Magelang (ANTARA) - Hari Lebaran 2022 dalam kalender nasional sudah ditandai warna merah pada 2-3 Mei 2022. Namun, keputusan resmi 1 Syawal 1443 Hijriah sebagai Idul Fitri masih menunggu sidang isbat yang digelar Kementerian Agama pada 1 Mei 2022.
Mudik telah menjadi tradisi kuat masyarakat Indonesia saat Hari Lebaran. Oleh karena tradisi itu, Lebaran tak hanya dirayakan dengan sukacita umat Islam Indonesia setelah mereka bermatiraga dan memperkuat ibadah dengan amalannya selama Bulan Puasa Ramadhan.
Idul Fitri yang menjadi hari raya keagamaan umat Islam sejagat itu, juga dirayakan secara bungah oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan berbagai latar belakang kehidupan, pekerjaan, dan asal-usul kampung halamannya, melalui peristiwa mudik.
Selama dua kali Lebaran yang lalu, pemerintah mendorong warga memanfaatkan dengan optimal kemajuan teknologi informasi untuk mudik dan merayakan Idul Fitri itu karena penularan COVID-19 belum mampu ditekan secara masif dan signifikan. Dalam kondisi tak mudah karena pandemi itu, masyarakat merayakan Lebaran dan tetap menjalani tradisi mudik, namun mengkreasi praktiknya menjadi "mudik virtual" dan pembatasan-pembatasan lainnya agar tidak terjadi penularan virus itu.
Pemerintah tahun ini melonggarkan aktivitas masyarakat seiring dengan tren temuan penularan COVID-19 yang melandai. Penurunan kasus virus itu, antara lain berkat daya upaya yang simultan melalui penyelenggaraan program vaksinasi secara intensif dan masif sehingga terwujud antibodi komunal yang memadai dari penularan virus.
Selain itu, dukungan total untuk promosi secara gencar hingga mencapai kesadaran kuat berbagai kalangan masyarakat terhadap pentingnya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Tahun ini, pemerintah membolehkan masyarakat untuk menjalani mudik Lebaran setelah dua tahun terakhir tidak demikian karena pandemi. Masa cuti bersama dan libur hari besar nasional, termasuk libur Idul Fitri 1443 Hijriah, dengan total 10 hari, mulai 29 April hingga 8 Mei 2022, juga telah ditetapkan pemerintah.
Kementerian Perhubungan memperkirakan sekitar 85 juta orang mudik Lebaran tahun ini dengan tujuan terbanyak ke Jawa Tengah 21,3 juta orang (26,8 persen) dari berbagai provinsi, terutama Jawa Timur dan Jabodetabek. Potensi besar lainnya dalam pergerakan masyarakat untuk mudik ke Jawa Timur dan Jawa Barat.
Penggunaan kendaraan pribadi mendominasi masyarakat untuk mudik ketimbang moda transportasi massal. Mereka antara lain menggunakan mobil pribadi sekitar 22,9 juta orang, sepeda motor 16,9 juta orang, sedangkan bus 14,1 juta orang, pesawat 8,9 juta orang, kereta api 7,6 juta orang, mobil travel 4,5 juta orang, dan kapal laut 1,4 juta orang.
Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 28-30 April, sedangkan puncak arus balik pada 8 Mei 2022. Namun, Presiden Joko Widodo menganjurkan masyarakat untuk mudik lebih awal guna meminimalkan kesulitan dan kelelahan mereka kembali ke kampung halaman, dari kemacetan di berbagai jalur saat puncak mudik, terutama di Jawa.
Berbagai persiapan menghadapi mudik dan Idul Fitri dilakukan oleh pemerintah tak hanya menyangkut moda transportasi, akan tetapi juga infrastruktur, kesiapan jalur-jalur mudik dengan rambu-rambu petunjuk arah, ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat dan bahan bakar minyak, penyaluran bantuan sosial guna meringankan warga dari dampak pandemi agar berlebaran dengan lebih ringan beban.
Selain itu, kebijakan pembayaran tunjangan hari raya, baik untuk pekerja maupun aparatur pemerintahan, penyelenggaraan vaksinasi penguat secara masif guna menekan penularan virus, serta kesiapan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
Operasi Ketupat 2022 diselenggarakan dengan menurunkan personel gabungan, seperti dari jajaran Polri, TNI, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, Dinas Pemadam Kebakaran, PMI, dan organisasi sosial kemasyarakatan, untuk menyiapkan berbagai skenario operasional di lapangan dalam pelayanan kepada pemudik.
Pembukaan pos pelayanan dan pengamanan secara terpadu di berbagai lokasi strategis juga dilakukan pemerintah guna memberikan keamanan, kenyamanan, dan kelancaran masyarakat dalam perjalanan mudik maupun berlebaran.
Kehati-hatian masyarakat untuk menjalani tradisi mudik Lebaran diserukan pula oleh Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin karena bagaimanapun juga hingga tahun ini situasi masih pandemi COVID-19.
Upaya mencegah penularan virus tetap harus dilakukan secara bersama-sama, baik ketika masyarakat berlebaran di kampung halaman maupun untuk menekan terjadinya lonjakan kasus virus corona tersebut pascalebaran.
Komplet
Mudik tahun ini menjadi terasa istimewa, sedangkan perayaan Lebaran mencapai komplet, setelah dua tahun terakhir terpaksa ditiadakan karena pagebluk virus tersebut.
Merayakan Idul Fitri dan bergembira berlebaran menjadi afdal karena terjadi mudik. Tahun ini, tradisi mudik menjadi suatu pelepasan agung terhadap penumpukan kerinduan akut setiap orang atas nilai-nilai asal muasal yang mengejawantah sebagai kembali ke kampung halaman.
Mudik bukan lagi sekadar orang berbondong-bondong kembali ke kampung halaman. Peristiwa itu juga simbol setiap manusia Indonesia melepaskan diri sejenak waktu dari hiruk-pikuk pencarian pemenuhan kebutuhan jasmaniah.
Mereka diajak oleh tradisi budaya itu untuk memasuki kehidupan spiritual yang bersifat fitrah, dengan manifestasi berupa nilai-nilai luhur kampung halaman. Oleh karena tradisi mudik itulah, para urbanis dan mereka yang keseharian hidup di kampung, bersama-sama memasuki dunia asal muasal kesejatian diri manusia Indonesia.
Dalam tradisi mudik Lebaran itu, masyarakat berhalalbihalal dengan orang tua, sesepuh, saudara, kawan, dan tetangga di kampung halaman, atau ziarah ke makam leluhur.
Para pemudik juga merasakan kembali kesegaran menghirup udara lingkungan alam desanya, bermandi kabut dan hawa sejuk gunung-gemunung, menikmati terpaan cahaya Matahari terhadap dedaunan pepohonan dan tanaman pertanian, atau memandang dengan lepas hamparan air segara dari tepi kampung pesisir.
Ragam warna gembira berlebaran mewujud juga melalui aktivitas berwisata, reuni sekolah, gelar griya, berbagi rejeki untuk kemajuan kampung, berbagi cerita pengalaman manusia menjalani kehidupan dengan berbagai tantangan, kebijakan, kearifan, dan capaian-capaiannya.
Tahun ini, mudik juga seakan menjadi jalan masyarakat melepas kesesakan dari pandemi dengan dampaknya yang multiaspek itu.
Dalam tradisi kuat mudik itu, mereka diantar untuk bersilaturahim dengan sesama sekaligus secara insani kembali ke kampung halaman dengan alamat istimewa, bernama "Kampung Nurani".*