Peringkat teratas Djokovic mengalahkan unggulan keempat asal Jerman tersebut dengan skor 4-6, 6-2, 6-4, 4-6, 6-2 untuk mencapai pertandingan kejuaraan, Minggu atau Senin WIB, di Stadion Arthur Ashe melawan unggulan kedua dari Rusia Medvedev.
"Saya akan memperlakukan pertandingan berikutnya seperti pertandingan terakhir dalam karir saya," kata Djokovic dikutip dari AFP.
Baca juga: Djokovic atasi petenis wildcard capai perempat final US Open
Satu kemenangan lagi akan memberi petenis Serbia berusia 34 tahun itu gelar sapu bersih Grand Slam dalam satu tahun kalender pertama sejak Rod Laver mencapainya 52 tahun lalu.
"Hanya ada satu pertandingan lagi. Pertaruhkan semuanya. Ayo kita lakukan," kata Djokovic. "Saya akan menaruh hati dan jiwa saya, tubuh saya dan kepala saya untuk itu."
Djokovic mengincar gelar US Open keempatnya dan mahkota Grand Slam secara keseluruhan yang ke-21, yang akan membuatnya berada satu tingkat di atas rekor sepanjang masa yang dia pegang bersama Rafael Nadal dan Roger Federer -- keduanya absen karena cedera.
"Inilah momen yang kami jalani," kata Djokovic. "Ini adalah peluang unik yang kami impikan ketika kami mencari motivasi."
Legenda Australia Laver (83) berada di tribun penonton untuk menyaksikan Djokovic membalas dendam atas Zverev (24) yang mengalahkannya di semifinal Olimpiade, mematahkan impian Djokovic untuk mengantongi gelar "Golden Slam" dengan medali emas Tokyo.
Baca juga: Zverev akhiri asa Golden Slam Djokovic di Olimpiade Tokyo
"Saya tahu lapangan itu akan menjadi pertarungan yang hebat," kata Djokovic. "Alexander adalah juara besar. Dia seseorang yang saya kagumi di dalam dan di luar lapangan."
Medvedev, runner-up US Open 2019, mengalahkan unggulan ke-12 asal Kanada Felix Auger-Aliassime 6-4, 7-5, 6-2 untuk mencapai final Slam ketiga dalam karirnya.
"Saya tidak berpikir saya memainkan yang terbaik hari ini, tetapi saya sangat senang berada di final,” kata Medvedev.
Djokovic adalah finalis US Open tertua setelah Andre Agassi pada usia 35 pada tahun 2005 dan bisa menjadi juara US Open tertua sejak Ken Rosewall pada usia 35 pada tahun 1970.
Baca juga: Saya percaya saya yang terbaik, kata Djokovic
Dengan mengalahkan Zverev, Djokovic menyamai rekor Federer sepanjang masa dengan 31 penampilan final Slam putra.
Final tersebut juga mengingatkan pada pertandingan final Australian Open pada Februari lalu yang dimenangi Djokovic dengan dua set langsung.
"Jika saya bisa memenangi ini, saya mungkin akan berada di buku sejarah di suatu tempat kecil, misalnya tidak membiarkan dia memenangi ini," kata Medvedev.
"Tapi saya tidak terlalu peduli tentang itu. Saya pikir ini lebih tentang dia, itu mempengaruhi dia."
"Saya hanya akan membuang segalanya dan saya pasti tidak akan memikirkan Grand Slam atau apa pun."
Baca juga: Medvedev dan Fernandez melenggang ke semifinal US Open
Djokovic telah memenangi 27 pertandingan Slam berturut-turut, tiga kali lebih sedikit dari rekor beruntun sepanjang masanya dari 2015 hingga 2016 ketika dia memenangi empat gelar major berturut-turut.
Zverev, runner-up US Open tahun lalu, mengakhiri 16 kemenangan beruntunnya.
Pada set kelima, Djokovic mematahkan servis setelah reli yang diperpanjang dengan pukulan forehand menjadi 2-0 dan Zverev melakukan pukulan forehand back-to-back untuk mencetak angka 4-0.
Djokovic kembali mematahkan servis untuk mencatatkan tanggal bersejarah pada final setelah laga tiga jam 34 menit.
Baca juga: Final US Open tampilkan duel petenis remaja Raducanu dan Fernandez