Menpora terima gelar Profesor Kehormatan dari Unnes
Semarang (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyebut belum adanya desain besar olahraga nasional selama ini menyebabkan prestasi olahraga Indonesia ini diraih secara kebetulan atau "by accident".
"Dari hasil koordinasi dan diskusi dengan para pemangku kepentingan di bidang olahraga, diperoleh kesimpulan selama ini olahraga kita belum terdesain. Kita dapat prestasi olahraga 'by accident," kata menpora dalam orasi ilmiah saat menerima gelar Profesor Kehormatan Bidang Ilmu Keolahragaan dari Universitas Negeri Semarang di Semarang, Sabtu.
Ia menyebut prestasi olahraga Indonesia ini tercipta ketika didapati seseorang yang berbakat kemudian dibina.
"Namun kita lupa penyiapan lapisan di bawahnya," tambahnya.
Oleh karena itu, kata dia, Kemenpora telah menyusun desain besar olahraga nasional karena tidak ada jalan pintas dalam meraih prestasi.
Ia menjelaskan, pembinaan atlet jangka panjang dalam upaya menghasilkan prestasi dunia merupakan investasi jangka panjang.
Dalam desain besar olahraga nasional, kata dia, Olimpiade 2044 merupakan sasaran utama yang harus dicapai.
Indonesia menargetkan peringkat kelima pada Olimpiade 2044 tersebut.
Oleh karena itu, lanjut dia, penentuan cabang olahraga harus difokuskan pada yang berpotensi meraih medali emas.
Ia menuturkan, terdapat 14 cabang olahraga unggulan yang akan menjadi fokus dalam pengembangannya.
Dalam mencapai target dalam desain besar olahraga nasional tersebut, maka berbagai permasalahan yang saat ini dihadapi harus diselesaikan.
Desain besar olahraga nasional, kata dia, menjadi panduan bagi pemerintah pusat maupun daerah, serta para pemangku kepentingan di dunia olahraga dalam penyelenggaraan keolahragaan nasional.
"Dengan demikian, pembangunan keolahragaan nasional diharapkan dapat berjalan efektif, efisien, unggul, terukur, akuntabel, sistematis, dan berkelanjutan," katanya. ***3***
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menpora: Prestasi hanya kebetulan tanpa desain olahraga nasional
"Dari hasil koordinasi dan diskusi dengan para pemangku kepentingan di bidang olahraga, diperoleh kesimpulan selama ini olahraga kita belum terdesain. Kita dapat prestasi olahraga 'by accident," kata menpora dalam orasi ilmiah saat menerima gelar Profesor Kehormatan Bidang Ilmu Keolahragaan dari Universitas Negeri Semarang di Semarang, Sabtu.
Ia menyebut prestasi olahraga Indonesia ini tercipta ketika didapati seseorang yang berbakat kemudian dibina.
"Namun kita lupa penyiapan lapisan di bawahnya," tambahnya.
Oleh karena itu, kata dia, Kemenpora telah menyusun desain besar olahraga nasional karena tidak ada jalan pintas dalam meraih prestasi.
Ia menjelaskan, pembinaan atlet jangka panjang dalam upaya menghasilkan prestasi dunia merupakan investasi jangka panjang.
Dalam desain besar olahraga nasional, kata dia, Olimpiade 2044 merupakan sasaran utama yang harus dicapai.
Indonesia menargetkan peringkat kelima pada Olimpiade 2044 tersebut.
Oleh karena itu, lanjut dia, penentuan cabang olahraga harus difokuskan pada yang berpotensi meraih medali emas.
Ia menuturkan, terdapat 14 cabang olahraga unggulan yang akan menjadi fokus dalam pengembangannya.
Dalam mencapai target dalam desain besar olahraga nasional tersebut, maka berbagai permasalahan yang saat ini dihadapi harus diselesaikan.
Desain besar olahraga nasional, kata dia, menjadi panduan bagi pemerintah pusat maupun daerah, serta para pemangku kepentingan di dunia olahraga dalam penyelenggaraan keolahragaan nasional.
"Dengan demikian, pembangunan keolahragaan nasional diharapkan dapat berjalan efektif, efisien, unggul, terukur, akuntabel, sistematis, dan berkelanjutan," katanya. ***3***
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menpora: Prestasi hanya kebetulan tanpa desain olahraga nasional