Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yakin alat pendeteksi COVID-19 berbasis embusan nafas GeNose-C19 akan mendapat respon yang baik dari masyarakat, khususnya pengguna jasa transportasi.
"Saya kemarin sudah sempat nanya pada para calon penumpang kereta, memang lebih suka pakai GeNose, satu murah, dua cepat, tiga gak sakit," kata Ganjar usai mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan KRL Yogyakarta-Solo di Kabupaten Klaten, Senin.
Politikus PDI Perjuangan itu mengungkapkan pada kesempatan itu sebenarnya Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Panut Mulyono turut hadir, namun karena terbatasnya waktu maka pembahasan GeNose-C19 pun dilakukannya secara informal.
Baca juga: Ganjar pesan 100 unit GeNose buatan UGM
Baca juga: Ganjar siap carikan dana kembangkan GeNose
"GeNose-nya bagus tadi sebenarnya Pak Rektor ada, tapi karena tidak masuk ke dalam acara ini maka tadi kita ngobrol-ngobrol secara informal, Pak Menhub (mengatakan) sudah menggunakan di banyak tempat," ujarnya.
Sebagai inisiator, Ganjar juga mendorong pihak UGM untuk mempercepat produksi GeNose-C19 secara massal agar dapat segera didistribusikan dan digunakan di tempat-tempat umum lainnya.
"Hari ini kurang lebih ada beberapa kontainer yang mau dilepas, kira-kira 2.000-lah mau dilepas untuk disebarkan kepada para pemesan dan ini mudah-mudahan jadi cerita baik sehingga kalau ada banyak orang yang akan menggunakan di dalam keramaian saya kira GeNose solusi," katanya.
Sementara di Jawa Tengah sendiri, kata Ganjar, pihaknya baru mendapatkan dua alat GeNose-C19 dari total 100 pesanan. Alat deteksi COVID-19 ini dikembangkan oleh tim peneliti UGM yang diketuai Profesor Kuwat Triyana.
Dalam perkembangannya, GeNose-C19 mulai digunakan Kementerian Perhubungan di tempat transportasi publik seperti stasiun dan pelabuhan, bahkan saat ini total sudah ada 12 stasiun tersebar di Pulau Jawa yang menyediakan layanan pemeriksaan GeNose-C19 bagi calon penumpang.
Ketua Tim GeNose C-19 Profesor Kuwat Triyana menerangkan, cara kerja GeNose adalah mendeteksi senyawa organik bernama volatile organic compound (VOC) hasil proses metabolik virus COVID-19 di dalam tubuh melalui embusan nafas.
"Kalau yang memiliki COVID-19, reaksi metabolik yang dihasilkan akan berbeda dengan patogen lain. Jadi, kalau yang mengandung COVID-19, langsung bisa terdeteksi," ujarnya.
Pengujian GeNose-C19, lanjut Kuwat, sudah dilakukan berkali-kali dengan ribuan orang yang berbeda dan setelah pengujian tersebut, otak mesin tersebut telah dikunci untuk mendeteksi senyawa yang berbahaya khususnya COVID-19.
"Tingkat akurasi mesin ini bisa mencapai 97 persen, sedangkan pengujiannya hanya membutuhkan waktu maksimal tiga menit," katanya.(LHP)
Baca juga: Pemeriksaan GeNose C19 bagi calon penumpang di Stasiun Purwokerto
Baca juga: Stasiun Solobalapan mulai layani pemeriksaan GeNose C19