London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan tak dapat dipungkiri bahwa negara tersebut akan menghadapi gelombang kedua virus corona dan meski dirinya tidak menginginkan penguncian nasional kedua namun pemerintah mungkin perlu menerapkan pembatasan lanjutan.
Inggris dikabarkan sedang mempertimbangkan apakah pihaknya akan memberlakukan penguncian lanjutan di seluruh negeri, setelah kasus baru COVID-19 hampir dua kali lipat menjadi 6.000 per hari, pasien baru di rumah sakit meningkat dan tingkat infeksi melonjak di seluruh wilayah Inggris utara dan London.
"Kini kami melihat gelombang kedua datang...Saya khawatir, tak dapat dihindari, bahwa kami akan melihatnya di negeri ini," ucap Boris.
Baca juga: Trump berharap April semua warga Amerika dapat vaksin COVID-19
Kenaikan tajam dalam jumlah kasus di Inggris menandakan bahwa pemerintah perlu mengevaluasi semuanya dan ia tidak mengesampingkan penerapan pembatasan lanjutan.
"Saya sama sekali tidak menginginkan penguncian nasional lagi," katanya, namun menambahkan: "Ketika anda melihat apa yang sedang terjadi maka anda harus mempertimbangkan apakah kita perlu melangkah lebih jauh."
Sumber: Reuters
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Indonesia bertambah 4.088 kini jadi 170.774 orang
Berita Terkait
Sidang kabinet paripurna perdana, ini yang dibawa AHY
Senin, 26 Februari 2024 10:26 Wib
PN Jaksel jadwalkan sidang perdana praperadilan Harun Masiku
Senin, 29 Januari 2024 9:18 Wib
Ekspor perdana 20 ton udang beku Jateng ke Australia
Kamis, 25 Januari 2024 21:54 Wib
Indonesia tolak pernyataan PM Israel yang menentang negara Palestina
Rabu, 24 Januari 2024 8:33 Wib
Pengelola Candi Borobudur sambut wisatawan perdana tahun 2024
Senin, 1 Januari 2024 12:57 Wib
Timnas U-17 Spanyol latihan perdana di Lapangan Blulukan Karanganyar
Selasa, 7 November 2023 14:40 Wib
Uzbekistan siap ukir kemenangan di laga perdana kontra Mali
Selasa, 7 November 2023 5:16 Wib
Pertamina SMEXPO hadir perdana di Semarang dengan gandeng 30 UMKM
Jumat, 3 November 2023 16:57 Wib