Cegah Stunting, Pertamina jalankan Program YOK PEKA
Semarang (ANTARA) - Pertamina melalui Program Community Development Fuel Terminal Boyolali memberdayakan kelompok masyarakat dengan membentuk Tim Siaga yang terdiri dari bidan desa, kader kesehatan, perangkat desa, dan tokoh masyarakat untuk menjalankan sejumlah kegiatan dalam Program ‘YOK PEKA’ yang memiliki kepanjangan Layanan Optimal Kesehatan Peduli Keluarga.
Dalam keterangan pers di Semarang, Senin (5/9), Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengungkapkan program tersebut merupakan bagian dari program CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan di sekitar lokasi operasi Pertamina, khususnya Fuel Terminal Boyolali.
“Program ini dimulai pada tahun 2020 sebagai upaya tanggap COVID-19, di mana pada saat itu aktivitas posyandu sempat terhenti karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga ibu hamil dan balita tidak bisa melakukan pengecekan kesehatan di posyandu," kata Brasto.
Kemudian, lanjutnya, Pertamina bersama kader posyandu mengembangkan sistem informasi berbasis aplikasi dan website bernama Si-Kembang (Sistem Informasi Tumbuh Kembang) untuk memonitor kesehatan dan perkembangan ibu hamil juga balita tanpa harus datang ke posyandu.
Baca juga: TNI dengan Program Bangga Kencana ikut percepat penurunan stunting
“Si-Kembang pertama kali diimplementasikan di Desa Teras lalu kemudian direplikasi di dua desa lainnya, yaitu Desa Sampetan dan Desa Seboto, yang memang memiliki permasalahan kasus stunting dan ibu hamil KEK cukup tinggi di Boyolali,” terangnya.
Menurut Brasto, bentuk topografi relief dari Desa Sampetan dan Desa Seboto yang relatif bergelombang dan jauh dari Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) menyebabkan ibu hamil dan balita yang bermukim di lereng Gunung Merbabu tersebut kesulitan menjangkau lokasi posyandu dan mengikuti kegiatan posyandu rutin.
“Akibatnya berdampak pada kasus kesehatan ibu hamil dan balita di dua desa tersebut cukup tinggi,” tuturnya.
Untuk itu, Brasto menjelaskan, di samping penggunaan inovasi Si-Kembang, Pertamina juga ikut mengembangkan beberapa Pos Kesehatan (Poskes) RT untuk mendekatkan layanan kesehatan masyarakat di tingkat RT.
“Tidak hanya untuk ibu hamil dan balita, Poskes RT juga bisa dimanfaatkan untuk cek kesehatan lansia, remaja, dan masyarakat lainnya,” kata Brasto.
Di setiap Poskes RT, Pertamina menyediakan alat-alat kesehatan, seperti tensi meter, GCU, timbangan bayi, doppler, pengukur panjang bayi, dan peralatan kesehatan lainnya.
“Selain itu, juga tersedia mobil siaga yang ditempatkan di Kecamatan Gladangsari untuk dipergunakan dalam keadaan gawat darurat seperti ibu hamil yang hendak melahirkan, khususnya di Desa Sampetan dan Desa Seboto,” katanya.
Baca juga: IDI Kudus jadi orang tua asuh anak diduga stunting
Berkat program YOK PEKA yang sudah dijalankan dalam kurun waktu dua tahun, dapat menekan kasus stunting dan kasus ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Desa Seboto dan Desa Sampetan.
“Manfaat dari program ini telah diterima dari sekurangnya 839 balita, 80 ibu hamil, hingga 310 lansia yang menerima layanan kesehatan berbasis masyarakat,” terang Brasto.
Dia menambahkan, program YOK PEKA tidak akan memberikan dampak manfaat yang signifikan jika dijalankan tanpa dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak yang mendukung serta menaruh perhatian yang sama terhadap isu tersebut.
“Program ini merupakan buah kerjasama dari berbagai pihak, di antaranya Pemerintah Kabupaten Boyolali khususnya Dinas Kesehatan Boyolali, Pemerintah Desa setempat, Palang Merah Indonesia (PMI), Lembaga Kajian untuk Transformasi Sosial (LKTS), Puskesmas setempat, dan beberapa pihak lainnya,” kata Brasto.
Baca juga: Tekan stunting di Jateng, Ganjar libatkan milenial
Respon positif disampaikan oleh Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat yang menyampaikan apresiasi kepada Pertamina atas program dan upaya yang dijalankan untuk menanggulangi masalah kesehatan di wilayahnya.
“Hal ini tentunya dapat meningkatkan mutu kesehatan masyarakat dan berperan dalam tercapainya tujuan penurunan AKI/AKB di Kabupaten Boyolali. Semoga kerjasama ini dapat memberikan dampak yang lebih luas lagi di seluruh Kabupaten Boyolali,” katanya.
Brasto menambahkan program YOK PEKA yang dijalankan bersama masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan, merupakan wujud dari penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) yang tidak hanya dijalankan Pertamina tapi juga bersama masyarakat.
