Warga Jepara gelar doa bersama di Monumen Ari-Ari R.A. Kartini
Jepara, Jateng (ANTARA) - Sejumlah tokoh masyarakat dan warga Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menggelar acara peringatan Hari Raden Ajeng Kartini dengan berdoa bersama di Monumen Ari-Ari R.A. Kartini yang berada di kompleks Kantor Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Kamis.
Acara doa bersama digelar secara sederhana dengan hanya dihadiri 50-an tamu undangan yang merupakan tokoh masyarakat sekitar serta jajaran pemerintah tingkat kecamatan serta Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), mengingat masih masa pandemi COVID-19.
"Doa bersama ini untuk mengenang tempat kelahiran R.A. Kartini karena sebelum orang tuanya diangkat sebagai Bupati Jepara, menjabat sebagai Wedana Mayong," kata Camat Mayong Muhammad Subkhan saat ditemui usai doa bersama di Jepara.
Sebelum masa pandemi, kata dia, acara doa bersama dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti pameran pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari berbagai desa selama dua sampai tiga hari.
Ia menceritakan bahwa RA Kartini dilahirkan di Desa Pelemkerep, Kecamatan Mayong Jepara, 21 April 1879, ketika masih menempati rumah dinas Kawedanan Mayong karena orang tuanya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, menjabat Wedana Mayong.
Kebiasaan masyarakat, kata dia, setelah proses kelahiran, ari-arinya ditanam di sekitar kompleks tempat tinggalnya. Kebetulan saat itu masih menempati rumah yang berada di kompleks Kawedanan Mayong.
Untuk saat ini, rumah dinas kawedanan sudah sulit dideteksi keberadaannya, namun tempat mengubur ari-arinya dibuatkan Monumen Ari-Ari R.A. Kartini yang dibangun pada bulan November 1951.
Setelah 2 tahun berselang R.A. Kartini pindah ke Kota Jepara dan menempati Pendapa Kabupaten Jepara karena orang tuanya yang semula Wedana Mayong diangkat menjadi Bupati Jepara.
Meskipun hanya 2 tahun berada di Kecamatan Mayong, tidak ada salahnya warga sekitar juga turut mendoakan, semoga sosok R.A. Kartini juga diteladani dan menjadi inspirasi generasi muda saat ini, demikian Muhammad Subkhan.
Baca juga: Titi Anggraini sebut perempuan caleg harus berkompetisi dalam pasar bebas
Baca juga: Jepara pamerkan koleksi museum RA Kartini secara virtual
Acara doa bersama digelar secara sederhana dengan hanya dihadiri 50-an tamu undangan yang merupakan tokoh masyarakat sekitar serta jajaran pemerintah tingkat kecamatan serta Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), mengingat masih masa pandemi COVID-19.
"Doa bersama ini untuk mengenang tempat kelahiran R.A. Kartini karena sebelum orang tuanya diangkat sebagai Bupati Jepara, menjabat sebagai Wedana Mayong," kata Camat Mayong Muhammad Subkhan saat ditemui usai doa bersama di Jepara.
Sebelum masa pandemi, kata dia, acara doa bersama dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti pameran pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari berbagai desa selama dua sampai tiga hari.
Ia menceritakan bahwa RA Kartini dilahirkan di Desa Pelemkerep, Kecamatan Mayong Jepara, 21 April 1879, ketika masih menempati rumah dinas Kawedanan Mayong karena orang tuanya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, menjabat Wedana Mayong.
Kebiasaan masyarakat, kata dia, setelah proses kelahiran, ari-arinya ditanam di sekitar kompleks tempat tinggalnya. Kebetulan saat itu masih menempati rumah yang berada di kompleks Kawedanan Mayong.
Untuk saat ini, rumah dinas kawedanan sudah sulit dideteksi keberadaannya, namun tempat mengubur ari-arinya dibuatkan Monumen Ari-Ari R.A. Kartini yang dibangun pada bulan November 1951.
Setelah 2 tahun berselang R.A. Kartini pindah ke Kota Jepara dan menempati Pendapa Kabupaten Jepara karena orang tuanya yang semula Wedana Mayong diangkat menjadi Bupati Jepara.
Meskipun hanya 2 tahun berada di Kecamatan Mayong, tidak ada salahnya warga sekitar juga turut mendoakan, semoga sosok R.A. Kartini juga diteladani dan menjadi inspirasi generasi muda saat ini, demikian Muhammad Subkhan.
Baca juga: Titi Anggraini sebut perempuan caleg harus berkompetisi dalam pasar bebas
Baca juga: Jepara pamerkan koleksi museum RA Kartini secara virtual