Semarang gelar masak bersama menu gizi seimbang
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menggelar kegiatan Masak Bersama Menu Gizi Seimbang secara serentak dilakukan di 177 kelurahan, Senin (23/1). Kegiatan yang diprakarsai Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Semarang tersebut merupakan upaya percepatan penurunan stunting di Kota Semarang.
Plt Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu atau yang akrab disapa Mba Ita memimpin kegiatan yang mengusung tema Melaksanakan Gerakan Hidup Sehat Dengan Membuat Dapur Umum tersebut dari Dusun Sodong, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen.
Acara dimulai dengan senam SICITA atau Senam Indonesia Cinta Tanah Air secara serentak pukul 06.30 WIB yang dilakukan secara daring dan luring. Kegiatan dilanjutkan dengan demo masak dan sosialisasi menu gizi seimbang, khususnya bagi ibu hamil dan ibu dengan anak balita maupun baduta. Seluruh hasil olahan kuliner kegiatan, langsung dibagikan kepada masyarakat terutama yang terindikasi dan berpotensi stunting.
Pada kegiatan yang juga menggandeng Dinas Kesehatan Kota Semarang (Puskesmas), Dinas Sosial, Dinas Pertanian, dan Dinas Perikanan tersebut, Mba Ita meluncurkan Buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil dengan harapan semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk menyediakan gizi seimbang dapat terwujud zero stunting di Kota Semarang demi terciptanya Generasi Indonesia Emas di masa yang akan datang.
Data Operasi Timbang Kota Semarang mencatat ada 1.367 kasus stunting di Kota Semarang. Sementara data SSGI tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting Kota Semarang ada di angka 21,3 persen.
Setelah demo masak usai, acara dilanjutkan dengan pemberian bantuan secara simbolis berupa sembako kepada keluarga yang memiliki balita berpotensi stunting. Dinas Dalduk dan KB Kota Semarang menyediakan paket berupa minyak goreng, beras, telur ayam, daging ayam, dan juga ikan yang akan didistribusikan oleh Penyuluh KB. Dinas Sosial dan Dinas Sosial menyalurkan beras dan sayur mayur melalui kecamatan, sementara Dinas Perikanan membagikan 50 kg ikan kaper ke 13 kelurahan dengan prevalensi stunting tertinggi di Kota Semarang. Mba Ita secara pribadi menyalurkan 1,5 kg ikan nila dan 1 kg daging ayam untuk setiap kelurahan.
Rangkaian kegiatan siang ditutup dengan santap siang bersama. Pada kesempatan yang sama di setiap kelurahan juga dilaksanakan upaya pemberantasan jentik nyamuk, kelas balita, kelas bumil, inspeksi kesehatan lingkungan, vaksin covid, skrining kesehatan jiwa dan HIV dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat Kota Semarang.
"Sudah terintregrasi dengan baik penanganan percepatan penurunan stunting, kampung KB dan pemberdayaan masyarakat. Saya optimistis target penurunan stunting 17 persen di Jawa tengah tahun 2023 bisa terwujud," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Widiwidiono.
Plt Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu atau yang akrab disapa Mba Ita memimpin kegiatan yang mengusung tema Melaksanakan Gerakan Hidup Sehat Dengan Membuat Dapur Umum tersebut dari Dusun Sodong, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen.
Acara dimulai dengan senam SICITA atau Senam Indonesia Cinta Tanah Air secara serentak pukul 06.30 WIB yang dilakukan secara daring dan luring. Kegiatan dilanjutkan dengan demo masak dan sosialisasi menu gizi seimbang, khususnya bagi ibu hamil dan ibu dengan anak balita maupun baduta. Seluruh hasil olahan kuliner kegiatan, langsung dibagikan kepada masyarakat terutama yang terindikasi dan berpotensi stunting.
Pada kegiatan yang juga menggandeng Dinas Kesehatan Kota Semarang (Puskesmas), Dinas Sosial, Dinas Pertanian, dan Dinas Perikanan tersebut, Mba Ita meluncurkan Buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil dengan harapan semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk menyediakan gizi seimbang dapat terwujud zero stunting di Kota Semarang demi terciptanya Generasi Indonesia Emas di masa yang akan datang.
Data Operasi Timbang Kota Semarang mencatat ada 1.367 kasus stunting di Kota Semarang. Sementara data SSGI tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting Kota Semarang ada di angka 21,3 persen.
Setelah demo masak usai, acara dilanjutkan dengan pemberian bantuan secara simbolis berupa sembako kepada keluarga yang memiliki balita berpotensi stunting. Dinas Dalduk dan KB Kota Semarang menyediakan paket berupa minyak goreng, beras, telur ayam, daging ayam, dan juga ikan yang akan didistribusikan oleh Penyuluh KB. Dinas Sosial dan Dinas Sosial menyalurkan beras dan sayur mayur melalui kecamatan, sementara Dinas Perikanan membagikan 50 kg ikan kaper ke 13 kelurahan dengan prevalensi stunting tertinggi di Kota Semarang. Mba Ita secara pribadi menyalurkan 1,5 kg ikan nila dan 1 kg daging ayam untuk setiap kelurahan.
Rangkaian kegiatan siang ditutup dengan santap siang bersama. Pada kesempatan yang sama di setiap kelurahan juga dilaksanakan upaya pemberantasan jentik nyamuk, kelas balita, kelas bumil, inspeksi kesehatan lingkungan, vaksin covid, skrining kesehatan jiwa dan HIV dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat Kota Semarang.
"Sudah terintregrasi dengan baik penanganan percepatan penurunan stunting, kampung KB dan pemberdayaan masyarakat. Saya optimistis target penurunan stunting 17 persen di Jawa tengah tahun 2023 bisa terwujud," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Widiwidiono.