Baca juga: Satu dari lima balita di Sukoharjo alami stunting
“Selain itu program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya pada poin dua (Tanpa Kelaparan), poin tiga (Kesehatan Yang Baik dan Kesejahteraan), poin 10 (Berkurangnya Kesenjangan), dan poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan),” tutupnya.
Dalam keterangan pers di Semarang, Senin (5/9), Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengungkapkan program tersebut merupakan bagian dari program CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan di sekitar lokasi operasi Pertamina, khususnya Fuel Terminal Boyolali.
“Program ini dimulai pada tahun 2020 sebagai upaya tanggap COVID-19, di mana pada saat itu aktivitas posyandu sempat terhenti karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga ibu hamil dan balita tidak bisa melakukan pengecekan kesehatan di posyandu," kata Brasto.
Kemudian, lanjutnya, Pertamina bersama kader posyandu mengembangkan sistem informasi berbasis aplikasi dan website bernama Si-Kembang (Sistem Informasi Tumbuh Kembang) untuk memonitor kesehatan dan perkembangan ibu hamil juga balita tanpa harus datang ke posyandu.
Baca juga: TNI dengan Program Bangga Kencana ikut percepat penurunan stunting
“Si-Kembang pertama kali diimplementasikan di Desa Teras lalu kemudian direplikasi di dua desa lainnya, yaitu Desa Sampetan dan Desa Seboto, yang memang memiliki permasalahan kasus stunting dan ibu hamil KEK cukup tinggi di Boyolali,” terangnya.
Menurut Brasto, bentuk topografi relief dari Desa Sampetan dan Desa Seboto yang relatif bergelombang dan jauh dari Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) menyebabkan ibu hamil dan balita yang bermukim di lereng Gunung Merbabu tersebut kesulitan menjangkau lokasi posyandu dan mengikuti kegiatan posyandu rutin.
“Akibatnya berdampak pada kasus kesehatan ibu hamil dan balita di dua desa tersebut cukup tinggi,” tuturnya.
Untuk itu, Brasto menjelaskan, di samping penggunaan inovasi Si-Kembang, Pertamina juga ikut mengembangkan beberapa Pos Kesehatan (Poskes) RT untuk mendekatkan layanan kesehatan masyarakat di tingkat RT.
“Tidak hanya untuk ibu hamil dan balita, Poskes RT juga bisa dimanfaatkan untuk cek kesehatan lansia, remaja, dan masyarakat lainnya,” kata Brasto.
Di setiap Poskes RT, Pertamina menyediakan alat-alat kesehatan, seperti tensi meter, GCU, timbangan bayi, doppler, pengukur panjang bayi, dan peralatan kesehatan lainnya.
“Selain itu, juga tersedia mobil siaga yang ditempatkan di Kecamatan Gladangsari untuk dipergunakan dalam keadaan gawat darurat seperti ibu hamil yang hendak melahirkan, khususnya di Desa Sampetan dan Desa Seboto,” katanya.
Baca juga: IDI Kudus jadi orang tua asuh anak diduga stunting
Berkat program YOK PEKA yang sudah dijalankan dalam kurun waktu dua tahun, dapat menekan kasus stunting dan kasus ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Desa Seboto dan Desa Sampetan.
“Manfaat dari program ini telah diterima dari sekurangnya 839 balita, 80 ibu hamil, hingga 310 lansia yang menerima layanan kesehatan berbasis masyarakat,” terang Brasto.
Dia menambahkan, program YOK PEKA tidak akan memberikan dampak manfaat yang signifikan jika dijalankan tanpa dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak yang mendukung serta menaruh perhatian yang sama terhadap isu tersebut.
“Program ini merupakan buah kerjasama dari berbagai pihak, di antaranya Pemerintah Kabupaten Boyolali khususnya Dinas Kesehatan Boyolali, Pemerintah Desa setempat, Palang Merah Indonesia (PMI), Lembaga Kajian untuk Transformasi Sosial (LKTS), Puskesmas setempat, dan beberapa pihak lainnya,” kata Brasto.
Baca juga: Tekan stunting di Jateng, Ganjar libatkan milenial
Respon positif disampaikan oleh Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat yang menyampaikan apresiasi kepada Pertamina atas program dan upaya yang dijalankan untuk menanggulangi masalah kesehatan di wilayahnya.
“Hal ini tentunya dapat meningkatkan mutu kesehatan masyarakat dan berperan dalam tercapainya tujuan penurunan AKI/AKB di Kabupaten Boyolali. Semoga kerjasama ini dapat memberikan dampak yang lebih luas lagi di seluruh Kabupaten Boyolali,” katanya.
Brasto menambahkan program YOK PEKA yang dijalankan bersama masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan, merupakan wujud dari penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) yang tidak hanya dijalankan Pertamina tapi juga bersama masyarakat.
Baca juga: Satu dari lima balita di Sukoharjo alami stunting
“Selain itu program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya pada poin dua (Tanpa Kelaparan), poin tiga (Kesehatan Yang Baik dan Kesejahteraan), poin 10 (Berkurangnya Kesenjangan), dan poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan),” tutupnya.