Semarang (ANTARA) - Guru besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Hartoko, berkolaborasi dengan guru besar Chiba University, Jepang, Prof Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, mengembangkan aplikasi teknologi pemantau dinamika pesisir dan pendeteksi laut purba
Menurut Hartoko dalam siaran pers di Semarang, Sabtu, kerja sama antara kedua perguruan tinggi ini sudah berlangsung sekitar 15 tahun.
Ia menjelaskan aplikasi ini memanfaatkan teknologi radar yang disebut CP-SAR "Circular Polarization-Synthethic Apeture Radar" (CP-SAR).
"Prof Yosaphat merupakan pakar yang mendesain dan membangun berbagai jenis radar yang dipakai di berbagai negara," katanya.
Sistem radar ini, lanjut dia, digunakan untuk observasi bumi maupun planet lain di tata surya, seperti Mars.
Selain itu, kata dia, teknologi ini juga digunakan untuk sistem pertahanan monitoring di darat, pergerakan kapal di laut atau pergerakan pesawat udara,.
"Bahkan teknologi CP-SAR ini bisa menembus bangunan, vegetasi atau pemukaan tanah sehingga dapat digunakan sebagai sistem anti teror," katanya.
Khusus pengembangan aplikasi geodinamika pesisir, menurut dia, teknologi ini bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah di oantai, sedimentasi, erosi, hingga pencemaran minyak di laut.
Aplikasi tersebut bisa digunakan sebagai dasar untuk perencanaan wilayah dan desain infrastruktur pantai.
Ia mengatakan teknologi mutakhir ini juga dikembangkan untuk mendeteksi dan merekonstruksi wilayah cekungan pantai serta laut purba, seperti yang berada di Sangiran,n Grobogan, Selat Muria, Wamena, pertemuan tiga lempeng benua di Palu, situs Sriwijaya, dan sebagainya.
Teknologi tersebut bisa menjadibdasar desain pembangunan infratruktur jalan, pelabuhan, perkotaan, dan masih banyak lagi.