Dindikbud Cilacap mulai persiapkan pembelajaran tatap muka
Purwokerto (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mulai mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
"Kebetulan saya malah sedang keliling ke sekolah untuk sosialisasi pembelajaran tatap muka. Intinya, kelas IX SMP sedang kami 'push', Pak Kepala Sekolah, guru, betul-betul bisa 'mapping', 'tracing', agar jangan sampai ada anak sekolah yang tidak terlayani pendidikannya," kata Kepala Dindikbud Kabupaten Cilacap Budi Santosa saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Ia mengatakan berdasarkan pengamatan Dindikbud Kabupaten Cilacap, efektivitas pembelajaran untuk siswa SD/SMP semakin mengkhawatirkan.
"Makin mengkhawatirkan, mungkin di bawah 40 persen, 30 persen, angkanya itu," katanya.
Baca juga: Batang terapkan pembelajaran tatap muka mulai 8 Maret 2021
Dia mengharapkan dukungan dari guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru bimbingan konseling (BK) untuk bisa duduk bersama di bawah koordinasi kepala sekolah selaku manajer serta pengawas dalam rangka menyiapkan semua piranti untuk bisa menghadapi ujian sekolah sebagai pengganti ujian nasional dan melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Menurut dia, hal itu juga sebagai upaya untuk mengantarkan anak-anak ke pintu gerbang pendidikan selanjutnya.
"Jangan sampai ada yang tidak mendapatkan pelayanan pendidikan satu orang pun," katanya.
Terkait dengan persyaratan pembelajaran tatap muka, pihaknya sedang mendata tenaga pendidik atau guru yang akan menerima vaksinasi COVID-19.
Ia mengharapkan dengan adanya vaksinasi COVID-19 tersebut bisa menambah mantap, masyarakat semakin percaya, dan Dindikbud punya energi untuk bersama-sama melayani pembelajaran tatap muka.
"Untuk apa? Untuk memotong ketidakefektifan dari 'full' daring yang seperti sekarang ini, 'lost learning'-nya yang luar biasa kita takutkan," katanya.
Dia mengatakan berdasarkan data awal, jumlah tenaga pendidik atau guru di Kabupaten Cilacap yang akan mendapatkan vaksin COVID-19 sebanyak 12.000 orang.
Namun dalam perkembangannya, kata dia, diturunkan menjadi 7.000 orang dan informasi terbaru akan diutamakan kepada guru yang berusia di atas 50 tahun.
"Angka pastinya, kami masih menunggu kabar dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap. Mudah-mudahan tidak 50 tahun ke atas, mudah-mudahan semuanya, karena kami juga selalu koordinasi terkait dengan kuota vaksin itu sendiri," katanya.
Untuk sekolah yang disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka, dia mengatakan berdasarkan pendataan awal sebanyak 157 sekolah yang dijadikan percontohan, baik SD maupun SMP.
Menurut dia, jumlah dan satuan pendidikan yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka tersebut masih dapat berkembang dengan melihat kondisi di lapangan.
"Target pelaksanaan pembelajaran tatap muka seperti yang diharapkan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo, red.). Tetapi kami untuk mengatasi disparitas antara daring dan tatap muka, atas koordinasi dengan kepala sekolah, pengawas, dan guru disepakati untuk ada pelayanan pendidikan seperti konsultasi pendidikan, konsultasi pembelajaran yang jumlahnya bisa lima atau 10 anak diundang ke sekolah atau guru 'home visit' atau guru belajar kelompok," katanya.
Ia mengatakan kegiatan-kegiatan tersebut nantinya dievaluasi terus-menerus dan yang terpenting serta harus menjadi catatan adalah guru, anak-anak, dan keluarganya dalam kondisi sehat.
Selain itu, kata dia, kegiatan tersebut harus seizin orang tua dan telah memberitahukan ke Satgas Penanganan COVID-19 tingkat kecamatan.
"Mudah-mudahan sebelum bulan Juli, kita sudah bisa mempersiapkan semuanya termasuk vaksin, kita cek dulu kondisi sarana-prasarana di lapangan, dan kondisi angka positif COVID-19 di tiap kecamatan," katanya.
