab merah putih sepanjang 165 meter meriahkan HUT RI
Boyolali (ANTARA) - Ribuan warga lereng Gunung Merapi dalam memeriahkan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI dengan menggelar kirab budaya mengarak bendera merah putih sepanjang 165 meter di Desa Sukabumi Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin.
Menurut koordinator kegiatan, Suharno, kirab budaya dengan menempuh jarak sekitar tiga kilometer dan diikuti sebanyak 3.000 orang masyarakat Desa Sukabumi berjalan dengan membawa 17 tiang bendera merah putih serta mengarak bendera merah putih sepanjang 165 meter dengan lebar 1,5 meter.
"Kirab budaya diikuti seluruh warga Desa Sukabumi. Masyarakat dikirab juga membawa hasil pertanian Desa Sukabumi, potensi Sukabumi, dan kesenian setenpat yang menggambarkan kemakmuran," kata Suharno.
Pada acara kirab diawali dengan pasukan pembawa bendera merah putih yang disusul gunungan hasil bumi. Barisan di belakang gunungan, ada seni rodat, pesilat, drum band dan drumblek, serta kesenian reog. Bahkan, ratusan tenong yang berisi aneka makanan juga ikut memeriahkan kirab yang nantinya dibagikan kepada masyarakat umum.
Sementara itu, Camat Cepogo Dwi Sundarto mengatakan kegiatan tersebut menggambarkan kerukunan dan sebagai upaya melestarikan budaya serta bentuk penghormatan kepada Awliya Sayyid Sholeh Yasin yang merupakan salah satu ulama penyebar Agama Islam di Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo.
"Hal ini, bukti dalam mengisi kemerdekaan warga sangat antusias juga untuk memperingati haul Awliya Sayyid Sholeh Yasin sebagai cikal bakal di desa ini," katanya.
Dia menyampakan untuk mengisi HUT Ke-78 Kemerdekaan RI sebanyak 15 desa akan mengadakan kirab budaya atau pagelaran budaya secara bergantian. Kebetulan Desa Sukabumi menjadi desa pertama yang menyelenggarakan karnaval budaya bersamaan dengan haul. Untuk rangkaian kegiatan HUT RI dimulai dari Desa Sukabumi nanti akan dilanjutkan dengan desa-desa lainnya di Cepogo.
Acara kirab setibanya di Makam Nggunung Desa Sukabumi kemudian bendera sepanjang 165 meter dibentangkan mengelilingi makam. Sedangkan, 165 bendera lainnya ditancapkan di tempat yang sudah disediakan. Kemudian digelar upacara bendera yang diikuti peserta pawai. Usai upacara, dua gunungan hasil bumi dan seratusan tenong itu, dibuka untuk dibagi-bagikan ke peserta dan hadirin.
Baca juga: Gubernur Ganjar hadiri kirab budaya tungguk tembakau di Boyolali
Menurut koordinator kegiatan, Suharno, kirab budaya dengan menempuh jarak sekitar tiga kilometer dan diikuti sebanyak 3.000 orang masyarakat Desa Sukabumi berjalan dengan membawa 17 tiang bendera merah putih serta mengarak bendera merah putih sepanjang 165 meter dengan lebar 1,5 meter.
"Kirab budaya diikuti seluruh warga Desa Sukabumi. Masyarakat dikirab juga membawa hasil pertanian Desa Sukabumi, potensi Sukabumi, dan kesenian setenpat yang menggambarkan kemakmuran," kata Suharno.
Pada acara kirab diawali dengan pasukan pembawa bendera merah putih yang disusul gunungan hasil bumi. Barisan di belakang gunungan, ada seni rodat, pesilat, drum band dan drumblek, serta kesenian reog. Bahkan, ratusan tenong yang berisi aneka makanan juga ikut memeriahkan kirab yang nantinya dibagikan kepada masyarakat umum.
Sementara itu, Camat Cepogo Dwi Sundarto mengatakan kegiatan tersebut menggambarkan kerukunan dan sebagai upaya melestarikan budaya serta bentuk penghormatan kepada Awliya Sayyid Sholeh Yasin yang merupakan salah satu ulama penyebar Agama Islam di Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo.
"Hal ini, bukti dalam mengisi kemerdekaan warga sangat antusias juga untuk memperingati haul Awliya Sayyid Sholeh Yasin sebagai cikal bakal di desa ini," katanya.
Dia menyampakan untuk mengisi HUT Ke-78 Kemerdekaan RI sebanyak 15 desa akan mengadakan kirab budaya atau pagelaran budaya secara bergantian. Kebetulan Desa Sukabumi menjadi desa pertama yang menyelenggarakan karnaval budaya bersamaan dengan haul. Untuk rangkaian kegiatan HUT RI dimulai dari Desa Sukabumi nanti akan dilanjutkan dengan desa-desa lainnya di Cepogo.
Acara kirab setibanya di Makam Nggunung Desa Sukabumi kemudian bendera sepanjang 165 meter dibentangkan mengelilingi makam. Sedangkan, 165 bendera lainnya ditancapkan di tempat yang sudah disediakan. Kemudian digelar upacara bendera yang diikuti peserta pawai. Usai upacara, dua gunungan hasil bumi dan seratusan tenong itu, dibuka untuk dibagi-bagikan ke peserta dan hadirin.
Baca juga: Gubernur Ganjar hadiri kirab budaya tungguk tembakau di Boyolali