Purwokerto (ANTARA) - Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Yanto, Ph.D mengatakan pembuatan tanggul efektif mencegah luapan air sungai saat intensitas hujan sedang tinggi.
Selain itu, pengkajian perubahan morfologi sungai juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi banjir akibat luapan air sungai, katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Contohnya pada Sungai Klawing di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang beberapa waktu lalu meluap dan mengakibatkan banjir, perlu kajian perubahan morfologi pada Sungai Klawing. Di Sungai Klawing pada segmen di sekitar Kota Purbalingga banyak terdapat endapan pasir.
"Endapan pasir yang terlalu banyak dapat menyebabkan pendangkalan sungai dan mengurangi kapasitas pengaliran sungai," katanya.
Karenanya, menurut dia, perlu pengkajian lebih lanjut untuk pengerukan sungai yang lebih intensif, memanfaatkan material pasir untuk bahan bangunan dan mengembalikan morfologi sungai.
"Dengan demikian luas tampung aliran lebih besar dan kapasitas aliran meningkat. Sementara itu, material pasir hasil pengerukan nantinya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tanggul sungai," katanya.
Selain itu dia juga mengatakan, upaya lain yang juga harus dilakukan sebagai langkah awal pencegahan banjir adalah membuat peta rawan bencana hingga skala desa.
Untuk peta rawan banjir, menurut dia, bisa dilakukan dengan mendasarkan pada simulasi kejadian hujan ekstrem yang terjadi pada suatu wilayah hingga nantinya dapat dipergunakan sebagai materi dalam pengembangan sistem informasi bencana banjir.
Kendati sederhana, namun sistem informasi sangat bermanfaat secara luas terutama sebagai media untuk mengumumkan kemungkinan terjadinya banjir di daerah-daerah rawan kepada masyarakat yang ada di sekitar.
Dia menambahkan bahwa pemerintah daerah bisa saja bekerja sama dengan para peneliti dari universitas-universitas di wilayah sekitar untuk menggali masukan yang lebih banyak terkait solusi yang tepat dalam penanganan banjir.
Seperti diwartakan sebelumnya, menurut informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, hujan deras yang turun sejak Rabu (2/12) telah mengakibatkan Sungai Gringsing dan Sungai Klawing yang alirannya mengarah ke Sungai Serayu meluap. Akibatnya ribuan rumah di delapan desa dari dua kecamatan yang ada di Purbalingga terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 20 hingga 100 sentimeter.
Delapan desa tersebut antara lain Desa Gambarsari, Desa Jetis, Desa Toyareka, Desa Muntang, Desa Kalialang, Desa Sumilir dan Desa Karangtengah Kecamatan Kemangkon. Selain itu Desa Toyareja, Kecamatan Purbalingga.
Berita Terkait
Pemda alokasikan Rp3,8 miliar bangun drainase dan trotoar Jalan Sunan Kudus
Selasa, 23 April 2024 14:49 Wib
BPJS Ketenagakerjaan peduli korban banjir di Demak
Selasa, 23 April 2024 10:10 Wib
Cerita Luffi, Srikandi PLN yang terjun tangani banjir di Kudus
Senin, 22 April 2024 13:46 Wib
Dua rumah warga di Temanggung rusak diterjang banjir
Senin, 22 April 2024 13:02 Wib
Pemkot Semarang akan membuat rencana program drainase atasi banjir
Minggu, 21 April 2024 6:11 Wib
H-1 Lebaran, berikut prakiraan cuaca di Jawa Tengah dan Semarang
Selasa, 9 April 2024 7:13 Wib
Sekar Bank Jateng salurkan bantuan ke warga terdampak banjir di Pati, Kudus, dan Demak
Senin, 8 April 2024 15:52 Wib
Banjir di Jalan Kaligawe Semarang sudah mulai surut
Sabtu, 6 April 2024 17:01 Wib