Solo (ANTARA) - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) berharap pemerintah bisa memfasilitasi restrukturisasi mesin industri untuk mendongkrak produksi tekstil dan produk tekstil dalam negeri khususnya untuk kebutuhan ekspor.
"Sampai saat ini tekstil dan produk tekstil masih menjadi penyumbang devisa terbesar. Ke depan Surakarta dalam hal ini Soloraya akan memainkan peranan yang lebih besar lagi," kata pengurus API Jawa Tengah Lilik Setiawan di Solo, Senin.
Meski demikian, sebagai negara produsen, dikatakannya, Indonesia perlu mewaspadai keberadaan Negara berkembang lainnya yang juga masuk ke sektor ini, salah satunya Thailand. Ia mengatakan saat ini kontribusi Thailand terhadap pasar ekspor tekstil dan produk tekstil jauh di atas Indonesia.
Padahal, Indonesia lebih dulu dibandingkan Thailand dalam menjadi Negara produsen TPT. Ia mengatakan jika dibandingkan, untuk nilai ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia masih di kisaran 12,9 miliar dolar AS.
"Sedangkan Thailand di angka 24 miliar dolar AS. Dengan capaian ini Thailand mampu mencakup sebesar 6 persen kebutuhan TPT di pasar global. Kalau Indonesia masih di kisaran 1,8 persen," katanya.
Ia mengatakan jika tidak segera melakukan pembenahan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas penunjang maka Indonesia akan tertinggal jauh dari pesaing. Menurut dia, untuk fasilitas penunjang ini peremajaan mesin harus menjadi salah satu prioritas.
Pihaknya berharap pemerintah dapat kembali meluncurkan program restrukturisasi mesin industri karena ini dibutuhkan oleh pengusaha. Menurut dia, pada restrukturisasi tersebut bukan berarti pengusaha tidak memperoleh mesin secara gratis, namun cukup dibebaskan biaya pajaknya.
"Industri ini harus berkembang, harus ada 'support' (dukungan). Upaya pemerintah sejauh ini sudah cukup baik, salah satunya mendirikan Pendidikan Tinggi Vokasi di bidang Teknologi Tekstil dan Garmen yang berada di bawah Kementerian Perindustrian bernama AK-Tekstil Solo," katanya.
Ia mengatakan didirikannya perguruan tinggi tersebut untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli tekstil dan garmen yang kompeten bagi dunia industri yang membutuhkan.
Berita Terkait
KAI Purwokerto siagakan 293 petugas pengamanan selama angkutan Natal
Senin, 16 Desember 2024 15:39 Wib
Enam gunung api RI berstatus siaga dan awas, satu ada di Jateng
Sabtu, 9 November 2024 22:20 Wib
Legislator: Potensi angkutan barang lewat KA masih sangat besar
Kamis, 17 Oktober 2024 8:21 Wib
Legislator dorong pengembangan KRL Semarang menuju Solo-Yogyakarta
Rabu, 16 Oktober 2024 20:58 Wib
KAI beri penghargaan kepada dua warga Blora penyelamat perjalanan KA
Jumat, 11 Oktober 2024 17:28 Wib
Dinhub Cilacap tambah petugas penjaga pelintasan sebidang
Jumat, 4 Oktober 2024 16:52 Wib
KAI ingatkan masyarakat waspada di perlintasan sebidang
Rabu, 2 Oktober 2024 9:06 Wib
KAI Purwokerto hadirkan "water station" di sejumlah stasiun
Senin, 30 September 2024 16:55 Wib