Maestro karawitan Prof. Dr. Rahayu Supanggah meninggal dunia
Karanganyar (ANTARA) - Maestro seni karawitan dan gamelan Prof. Dr. Rahayu Supanggah, S.Kar. meninggal dunia di Rumah Sakit Brayat Minulto Surakarta, Jawa Tengah, Selasa.
Rahayu Supanggah yang lahir dari keluarga seniman dalang di Kabupaten Boyolali pada tanggal 29 Agustus 1949, meninggal dunia pada usia 71 tahun di RS Brayat Minulyo Surakarta, Selasa sekitar pukul 02.45 WIB.
Jenazah seniman besar yang mempunyai dedikasi dan produktif dalam dunia kesenian Indonesia tersebut telah dibawa pulang ke rumah duka di Kampung Benowo RT 06 RW 08 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
Menurut Gandang Warah, putra kedua almarhum, jenazah almarhum rencananya dimakamkan di Astana Loyo Benowo Jaten Karanganyar, sekitar pukul 14.00 WIB.
"Bapak meninggal di RS Brayat Minulyo Solo, Selasa, sekitar pukul 02.45 WIB," kata Gandang.
Gandang mengatakan sosok Rahayu Supanggah bagi keluarga sebagai seorang maestro, guru, pembimbing, dan seni kehidupan semuanya.
"Cara pola berpikir, organisasi, dan bagaimana hubungan dengan manusia, kami banyak belajar dari almarhum Bapak," kata Gandang.
Menurut Gandang, almarhum semasa hidupnya juga berkomitmen dan bersemangat dalam mengembangkan kesenian tradisional di Indonesia agar lebih maju dan dikenal serta lebih dihargai secara nasional hingga internasional.
"Beliau patut diteladani oleh saudara, anak. Bagaimana (almarhum) mencintai kesenian, bagaimana mengembangkan dan berorganisasi, itu yang saya kagumi dari Bapak," kata Gandang Warah
Almarhum Rahayu Supanggah meninggalkan seorang istri Sundari Supanggah dan memiliki tiga putra Bonton Reu Eus (Almarhum), Gandang Warah Wimoso, dan Wirid Nugroho Pamungkas.
Almarhum semasa hidupnya yang mengangkat seni gamelan ke forum dunia. Tekadnya mantap ketika diikutkan dalam misi kesenian kepresidenan ke China, Korea, dan Jepang (1965). Sejak itu, mulai melakukan pembaruan pemanggungan gamelan dan menciptakan musik (kontemporer) baru berakar dari seni tradisional.
Rahayu Supanggah merupakan guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, dan pernah menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta pada 1997 - 2001, Direktur Pascasarjana 2002 - 2006., dan dosen terbang pascasarjana sejak 01 September 2019 - 31 Oktober 2020.
Rahayu Supanggah yang lahir dari keluarga seniman dalang di Kabupaten Boyolali pada tanggal 29 Agustus 1949, meninggal dunia pada usia 71 tahun di RS Brayat Minulyo Surakarta, Selasa sekitar pukul 02.45 WIB.
Jenazah seniman besar yang mempunyai dedikasi dan produktif dalam dunia kesenian Indonesia tersebut telah dibawa pulang ke rumah duka di Kampung Benowo RT 06 RW 08 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
Menurut Gandang Warah, putra kedua almarhum, jenazah almarhum rencananya dimakamkan di Astana Loyo Benowo Jaten Karanganyar, sekitar pukul 14.00 WIB.
"Bapak meninggal di RS Brayat Minulyo Solo, Selasa, sekitar pukul 02.45 WIB," kata Gandang.
Gandang mengatakan sosok Rahayu Supanggah bagi keluarga sebagai seorang maestro, guru, pembimbing, dan seni kehidupan semuanya.
"Cara pola berpikir, organisasi, dan bagaimana hubungan dengan manusia, kami banyak belajar dari almarhum Bapak," kata Gandang.
Menurut Gandang, almarhum semasa hidupnya juga berkomitmen dan bersemangat dalam mengembangkan kesenian tradisional di Indonesia agar lebih maju dan dikenal serta lebih dihargai secara nasional hingga internasional.
"Beliau patut diteladani oleh saudara, anak. Bagaimana (almarhum) mencintai kesenian, bagaimana mengembangkan dan berorganisasi, itu yang saya kagumi dari Bapak," kata Gandang Warah
Almarhum Rahayu Supanggah meninggalkan seorang istri Sundari Supanggah dan memiliki tiga putra Bonton Reu Eus (Almarhum), Gandang Warah Wimoso, dan Wirid Nugroho Pamungkas.
Almarhum semasa hidupnya yang mengangkat seni gamelan ke forum dunia. Tekadnya mantap ketika diikutkan dalam misi kesenian kepresidenan ke China, Korea, dan Jepang (1965). Sejak itu, mulai melakukan pembaruan pemanggungan gamelan dan menciptakan musik (kontemporer) baru berakar dari seni tradisional.
Rahayu Supanggah merupakan guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, dan pernah menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta pada 1997 - 2001, Direktur Pascasarjana 2002 - 2006., dan dosen terbang pascasarjana sejak 01 September 2019 - 31 Oktober 2020.