Muhammadiyah: Bangsa Indonesia harus kerja keras tingkatkan pendidikan
Purwokerto (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir mengatakan bangsa Indonesia harus bekerja keras dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang merupakan salah satu pilar strategis nasional.
"Hari ini pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Pelantikan ini sebenarnya seremonial, tetapi punya arti penting bagi tonggak mengakselerasi kemajuan UMP," katanya usai menghadiri Pelantikan Assoc. Prof. Dr. Jebul Suroso sebagai Rektor UMP Masa Jabatan 2023-2027 di Aula AK Anshori, Kantor Pusat UMP, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, PP Muhammadiyah memberi apresiasi tinggi atas lompatan kemajuan yang diraih oleh UMP dan diharapkan segera meraih akreditasi institusi "Unggul".
Ia percaya bahwa Rektor UMP dengan pengalaman dan relasi yang bukan hanya di tingkat Jawa Tengah, nasional, bahkan internasional bisa membawa perguruan tinggi Muhammadiyah itu makin maju dan semakin unggul serta memberi manfaat terbaik bagi masyarakat.
"Yang kedua, era sekarang (adalah) era persaingan, era dimana kita harus berada di depan, tetapi juga era kolaborasi. Nah, bersaing dan berkolaborasi adalah kunci kemajuan, dan saya percaya UMP bisa," katanya didampingi Rektor UMP Assoc. Prof. Dr. Jebul Suroso.
Ia mengatakan UMP sudah punya program-program unggulan, di antaranya mendirikan Taman Kanak-Kanak 'Aisyiah Bustanul Athfal, sekolah dasar, sekolah menengah pertama serta sekolah menengah atas.
Menurut dia, semuanya itu dengan program unggulan, bisa bersinergi, juga membangun sistem pendidikan dari tingkat dasar, menengah, dan bersambung sampai pendidikan tinggi, yang tentunya berkualitas.
"Semua penting, karena kita Indonesia ini harus bekerja keras soal pendidikan. Kita masih common development (perkembangan umum), indeks kita, daya saing kita, kemudian tingkat kecerdasan bangsa kita, dan problem-problem lainnya masih merupakan pekerjaan rumah," tegas Haedar.
Oleh karena itu, kata dia, lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah, lembaga pendidikan swasta lainnya maupun lembaga pendidikan negeri yang diberikan kemudahan oleh pemerintah harus berlomba dan berpacu dengan waktu untuk menjadi pilar strategis bagi kemajuan bangsa.
"Oke, 2024 ada Pemilu, saya pikir para elite bangsa yang berkontestasi di Pemilu 2024, baik itu untuk presiden-wakil presiden, gubernur-wakil gubernur, wali kota-wakil wali kota, bupati-wakil bupati, maupun DPR-DPRD. Mereka harus punya perhatian pada pendidikan," katanya.
Menurut dia, satu-satunya jalan untuk membawa bangsa Indonesia maju dan bisa membangun peradaban adalah pendidikan.
Ia mencontohkan Jepang dan Korea Selatan mengalami lompatan yang luar biasa karena lembaga pendidikan.
"Jadi, kita dorong bahwa para elite ini yang berkontestasi, bukan soal koalisi, bukan soal bagaimana cara menang, tetapi punya gagasan-gagasan besar apa yang bisa diimplementasikan bagi usaha memajukan salah satu di antara pilar strategis adalah pendidikan nasional," tegasnya.
Sementara itu, Rektor UMP Assoc Prof. Dr. Jebul Suroso mengatakan pihaknya akan lurus dalam mengelola pendidikan agar betul-betul berorientasi kepada lulusan yang berkualitas, berkarakter, memiliki nilai-nilai Islam, dan ke depan akan memiliki manfaat untuk umat.
"Komersialisasi pendidikan memang tidak kami lakukan terlalu luas di situ. Memang ada unsur bagaimana institusi ini berkembang dan kami juga berikan charity dalam bentuk beasiswa untuk orang tidak mampu, untuk kelompok tertentu, komunitas tertentu, dan ini ujungnya adalah bagaimana pendidikan itu maju, tidak mendidik kami untuk komersialisasi pendidikan, tetapi memacu orang untuk mau berpendidikan," katanya.