"Kebetulan saya malah sedang keliling ke sekolah untuk sosialisasi pembelajaran tatap muka. Intinya, kelas IX SMP sedang kami 'push', Pak Kepala Sekolah, guru, betul-betul bisa 'mapping', 'tracing', agar jangan sampai ada anak sekolah yang tidak terlayani pendidikannya," kata Kepala Dindikbud Kabupaten Cilacap Budi Santosa saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Ia mengatakan berdasarkan pengamatan Dindikbud Kabupaten Cilacap, efektivitas pembelajaran untuk siswa SD/SMP semakin mengkhawatirkan.
"Makin mengkhawatirkan, mungkin di bawah 40 persen, 30 persen, angkanya itu," katanya.
Baca juga: Batang terapkan pembelajaran tatap muka mulai 8 Maret 2021
Dia mengharapkan dukungan dari guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru bimbingan konseling (BK) untuk bisa duduk bersama di bawah koordinasi kepala sekolah selaku manajer serta pengawas dalam rangka menyiapkan semua piranti untuk bisa menghadapi ujian sekolah sebagai pengganti ujian nasional dan melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Menurut dia, hal itu juga sebagai upaya untuk mengantarkan anak-anak ke pintu gerbang pendidikan selanjutnya.
"Jangan sampai ada yang tidak mendapatkan pelayanan pendidikan satu orang pun," katanya.
Terkait dengan persyaratan pembelajaran tatap muka, pihaknya sedang mendata tenaga pendidik atau guru yang akan menerima vaksinasi COVID-19.
Ia mengharapkan dengan adanya vaksinasi COVID-19 tersebut bisa menambah mantap, masyarakat semakin percaya, dan Dindikbud punya energi untuk bersama-sama melayani pembelajaran tatap muka.
"Untuk apa? Untuk memotong ketidakefektifan dari 'full' daring yang seperti sekarang ini, 'lost learning'-nya yang luar biasa kita takutkan," katanya.
Dia mengatakan berdasarkan data awal, jumlah tenaga pendidik atau guru di Kabupaten Cilacap yang akan mendapatkan vaksin COVID-19 sebanyak 12.000 orang.
Namun dalam perkembangannya, kata dia, diturunkan menjadi 7.000 orang dan informasi terbaru akan diutamakan kepada guru yang berusia di atas 50 tahun.
"Angka pastinya, kami masih menunggu kabar dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap. Mudah-mudahan tidak 50 tahun ke atas, mudah-mudahan semuanya, karena kami juga selalu koordinasi terkait dengan kuota vaksin itu sendiri," katanya.
Untuk sekolah yang disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka, dia mengatakan berdasarkan pendataan awal sebanyak 157 sekolah yang dijadikan percontohan, baik SD maupun SMP.
Menurut dia, jumlah dan satuan pendidikan yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka tersebut masih dapat berkembang dengan melihat kondisi di lapangan.
"Target pelaksanaan pembelajaran tatap muka seperti yang diharapkan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo, red.). Tetapi kami untuk mengatasi disparitas antara daring dan tatap muka, atas koordinasi dengan kepala sekolah, pengawas, dan guru disepakati untuk ada pelayanan pendidikan seperti konsultasi pendidikan, konsultasi pembelajaran yang jumlahnya bisa lima atau 10 anak diundang ke sekolah atau guru 'home visit' atau guru belajar kelompok," katanya.
Ia mengatakan kegiatan-kegiatan tersebut nantinya dievaluasi terus-menerus dan yang terpenting serta harus menjadi catatan adalah guru, anak-anak, dan keluarganya dalam kondisi sehat.
Selain itu, kata dia, kegiatan tersebut harus seizin orang tua dan telah memberitahukan ke Satgas Penanganan COVID-19 tingkat kecamatan.
"Mudah-mudahan sebelum bulan Juli, kita sudah bisa mempersiapkan semuanya termasuk vaksin, kita cek dulu kondisi sarana-prasarana di lapangan, dan kondisi angka positif COVID-19 di tiap kecamatan," katanya.