Temanggung-Wonosobo jadi contoh pengembangan "food estate"
Temanggung (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah, menjadi salah satu percontohan pengembangan food estate hortikultura di Indonesia.
"Pengembangan food estate ini tidak hanya untuk Temanggung dan Wonosobo, tetapi akan menjadi model di Indonesia," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo usai meninjau lahan sistem food estate di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Kamis.
Ia menyampaikan dengan food estate ini ada sesuatu yang bisa dibuat agar petani bisa meningkatkan kehidupannya. Bisa lebih meningkat kesejahteraannya bahkan aktivitasnya bisa lebih pasti.
"Temanggung dan Wonosobo harus bisa menjadi model untuk itu. Daerah ini dipilih karena terbaik di Indonesia, jadi pertahankan itu," kata Mentan Syahrul.
Menurut Mentan, yang dituju sebenarnya tidak hanya tanaman diproduksi untuk kepentingan nasional, tetapi mungkin akan menembus ekspor.
"Kita terobos Amerika, India. Jangan kita terus terterobos, beli bawang dari luar lebih murah akhirnya kita punya bawang sendiri tidak diambil," katanya.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto menyampaikan ada sejumlah off taker atau integrator dalam food estate ini, yakni PT Semangat Bersama Enterpreneurship, PT Calbee Wings Food, CV Sido Makmur Jaya, dan CV Rejeki Terus Lancar.
Ia menyebutkan dalam sistem food estate di Temanggung dengan luasan 339 hektare yang tersebar di lima kecamatan yakni Bansari, Kledung, Ngadirejo, Parakan, dan Bulu. Tanaman hortikultura yang ditanam meliputi cabai, kentang, bawang merah, dan bawang putih.
Ia menyampaikan berdasarkan analisis potensi produksi setelah dengan sistem food estate keuntungan per hektare untuk bawang merah sekitar Rp23 juta, bawang putih Rp40 juta, cabai Rp55 juta, dan kentang konsumsi Rp187 juta.
"Dengan food estate ada peningkatan produksi dan kenaikan keuntungan karena efisiensi biaya tenaga kerja sampai 40 persen," katanya.
"Pengembangan food estate ini tidak hanya untuk Temanggung dan Wonosobo, tetapi akan menjadi model di Indonesia," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo usai meninjau lahan sistem food estate di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Kamis.
Ia menyampaikan dengan food estate ini ada sesuatu yang bisa dibuat agar petani bisa meningkatkan kehidupannya. Bisa lebih meningkat kesejahteraannya bahkan aktivitasnya bisa lebih pasti.
"Temanggung dan Wonosobo harus bisa menjadi model untuk itu. Daerah ini dipilih karena terbaik di Indonesia, jadi pertahankan itu," kata Mentan Syahrul.
Menurut Mentan, yang dituju sebenarnya tidak hanya tanaman diproduksi untuk kepentingan nasional, tetapi mungkin akan menembus ekspor.
"Kita terobos Amerika, India. Jangan kita terus terterobos, beli bawang dari luar lebih murah akhirnya kita punya bawang sendiri tidak diambil," katanya.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto menyampaikan ada sejumlah off taker atau integrator dalam food estate ini, yakni PT Semangat Bersama Enterpreneurship, PT Calbee Wings Food, CV Sido Makmur Jaya, dan CV Rejeki Terus Lancar.
Ia menyebutkan dalam sistem food estate di Temanggung dengan luasan 339 hektare yang tersebar di lima kecamatan yakni Bansari, Kledung, Ngadirejo, Parakan, dan Bulu. Tanaman hortikultura yang ditanam meliputi cabai, kentang, bawang merah, dan bawang putih.
Ia menyampaikan berdasarkan analisis potensi produksi setelah dengan sistem food estate keuntungan per hektare untuk bawang merah sekitar Rp23 juta, bawang putih Rp40 juta, cabai Rp55 juta, dan kentang konsumsi Rp187 juta.
"Dengan food estate ada peningkatan produksi dan kenaikan keuntungan karena efisiensi biaya tenaga kerja sampai 40 persen," katanya.