London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan tak dapat dipungkiri bahwa negara tersebut akan menghadapi gelombang kedua virus corona dan meski dirinya tidak menginginkan penguncian nasional kedua namun pemerintah mungkin perlu menerapkan pembatasan lanjutan.
Inggris dikabarkan sedang mempertimbangkan apakah pihaknya akan memberlakukan penguncian lanjutan di seluruh negeri, setelah kasus baru COVID-19 hampir dua kali lipat menjadi 6.000 per hari, pasien baru di rumah sakit meningkat dan tingkat infeksi melonjak di seluruh wilayah Inggris utara dan London.
"Kini kami melihat gelombang kedua datang...Saya khawatir, tak dapat dihindari, bahwa kami akan melihatnya di negeri ini," ucap Boris.
Baca juga: Trump berharap April semua warga Amerika dapat vaksin COVID-19
Kenaikan tajam dalam jumlah kasus di Inggris menandakan bahwa pemerintah perlu mengevaluasi semuanya dan ia tidak mengesampingkan penerapan pembatasan lanjutan.
"Saya sama sekali tidak menginginkan penguncian nasional lagi," katanya, namun menambahkan: "Ketika anda melihat apa yang sedang terjadi maka anda harus mempertimbangkan apakah kita perlu melangkah lebih jauh."
Sumber: Reuters
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Indonesia bertambah 4.088 kini jadi 170.774 orang
Berita Terkait
Aksara: Agustin-Iswar unggul pascadebat perdana di Pilkada Semarang
Senin, 11 November 2024 20:07 Wib
KPU Blora fasilitasi debat perdana paslon di pemilihan serentak
Senin, 4 November 2024 18:49 Wib
Dua calon Gubernur Jateng sepakat kemiskinan jadi PR ke depan
Rabu, 30 Oktober 2024 21:00 Wib
Debat perdana Pilgub Jateng dimulai
Rabu, 30 Oktober 2024 20:46 Wib
Forkopimda Banyumas tanam perdana jagung di Samudra Kulon
Jumat, 25 Oktober 2024 15:48 Wib
Persipa Pati menang perdana saat jamu PSIM Yogyakarta
Jumat, 27 September 2024 6:24 Wib
Menhub: Kereta ART mengaspal perdana di Sumbu Kebangsaan 5 Agustus
Senin, 29 Juli 2024 12:46 Wib
Presiden rapat perdana di IKN
Senin, 29 Juli 2024 7:54 Wib