Perwakilan Umat Buddha Indonesia mengapresiasi sikap komitmen Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang berperan aktif dan mempunyai semangat tinggi dalam melestarikan Candi Borobudur sebagai warisan budaya.
"Saya sering melihat berita dari bapak mendukung Candi Borobudur itu luar biasa, karena Candi Borobudur itu adalah salah satu dari mutiara Indonesia," kata Sekjen DPP Walubi Bhante Khanit Sannano Mahathera, saat bertemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di ruang kerja gubernur di Semarang, Rabu.
Bhante Khanit juga mengapresiasi Ganjar yang melihat Candi Borobudur tidak sekadar sebagai tempat peribadatan, tapi juga pusat budaya dengan daya tarik wisata yang perlu diketahui masyarakat dunia.
"Dan ada 300 juta Buddhist di dunia, kalau satu persennya saja bisa datang dan melihat Candi Borobudur, itu saya lihat berita bapak sangat bagus sekali," ujarnya, usai menyampaikan rangkaian Peringatan Hari Raya Waisak 2566 BE kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Ketua 2 DPD Walubi Provinsi Jateng Tanto Harsono mengatakan bahwa Perayaan Hari Waisak kembali dipusatkan ke Candi Borobudur setelah dua tahun pandemi COVID-19 dan rangkaian perayaannya telah dilaksanakan sejak 7 Mei 2022.
Pada 14 Mei 2022 dilaksanakan upacara pengambilan Api Abadi Mrapen dan Air Suci Umbul Jumprit yang nantinya akan disemayamkan di Candi Mendut.
"Puncaknya pada 16 Mei 2022 dimulai dengan prosesi jalan kaki dari Candi Mendut dan Candi Borobudur, nanti umat yang terlibat sekitar 1.200-an orang karena masih terbatas," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan secara keseluruhan rangkaian Hari Raya Waisak telah disiapkan dengan baik dan terus mengingatkan kepada panitia agar tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"Tadi saya minta untuk menyiapkan protokol kesehatan, termasuk flow mereka yang hadir ya. Kayaknya tidak akan sebanyak sebelum pandemi dan tadi saya tanya panitia sudah siap semuanya. Mudah-mudahan lancar," ujar politikus PDIP itu.
Gubernur Ganjar Pranowo sejak periode pertama menjabat sebagai Gubernur Jateng telah mengusulkan Candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Buddha dunia, karena menilai potensi menjadikan Borobudur sebagai rumah ibadah Buddha dunia sangat besar.
Selain itu, para bhante dan pegiat di organisasi agama Buddha menyebut ada jutaan umat Buddha di dunia yang sangat aktif, sehingga selain meningkatkan nilai religiusitas di kawasan candi, juga meningkatkan potensi wisatanya.
Nantinya masyarakat yang datang ke Kawasan Candi Borobudur, kata Ganjar, tak lagi naik ke puncak candi, namun bisa melihat ritual atau prosesi ibadah umat Buddha sebagai wisata religi, sehingga menjadi opsi liburan tahunan yang dapat menggeliatkan perekonomian setempat.