Ratusan warga Boyolali tinggal di pengungsian Merapi
Boyolali (ANTARA) - Rausan warga tiga desa lereng Gunung Merapi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dievakuasi ke tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) sejak dinaikkannya status Merapi dari waspada ke siaga.
Menurut Sekretaris Desa Tlogolele Neigen Achtah Nur Edy Saputra di Boyolali, Senin, jumlah warga di dukuh yang dievakuasi ke TPPS di Balai Desa Tlogolele Kecamatan Selo Boyolali terus bertambah, kini menjadi 277 jiwa baik anak, balita, lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan disabilitas.
Menurut Edy Saputra, pengungsi bertambah karena tingkat kenyamanan orang berbeda-beda, awalnya evakuasi ada 133 orang yang merasa tidak nyaman terkait ancaman erupsi Merapi. Namun, warga yang mengungsi setelah ada sosialisasi kini bertambah menjadi 277 orang.
Sebanyak 277 jiwa yang rentan tersebut terdiri dari anak-anak 47 anak, balita 63, lansia 31 orang, ibu hamil lima orang, ibu menyesuai 63 orang, disabilitas tiga orang, dewasa 65 orang yang tidak nyaman di rumah minta dievakuasi.
"Ada empat dukuh di Desa Tlogolele yang dievakuasi yang masuk rentan yakni Stabelan atau masuk radius 3 Kilometer dari puncak, Takeran (3,5 km hingga 4 km), Belang dan Gumuksari (radius 5 km)," kata Nur Edy Saputra.
Menyinggung soal persediaan logistik untuk warga pengungsi di Desa Tlogolele, kata dia, masih mencukupi untuk empat hingga lima hari ke depan. Namun, untuk bahan kekurangan di TPPS antara lain matras atau kasur, bantal, selimut, kebutuhan wanita seperti sabun, dan kebutuhan bayi seperti susu, makanan bayi, serta pempres.
Selain Desa Tlogolele yang masih kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Merapi di Kabupaten Boyolali yang diinstruksikan untuk mengungsi yakni Klakah dan Jrakah. Namun, Pemdes Jrakah yang telah menyiapkan TPPS untuk warganya di balai desa hingga kini belum ada yang mau dievakuasi.
Kepala Desa Klakah Marwoto mengatakan jumlah warga yang pengungsi di TPPS Balai Desa Klakah yakni dari Dukuh Sumber yang terletak di radius 3 km dari puncak Merapi dan Bakalan radius sekitar 3,5 km hingga 4 km.
"Kami mendata sejak Merapi statusnya naik dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), per tanggal 5 November 2020 hingga sekarang jumlah pengungsi di Desa Klakah ada 176 orang," kata Marwoto.
Menurut Sekretaris Desa Tlogolele Neigen Achtah Nur Edy Saputra di Boyolali, Senin, jumlah warga di dukuh yang dievakuasi ke TPPS di Balai Desa Tlogolele Kecamatan Selo Boyolali terus bertambah, kini menjadi 277 jiwa baik anak, balita, lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan disabilitas.
Menurut Edy Saputra, pengungsi bertambah karena tingkat kenyamanan orang berbeda-beda, awalnya evakuasi ada 133 orang yang merasa tidak nyaman terkait ancaman erupsi Merapi. Namun, warga yang mengungsi setelah ada sosialisasi kini bertambah menjadi 277 orang.
Sebanyak 277 jiwa yang rentan tersebut terdiri dari anak-anak 47 anak, balita 63, lansia 31 orang, ibu hamil lima orang, ibu menyesuai 63 orang, disabilitas tiga orang, dewasa 65 orang yang tidak nyaman di rumah minta dievakuasi.
"Ada empat dukuh di Desa Tlogolele yang dievakuasi yang masuk rentan yakni Stabelan atau masuk radius 3 Kilometer dari puncak, Takeran (3,5 km hingga 4 km), Belang dan Gumuksari (radius 5 km)," kata Nur Edy Saputra.
Menyinggung soal persediaan logistik untuk warga pengungsi di Desa Tlogolele, kata dia, masih mencukupi untuk empat hingga lima hari ke depan. Namun, untuk bahan kekurangan di TPPS antara lain matras atau kasur, bantal, selimut, kebutuhan wanita seperti sabun, dan kebutuhan bayi seperti susu, makanan bayi, serta pempres.
Selain Desa Tlogolele yang masih kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Merapi di Kabupaten Boyolali yang diinstruksikan untuk mengungsi yakni Klakah dan Jrakah. Namun, Pemdes Jrakah yang telah menyiapkan TPPS untuk warganya di balai desa hingga kini belum ada yang mau dievakuasi.
Kepala Desa Klakah Marwoto mengatakan jumlah warga yang pengungsi di TPPS Balai Desa Klakah yakni dari Dukuh Sumber yang terletak di radius 3 km dari puncak Merapi dan Bakalan radius sekitar 3,5 km hingga 4 km.
"Kami mendata sejak Merapi statusnya naik dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), per tanggal 5 November 2020 hingga sekarang jumlah pengungsi di Desa Klakah ada 176 orang," kata Marwoto.