Baca juga: Pemkot Surakarta pastikan anak putus sekolah kembali lanjutkan pendidikan
"Hari ini pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Pelantikan ini sebenarnya seremonial, tetapi punya arti penting bagi tonggak mengakselerasi kemajuan UMP," katanya usai menghadiri Pelantikan Assoc. Prof. Dr. Jebul Suroso sebagai Rektor UMP Masa Jabatan 2023-2027 di Aula AK Anshori, Kantor Pusat UMP, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, PP Muhammadiyah memberi apresiasi tinggi atas lompatan kemajuan yang diraih oleh UMP dan diharapkan segera meraih akreditasi institusi "Unggul".
Ia percaya bahwa Rektor UMP dengan pengalaman dan relasi yang bukan hanya di tingkat Jawa Tengah, nasional, bahkan internasional bisa membawa perguruan tinggi Muhammadiyah itu makin maju dan semakin unggul serta memberi manfaat terbaik bagi masyarakat.
"Yang kedua, era sekarang (adalah) era persaingan, era dimana kita harus berada di depan, tetapi juga era kolaborasi. Nah, bersaing dan berkolaborasi adalah kunci kemajuan, dan saya percaya UMP bisa," katanya didampingi Rektor UMP Assoc. Prof. Dr. Jebul Suroso.
Ia mengatakan UMP sudah punya program-program unggulan, di antaranya mendirikan Taman Kanak-Kanak 'Aisyiah Bustanul Athfal, sekolah dasar, sekolah menengah pertama serta sekolah menengah atas.
Menurut dia, semuanya itu dengan program unggulan, bisa bersinergi, juga membangun sistem pendidikan dari tingkat dasar, menengah, dan bersambung sampai pendidikan tinggi, yang tentunya berkualitas.
"Semua penting, karena kita Indonesia ini harus bekerja keras soal pendidikan. Kita masih common development (perkembangan umum), indeks kita, daya saing kita, kemudian tingkat kecerdasan bangsa kita, dan problem-problem lainnya masih merupakan pekerjaan rumah," tegas Haedar.
Oleh karena itu, kata dia, lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah, lembaga pendidikan swasta lainnya maupun lembaga pendidikan negeri yang diberikan kemudahan oleh pemerintah harus berlomba dan berpacu dengan waktu untuk menjadi pilar strategis bagi kemajuan bangsa.
"Oke, 2024 ada Pemilu, saya pikir para elite bangsa yang berkontestasi di Pemilu 2024, baik itu untuk presiden-wakil presiden, gubernur-wakil gubernur, wali kota-wakil wali kota, bupati-wakil bupati, maupun DPR-DPRD. Mereka harus punya perhatian pada pendidikan," katanya.
Menurut dia, satu-satunya jalan untuk membawa bangsa Indonesia maju dan bisa membangun peradaban adalah pendidikan.
Ia mencontohkan Jepang dan Korea Selatan mengalami lompatan yang luar biasa karena lembaga pendidikan.
"Jadi, kita dorong bahwa para elite ini yang berkontestasi, bukan soal koalisi, bukan soal bagaimana cara menang, tetapi punya gagasan-gagasan besar apa yang bisa diimplementasikan bagi usaha memajukan salah satu di antara pilar strategis adalah pendidikan nasional," tegasnya.
Sementara itu, Rektor UMP Assoc Prof. Dr. Jebul Suroso mengatakan pihaknya akan lurus dalam mengelola pendidikan agar betul-betul berorientasi kepada lulusan yang berkualitas, berkarakter, memiliki nilai-nilai Islam, dan ke depan akan memiliki manfaat untuk umat.
"Komersialisasi pendidikan memang tidak kami lakukan terlalu luas di situ. Memang ada unsur bagaimana institusi ini berkembang dan kami juga berikan charity dalam bentuk beasiswa untuk orang tidak mampu, untuk kelompok tertentu, komunitas tertentu, dan ini ujungnya adalah bagaimana pendidikan itu maju, tidak mendidik kami untuk komersialisasi pendidikan, tetapi memacu orang untuk mau berpendidikan," katanya.
Baca juga: Pemkot Surakarta pastikan anak putus sekolah kembali lanjutkan pendidikan