Banyumas (ANTARA) - Bupati Banyumas Achmad Husein mengharapkan tempat pembuangan akhir sampah berbasis lingkungan dan edukasi (TPA BLE) yang sedang dibangun di Desa Wlahar Wetan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dilengkapi dengan wahana wisata.
"Di sini tempatnya bagus. Kita bisa melihat panorama alam yang indah dari atas sini," katanya saat memantau perkembangan pembangunan TPA BLE di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berencana membangun gazebo atau tempat duduk yang terbuat dari bambu di luar area TPA BLE agar bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata alam di tempat itu.
Lebih lanjut mengenai pembangunan TPA BLE, Bupati mengaku optimistis jika pembangunannya selesai dapat mengatasi persoalan sampah di Kabupaten Banyumas.
"Kalau ini (TPA BLE, red.) sudah jadi, Insya Allah persoalan sampah akan selesai," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini, produksi sampah di Kabupaten Banyumas mencapai 130 truk per hari.
Dari jumlah tersebut, kata dia, sebanyak 100 truk telah dikelola sejumlah kelompok swadaya masyarakat (KSM) di hanggar-hanggar pengelolaan sampah terpadu.
"Yang 30 truk nantinya masuk ke sini," katanya.
Ia mengatakan sampah yang masuk ke TPA BLE akan dipilah antara organik dan anorganik.
Menurut dia, sampah organik akan dimafaatkan untuk budi daya maggot serta dibuat sebagai kompos dan gas organik.
"Sementara untuk sampah anorganik khususnya plastik akan didaur ulang untuk dijadikan pelet plastik, panel, meja, kursi, dan sebagainya, karena di sini akan dilengkapi dengan pabrik plastik," katanya menjelaskan.
Bupati mengatakan pengoperasian TPA BLE tersebut akan menyerap tenaga kerja baru sekitar 50 orang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas Junaidi mengatakan TPA BLE yang dibangun di atas lahan seluas 3,5 hektare itu ditargetkan dapat beroperasi sekitar bulan September atau Oktober 2021.
Menurut dia, TPA BLE dilengkapi dengan pabrik pengolahan plastik, budi daya maggot, kolam ikan untuk budi daya lele, kolam renang, dan sebagainya.
"Produk sampah organik bisa dijadikan bubur sampah untuk budi daya maggot yang nantinya digunakan sebagai pakan lele, sedangkan pabrik pengolahan plastik akan mendaur ulang limbah plastik," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan pembangunan TPA BLE tersebut dibiayai APBN dengan anggaran sebesar Rp44 miliar serta dana pendamping dari APBD sebesar Rp6,3 miliar.
Junaidi memastikan TPA BLE tidak akan menghasilkan residu karena sampah dibakar habis dengan prinsip pirolisis, yakni proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi yang berlangsung tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas.
Baca juga: Waow.... Klaten punya Kereta Gantung di Wahana Girpasang Tegalmulyo
Baca juga: Pemerintah Batang luncurkan wahana wisata Bukit Hijau Viyata